Penyerahan sertifikat menjahit dari Pertamina kepada peserta workhop Kresna Patra, Kemusu, Boyolali. (IDN Times/Larasati Rey)
Sementara itu, Executive General Manager Regional Jawa Bagian Tengah, Dwi Puja Ariestya mengatakan workshop Kresna Patra sendiri merupakan bagian dari program Difabelpreneur yang telah dirintis Pertamina melalui program CSR sejak tahun 2018 di Boyolali.
“Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beroperasi di Kabupaten Boyolali, salah satunya Fuel Terminal Boyolali, kami turut menjalankan program CSR untuk menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat di sekitar, khususnya kepada kelompok rentan yaitu penyandang disabilitas,” kata Ari.
Berawal dari 1 kelompok usaha batik Sriekandi Patra, kini kelompok dan kegiatan usaha difabel telah berkembang dan mereplikasi ke 2 kelompok baru, di antaranya kegiatan produksi jahit oleh kelompok Kresna Patra, dan kegiatan jasa antar tabung Bright Gas oleh Komunitas Difabel Ampel.
“Semula program kami hanya diikuti oleh 15 orang penyandang disabilitas, kini jumlahnya bertambah menjadi 130 orang yang tergabung kedalam 3 kelompok usaha tersebut. Di luar kelompok tersebut, sedikitnya 350 penyandang disabilitas di Boyolali juga telah kami latih dan memiliki keterampilan menjahit, membatik, maupun antar tabung Bright Gas,” tambahnya.
Ari menjelaskan, sebelumnya Pertamina juga telah mendirikan sanggar batik Sriekandi Patra yang berlokasi di Kecamatan Teras pada tahun 2019 sebagai tempat pelatihan membatik bagi kelompok difabel.
“Kami berharap dengan adanya sanggar pelatihan jahit maupun pelatihan batik ini dapat membantu peningkatan kapasitas kelompok difabel sebagai upaya peningkatan taraf ekonomi melalui kegiatan usaha yang dijalankan,” pungkas Ari.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung Pertamina menjalankan program tersebut. “Program ini tidak akan berjalan dengan baik, tanpa dukungan dari berbagai pihak mulai dari pemerintahan Kabupaten Boyolali, pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, hingga pemerintahan pusat melalui Kementerian Ketenagakerjaan. Selain itu kami juga bersinergi dengan badan usaha lain, dalam hal ini PT Pan Brothers dan PT Hop Lun sebagai badan usaha di bidang konveksi yang membuka peluang kerja kepada para penyandang disabilitas yang telah kami latih menjahit,” pungkasnya.