cuplikan Shikamaru di episode 82 (dok. Pierrot/Naruto Shippuden)
Meskipun dipenuhi pertarungan besar dan rivalitas sengit, jumlah kematian karakter utama di Naruto Shippuden terbilang sedikit.
Namun, ketika kematian itu terjadi, dampak emosionalnya luar biasa besar dan membekas pada para karakter lain. Menariknya, ada satu episode yang umumnya dianggap filler (tambahan di luar cerita manga) justru tidak hanya menjadi salah satu episode terbaik dalam franchise Naruto, tetapi juga berfungsi sebagai film pendek brilian yang mengusung tema kesedihan.
Episode 82 berfokus pada Shikamaru yang berduka atas kematian gurunya, dan arahan serta animasinya berhasil membuat penonton ikut merasakan kesedihan tersebut.
Dalam chapter 330 manga Naruto, Masashi Kishimoto memang menggambarkan momen kesedihan murid terdekat Asuma, Nara Shikamaru, yang memberitahukan kematian sang guru kepada Kurenai, istri Asuma yang sedang hamil, serta upacara pemakaman Jonin kesayangan Konohagakure tersebut.
Akan tetapi, tim produksi di balik episode 82 Naruto Shippuden menambahkan banyak adegan dan materi emosional yang tidak ada di manga. Meskipun episode filler seringkali dipandang sebelah mata, episode ini membuktikan bahwa materi non-canon bisa tetap menghibur dan bahkan melampaui materi sumbernya di tangan yang tepat.
Bergulat dengan kehilangan guru sekaligus teman terdekatnya, Shikamaru justru tidak menghadiri pemakaman Asuma. Alih-alih, ia berjalan berkelana di jalanan Desa Konohagakure yang ramai. Di sana, ia bertemu anak-anak yang sedang bermain dan seorang penjual toko yang baik hati namun tidak menyadari kematian shinobi yang dicintai tersebut. Setelah mengetahui kebenarannya, Shikamaru pun hancur.
Meskipun tidak ada pertarungan dalam episode ini, emosi yang kuat meledak setelah ayah Shikamaru mengajaknya bermain Shogi (permainan strategi papan). Ketegangan terus meningkat hingga Shikamaru yang biasanya tenang dan terkontrol, meledak dan membalikkan papan permainan. "
Luapkanlah" satu-satunya kata yang dibutuhkan oleh Shikamaru yang dilanda emosi tersebut. Ini menjadi contoh terbaik animasi karakter dalam franchise ini, di mana karakter yang biasanya tenang dan tenang akhirnya hancur. Ayahnya menutup pintu, meninggalkan Shikamaru untuk melepaskan emosinya yang terpendam, "Aku akan membereskan bidakmu," ucapnya sambil pergi untuk memberi waktu sendirian kepada putranya. Dan episode tersebut pun berakhir.
Episode ini disutradarai oleh salah satu talenta terbaik serial ini, Toshiyuki Tsuru, yang karyanya ditampilkan dalam beberapa episode terbaik Naruto Shippuden. Keahlian mereka dikombinasikan dengan animator Hiroto Tanaka untuk menciptakan beberapa adegan memilukan yang mencapai kualitas setara film anime., Menjadikan episode 82 sebagai episode yang luar biasa emosional dan menonjol dari sebagian besar episode lainnya.