cuplikan Demon Slayer Season 3 Episode 5 (dok. Koyoharu Gotoge, SHUEISHA, Aniplex, ufotable/Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba)
Demon Slayer memiliki pacing terbaik di antara anime, khususnya anime modern dan sebagian besar karena alasan yang serupa dengan sesama anime shounen seperti Jujutsu Kaisen. Serial anime Demon Slayer menyaring elemen-elemen yang disukai penggemar dari serial seperti Bleach dan Naruto dan fokus sepenuhnya pada hal tersebut, menghilangkan filler yang membuang waktu, reaction shot yang berlebihan, serta flashback dan dialog ringan yang hanya bertujuan untuk memperpanjang durasi. Anime ini sangat mahir dalam menyajikan cerita secara ringkas, padat, dan efisien.
Ceritanya dimulai dengan sumpah Tanjiro Kamado untuk melindungi adiknya yang telah berubah menjadi iblis, Nezuko, dan mengembalikan kemanusiaannya, yang membawanya menjadi seorang pembasmi iblis dengan pedang berwarna hitam. Dengan pacing yang cepat dan tajam, Demon Slayer menantang keluarga Kamado untuk bertemu dengan sekutu baru dan menghadapi berbagai ancaman iblis tanpa bertele-tele atau menyimpang dari alur cerita utama. Bahkan pertempuran yang intens dan sengit seperti pertarungan melawan Daki dan Gyutaro disajikan dengan pacing yang tepat, tanpa membuang waktu sedikit pun saat para pahlawan berjuang untuk menyelamatkan situasi.
Dari aksi yang eksplosif hingga drama yang menyentuh, pacing yang tepat adalah kunci keberhasilan sebuah anime dalam memikat penonton. Ke-10 anime yang telah dibahas di atas membuktikan bahwa pengaturan tempo penceritaan yang baik dapat meningkatkan kualitas pengalaman menonton secara signifikan. Dengan alur cerita yang mengalir lancar, tanpa adegan yang berlarut-larut atau terburu-buru, penonton dapat lebih menikmati setiap momen dan terhanyut dalam dunia yang disajikan.