Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mahasiswi sedang pusing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Media sosial memicu overthinking dengan perbandingan dan algoritma yang membuat sulit lepas dari pikiran berulang.
  • Ekspektasi tinggi pada diri sendiri sering kali menjadi pemicu overthinking saat kenyataan tidak sesuai harapan.
  • Kesulitan untuk hidup di masa kini dan terlalu fokus pada masa lalu atau masa depan membuat overthinking sulit dihentikan.

Pernahkah kamu merasa otakmu terus-menerus memutar hal yang sama tanpa henti? Overthinking adalah salah satu kebiasaan yang sering dialami anak muda. Apa pun masalahnya, dari hal kecil seperti outfit apa yang akan dipakai, hingga keputusan besar soal karier atau hubungan, semuanya bisa jadi bahan overthinking. Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa membuat kita terjebak dalam lingkaran stres dan cemas yang tak ada habisnya.

Namun, apa sebenarnya yang membuat anak muda begitu rentan terhadap overthinking? Artikel ini akan membahas tiga faktor utama yang menjadi penyebab overthinking makin sulit dihentikan. Yuk, simak sampai habis supaya kamu bisa menemukan cara mengatasinya!

1. Tekanan dari media sosial yang tak habis-habis

ilustrasi pria memegang smartphone (pexels.com/Kerde Severin)

Media sosial sering kali menjadi pemicu utama overthinking pada anak muda. Dengan berbagai postingan yang menampilkan kesuksesan, kebahagiaan, atau pencapaian orang lain, kita cenderung membandingkan diri sendiri. Pertanyaan seperti, “Kenapa aku nggak bisa seperti mereka?” atau “Apa yang salah dengan hidupku?” sering muncul dalam pikiran.

Selain itu, algoritma media sosial yang terus-menerus menampilkan konten serupa membuat kita semakin sulit lepas dari lingkaran overthinking. Kita jadi terjebak dalam pikiran yang berulang, mempertanyakan keputusan dan pilihan hidup kita. Padahal, apa yang terlihat di media sosial sering kali hanya gambaran sempurna yang dikurasi, bukan realitas yang sebenarnya.

2. Ekspektasi yang terlalu tinggi pada diri sendiri

ilustrasi pria sedang menyendiri (pexels.com/Lukas Rychvalsky)

Anak muda sering kali memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap diri sendiri. Tekanan untuk selalu tampil sempurna, sukses di usia muda, dan memenuhi harapan orang sekitar sering membuat kita lupa bahwa kita juga manusia biasa. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi, muncul rasa kecewa yang akhirnya memicu overthinking.

Misalnya, ketika gagal mendapatkan pekerjaan impian atau merasa tertinggal dari teman sebaya, kita mulai menganalisis semua langkah yang sudah diambil. Pikiran seperti, “Apa yang salah denganku?” atau “Seharusnya aku melakukan ini sejak dulu” terus berputar dalam kepala. Ekspektasi yang tidak realistis inilah yang sering menjadi bahan bakar overthinking tanpa akhir.

3. Kurangnya kesadaran untuk hidup di masa kini

ilustrasi remaja sedang membaca majalah (pexels.com/cottonbro studio)

Overthinking sering terjadi karena kita terlalu fokus pada masa lalu atau masa depan. Kita sibuk memikirkan apa yang telah salah atau terlalu khawatir tentang apa yang mungkin terjadi. Akibatnya, kita lupa untuk menikmati momen saat ini dan menghargai hal-hal kecil yang ada di sekitar kita.

Anak muda yang terbiasa multitasking atau selalu merasa harus produktif sering kali kesulitan untuk berhenti sejenak dan menikmati waktu. Ketidakmampuan untuk berhenti dan fokus pada present moment membuat pikiran kita terus berputar, menganalisis apa yang sudah atau belum dilakukan. Akhirnya, overthinking menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan.

Overthinking memang menjadi tantangan besar bagi anak muda di era modern ini. Tekanan dari media sosial, ekspektasi tinggi pada diri sendiri, dan kurangnya kesadaran untuk hidup di masa kini adalah beberapa penyebab utamanya. Namun, bukan berarti lingkaran overthinking ini tidak bisa diatasi. Dengan kesadaran dan usaha yang tepat, kamu bisa mulai mengambil langkah kecil untuk keluar dari kebiasaan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team