Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi berdebat (Pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi berdebat (Pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya sih...

  • Tipe MBTI yang sulit diajak damai saat konflik antara lain ENTJ, yang tegas dan ingin mengontrol situasi tanpa kompromi.

  • ESTJ juga sulit toleran dalam konflik karena sangat patuh pada aturan dan struktur yang mereka pegang.

  • INTJ cenderung kaku dan sulit menerima pendapat orang lain, terutama jika tidak sejalan dengan cara berpikir mereka.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu pernah gak sih, lagi berdebat dengan seseorang yang gak bisa diajak kompromi? Entah itu soal hal sepele atau masalah besar, beberapa orang justru makin sulit diajak damai saat konflik muncul. Kalau kamu tipe yang lebih suka menyelesaikan masalah dan mencari jalan tengah, kamu pasti paham betapa frustasinya berhadapan dengan orang-orang yang gak mau mundur sedikit pun.

Nah, ternyata, ada beberapa tipe MBTI yang memang lebih cenderung keras kepala dan sulit banget buat diajak kompromi. Jadi, biar kamu gak lagi stres menghadapi mereka, yuk simak siapa aja yang paling keras kepala saat berdebat!

1. ENTJ – the commanders: ketegasan yang bisa terlalu berlebihan

Ilustrasi dua orang wanita (Pexels.com/SHVETS production)

Tipe ENTJ memang terkenal dengan kepemimpinan dan ketegasannya. Mereka selalu ingin mengontrol situasi, dan sering kali merasa mereka tahu cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu. Ketika terjadi konflik, ENTJ gak akan ragu untuk mempertahankan pendapat mereka hingga titik darah penghabisan. Mereka lebih suka berargumen sampai merasa menang daripada mencari jalan tengah.

Dalam menghadapi mereka, kamu perlu banget punya alasan yang logis dan kuat supaya bisa sedikit lebih berhasil membuat mereka mendengarkan.

2. ESTJ – the executives: patuh pada aturan, kadang tak toleran

Ilustrasi wanita berbicara (Pexels.com/Werner Pfennig)

ESTJ adalah tipe yang sangat menghargai aturan dan struktur. Saat terlibat dalam konflik, mereka akan sangat bergantung pada logika dan sistem yang sudah ada, dan cenderung menilai bahwa cara mereka adalah cara yang benar. Sulit bagi mereka untuk menerima pandangan yang berbeda, apalagi kalau itu menantang keyakinan atau kebiasaan mereka.

Jadi, saat kamu berhadapan dengan ESTJ, pastikan kamu bisa menunjukkan bahwa sudut pandangmu tetap rasional dan sesuai dengan nilai yang mereka pegang.

3. INTJ – the architects: rasionya bisa menjadi dinding pembatas

Ilustrasi pria berbicara (Pexels.com/MART PRODUCTION)

INTJ sering disebut sebagai tipe yang paling rasional. Mereka memiliki pemikiran yang sangat tajam dan selalu berpikir jauh ke depan. Namun, di balik kecerdasan mereka, INTJ terkadang bisa terlihat kaku dan sulit menerima pendapat orang lain, terutama jika argumen tersebut tidak sejalan dengan cara berpikir mereka. Jika kamu berhadapan dengan INTJ dalam sebuah konflik, siap-siap untuk berdebat dengan fakta dan analisis yang solid.

Mereka tidak akan tertarik pada argumen yang tidak didukung oleh data yang jelas.

4. ENTP – the debaters: menganggap semua hal sebagai debat

Ilustrasi seorang pria dan seorang wanita (Pexels.com/Kampus Production)

Kamu pasti sudah tahu, kan, kalau ENTP itu tipe yang suka berdebat. Mereka menikmati tantangan intelektual dan sering kali memanfaatkan konflik sebagai ajang untuk menguji argumen mereka. Jadi, meskipun terlihat menyenangkan di awal, ENTP sering kali lebih suka mempertahankan pendapat mereka hanya demi kemenangan debat, bukan untuk menemukan solusi bersama.

Jadi, kalau kamu berdebat dengan ENTP, pastikan kamu gak terjebak hanya untuk menang argumen tanpa benar-benar mencapai titik tengah.

Saat berurusan dengan orang-orang yang sulit diajak damai ini, penting untuk diingat bahwa setiap orang punya cara dan prinsip mereka sendiri dalam mengatasi konflik. Bukan berarti kamu harus mengikuti cara mereka, tapi lebih kepada belajar bagaimana menanggapi mereka dengan tepat. Jangan sampai konflik jadi alasan buat menjauh, tapi jadikan itu peluang buat lebih paham dengan perbedaan.

Ingat, kunci damai itu bukan hanya soal menang atau kalah, tapi soal memahami dan menerima perbedaan, termasuk dalam cara kita menyelesaikan masalah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team