10 Film Studio Ghibli Underrated yang Layak untuk Kamu Tonton!

The Cat Returns merupakan salah satu film Studio Ghibli yang menghadirkan kisah sederhana namun kaya emosi dan tema yang relevan bagi penonton. Film ini secara mengejutkan bergenre isekai. Seorang gadis berusia 17 tahun tak sengaja menerima lamaran pangeran kucing dari dunia magis. Haru, sang gadis, kemudian dibawa ke negeri tersebut dan harus menemukan cara untuk kembali ke dunianya sebelum dirinya berubah menjadi kucing sungguhan.

The Cat Returns dikemas dalam format komedi ringan. Namun, film ini berhasil menggambarkan dengan apik unsur-unsur cerita coming of age yang dapat diterima oleh penonton. Meskipun film Ghibli terkenal karena eksplorasi mereka terhadap kompleksitas manusia dan fase-fase pertumbuhan, The Cat Returns mengambil pendekatan yang lebih simpel. Film ini berbicara tentang penemuan jati diri dan penerimaan terhadap diri sendiri tanpa terkesan terlalu menggurui atau bernuansa suram.

Studio Ghibli dikenal dengan film-film fantasi epik yang dipenuhi elemen favorit para penggemar. Tales From Earthsea karya Goro Miyazaki menyuguhkan kisah berbeda. Film ini berlatar dunia fiksi di mana keseimbangan alam terganggu dan penyakit mewabah. Di tengah kekacauan tersebut, Pangeran Arren melarikan diri dari kastil dan bertemu dengan seorang penyihir serta gadis misterius dalam pelariannya.

Tales From Earthsea merupakan perpaduan apik antara seni dan kreativitas. Film ini menuturkan kisah heroik para karakter yang sarat dengan kompleksitas. Jika kamu menyukai film fantasi seru dengan bumbu aksi dan sedikit romansa, maka film ini wajib ditonton. Tales From Earthsea barangkali tak sebesar atau semegah film Ghibli lainnya, namun kualitas animasi dan penceritaan yang memikat tetap menjadikannya sebagai karya yang patut diapresiasi.

The Secret World of Arrietty barangkali tidak dapat dikategorikan sebagai film romansa Studio Ghibli pada umumnya. Namun, film ini justru menampilkan emosi dengan cara yang tak terduga dan unik. Kisahnya berfokus pada petualangan keluarga mungil yang disebut "Peminjam". Tinggi mereka hanya sekitar empat inci dan mereka harus "meminjam" barang-barang dari rumah tempat mereka tinggal untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup. Arrietty, putri dari keluarga Peminjam, adalah gadis yang pemberani dan periang. Suatu hari, ia tak sengaja ketahuan oleh seorang anak laki-laki bernama Sho.

Meskipun sang ayah melarangnya untuk berinteraksi dengan manusia, Arrietty tak kuasa menahan keinginan untuk berteman dengan Sho. Film ini mengangkat tema-tema seperti persahabatan, kasih sayang, dan perpisahan, namun dikemas dengan cara yang sangat halus. Hubungan Arrietty dan Sho tidak dibuat berlebihan, dan begitu pula dengan pengembangan karakter pendukungnya. Di samping jalan ceritanya yang memikat, The Secret World of Arrietty wajib ditonton karena kualitas animasinya yang luar biasa dan memesona.

Castle in the Sky salah satu karya awal Hayao Miyazaki, merupakan film fantasi sederhana namun memikat. Miyazaki dengan cerdas memanfaatkan keagungan legenda yang diangkat dalam film ini, dipadukan dengan pengembangan karakter yang memukau. Hasilnya, film ini berdampak pada penonton dari segala usia, terlepas dari usia para karakternya.

Meskipun para protagonis tampak seperti anak-anak, eksekusi ceritanya dan skala petualangan mereka begitu besar sehingga penonton tidak terpaku pada usia karakter. Castle in the Sky bercerita tentang Pazu, yang takdirnya mempertemukannya dengan seorang gadis bernama Sheeta. Sheeta jatuh dari langit dan langsung ke pelukan Pazu, dan dengan cepat menjadi sosok penting baginya.

Pazu rela mempertaruhkan nyawa untuk melindunginya, dan semangat serta kepedulian Pazu terhadap Sheeta adalah salah satu elemen terindah dalam film ini. Castle in the Sky bisa dikatakan kurang mendapat apresiasi yang semestinya. Eksekusi apik Miyazaki terhadap berbagai elemen khas Studio Ghibli dalam film ini patut dibicarakan lebih lanjut. Film ini merupakan permata tersembunyi yang wajib ditonton oleh para penggemar Studio Ghibli.

The Wind Rises salah satu karya Hayao Miyazaki yang kurang mendapat perhatian, seringkali terabaikan. Padahal, film ini layak mendapatkan banyak pujian dan apresiasi. Film ini memiliki pendekatan yang mendalam terhadap tokoh-tokoh penting dalam dunia penerbangan, dipadukan dengan setting era sejarah yang memesona.

Miyazaki menyuguhkan kisah nyata Jiro Horikoshi, insinyur penerbangan ternama perancang pesawat tempur A6M Zero yang digunakan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Sang maestro animasi ini menuangkan sentuhan personalnya ke dalam cerita, menjadikan The Wind Rises lebih dari sekadar film berlatar sejarah biasa. The Wind Rises mengambil pendekatan yang menggugah pikiran terhadap kehidupan Jiro dan kebahagiaan singkat yang dirasakannya.

Film ini merupakan realisasi pahit dan eksplorasi tentang kelangsungan hidup, mimpi, perang, serta konsekuensi dari mengejar ambisi. Ada semacam keputusasaan dalam narasi film yang selaras dengan karakter Jiro. Ia tak bisa berhenti bermimpi namun di sisi lain tak bisa mengubah dampak mimpinya terhadap masa depan.

When Marnie Was There merupakan film Studio Ghibli yang memukau secara visual dan emosional, tetapi jarang dibicarakan. Film brilian ini membuat penonton takjub karena berhasil membaurkan dunia nyata dengan dunia magis. Batas antara realitas dan imajinasi yang dihadirkan begitu halus dan memukau.

Kisahnya berfokus pada Anna, seorang gadis muda yang menderita kecemasan sosial. Ia pun dikirim untuk tinggal bersama kerabatnya. Di sana, Anna bertemu dengan Marnie yang ceria. Marnie berperan besar dalam membantu Anna mengatasi rasa minder dan ketidakpercayaan dirinya.

Marnie mengajarkan Anna tentang kebaikan dan keindahan dunia. When Marnie Was There pasti akan membuat penonton terkesima dengan klimaksnya dan terungkapnya rahasia di balik hubungan Marnie dan Anna. Film ini adalah kisah penemuan jati diri yang memikat, sekaligus menyentuh dan membuka wawasan.

Only Yesterday mungkin saja terlewatkan oleh para penonton karena film ini menyuguhkan kisah yang unik dibandingkan film Studio Ghibli pada umumnya. Film ini menawarkan suasana dan cerita yang sama sekali berbeda dari tipikal film Studio Ghibli. Only Yesterday bercerita tentang seorang pegawai kantoran berusia 27 tahun yang pergi ke kampung halamannya untuk melepas penat. Namun, ia justru terbawa ke dalam perjalanan nostalgia ke masa lalunya, terutama masa kecilnya.

Film ini akan membuat penonton larut dalam perasaan nostalgia dan pengalaman yang mudah dihubungkan dengan keseharian. Hal ini tak lepas dari penggambaran karakter yang dicintai. Only Yesterday merupakan perjalanan yang indah dan penuh kontemplasi tentang refleksi diri dan penelusuran kembali jejak-jejak kehidupan yang membawa seseorang ke titik tertentu dalam hidupnya. Film ini sarat dengan pengalaman yang relevan tentang realita lika-liku masa dewasa, termasuk kecemasan meraih kesuksesan di dunia yang penuh persaingan.

From Up On Poppy Hill menghadirkan jalinan tema yang kaya, meliputi persahabatan, romansa, trauma pascaperang, dan ketangguhan dalam menghadapi kehilangan. Film ini bercerita tentang Umi dan Shun, dua remaja yang sama-sama terluka oleh pengalaman perang. Mereka menemukan kebersamaan melalui semangat hidup yang mereka miliki. Kisah mereka diawali dengan upaya bersama menyelamatkan gedung klub sekolah. Namun, seiring berjalannya cerita, mereka menyadari memiliki ikatan yang lebih dalam.

From Up On Poppy Hill merupakan suguhan visual yang memukau, bercerita tentang semangat muda yang mekar di bawah pengaruh budaya Jepang serta sentimen yang dirasakan masyarakat pascaperang. Penonton akan terhanyut dalam kelembutan dan ketulusan ceritanya. Film ini mengajak penonton untuk memahami lika-liku cinta muda, pentingnya penemuan jati diri, serta pentingnya belajar dari masa lalu untuk melangkah menuju masa depan.

Nausicaa of the Valley of the Wind termasuk karya awal Hayao Miyazaki, menghadirkan tema khas Studio Ghibli: peperangan dan dampaknya yang menghancurkan peradaban. Film ini berlatar di dunia pasca-apokaliptik. Peradaban manusia nyaris punah akibat ciptaan mereka sendiri, yaitu tanaman beracun raksasa yang telah menutupi daratan.

Di tengah kekacauan tersebut, Nausicaa, seorang putri pemberani dari sebuah lembah, berjuang untuk menjaga perdamaian dan melindungi sisa-sisa alam. Di balik kesederhanaan ceritanya, Nausicaa of the Valley of the Wind memikat penonton dengan kehadiran sosok protagonis perempuan yang kuat dan perjalanan pengembangan karakternya yang luar biasa. Film ini tak hanya sukses menggambarkan kengerian perang, tetapi juga secara cerdas menyorot elemen yang paling rentan menjadi korban peperangan: lingkungan.

Genre cerita coming of age seringkali terjebak dalam dramatisasi berlebihan. Akibatnya, alur cerita tak bisa terhubung dengan penonton, meskipun sebenarnya bagus. Whisper of the Heart, beruntungnya, menjadi pengecualian. Film ini akan membawa penonton pada perjalanan nostalgia yang menyenangkan, membangkitkan kembali semangat muda ketika kita sedang mencari jati diri.

Film ini bercerita tentang Shizuku, seorang gadis dengan cita-cita menjadi penulis, dan Seiji, remaja yang bercita-cita menjadi pembuat biola. Shizuku dan Seiji terhubung karena sama-sama menyukai dan tertarik pada genre literatur yang sama. Namun, tanpa mereka sadari, mereka akan saling menginspirasi dengan cara yang luar biasa.

Kisahnya mampu dengan apik menangkap rasa insecure dan kegelisahan yang dialami remaja terkait masa depan yang tak menentu, beserta rintangan yang mungkin mereka hadapi dalam meraih mimpi. Whisper of the Heart merupakan film klasik Ghibli yang mengeksplorasi realita kehidupan remaja. Film ini menampilkan semangat dan cita-cita mereka, serta bagaimana mereka mengalami cinta dalam bentuknya yang paling murni.

Menjelajahi 10 film Studio Ghibli underrated ini bagaikan menemukan harta karun tersembunyi. Cerita yang memikat, animasi yang indah, dan pesan moral yang mendalam adalah beberapa alasan mengapa kamu tidak boleh melewatkan film-film ini. Segera tambahkan film-film tersebut ke daftar tontonanmu dan bersiaplah untuk terpesona oleh dunia magis Studio Ghibli!