Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Jangan Menormalisasi Gemuk, Bukan Hanya soal Penampilan

ilustrasi obesitas (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi obesitas (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
Intinya sih...
  • Obesitas tidak hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga pada kesehatan fisik
  • Obesitas memiliki dampak mental yang sering terlupakan dan dapat menyebabkan stigma sosial
  • Fokus pada kesehatan secara keseluruhan, bukan hanya berat badan, penting untuk menghindari normalisasi obesitas

Bayangin deh, banyak orang sekarang bilang bahwa gemuk itu gak apa-apa, yang penting nyaman sama diri sendiri. Kelihatannya sih baik. Tapi pernah kepikiran gak, bisa jadi ada efek samping dari sikap seperti ini? Nah, ini dia 5 alasan kenapa normalisasi obesitas itu bisa berbahaya, bukan soal penampilan doang, tapi juga soal kesehatan fisik, kondisi mental, stigma sosial, pelayanan medis, sampai pola hidup sehat yang bisa jadi diabaikan.

Kalau tahu alasan-alasannya, kamu bisa lebih bijak dalam mendukung gaya hidup sehat tanpa harus menghakimi siapa pun. Yuk simak!

1. Risiko kesehatan fisik lebih dari sekadar penampilan

ilustrasi obesitas (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi obesitas (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Kalau menganggap obesitas cuma soal bentuk tubuh, kamu jadi lupa bahwa kelebihan berat badan bisa memicu banyak penyakit serius. Dari jantung, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, sampai umur yang lebih pendek, semuanya bisa jadi efek dari tubuh yang terlalu banyak menyimpan lemak. Obesitas bikin tubuh mengalami peradangan kronis, tekanan darah naik, resistensi insulin, dan gangguan metabolik. Bahkan, American Medical Association sudah mengklasifikasikan obesitas sebagai penyakit kronis yang bisa merusak kesehatan jangka panjang.

Kalau di lingkungan kamu banyak orang gemuk dan dianggap biasa saja, lama-lama bisa jadi gak ada yang sadar kalau kondisi ini sebenarnya berbahaya. Banyak yang gak sadar gejala awalnya, gak ke dokter, atau gak merasa perlu berubah. Karena sudah dianggap biasa, kesadaran buat hidup sehat jadi menurun. Padahal, kalau dibiarkan, efeknya bisa serius banget dan sebenarnya bisa dicegah sejak awal.

2. Dampak mental yang sering terlupakan

ilustrasi gangguan makan (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi gangguan makan (pexels.com/Kaboompics.com)

Obesitas juga punya hubungan erat sama masalah mental. Orang dengan obesitas lebih rentan mengalami depresi, cemas berlebihan, rendah diri, bahkan gangguan makan. Dan ini bisa jadi lingkaran setan, perasaan gak enak bikin makan berlebihan, makin gemuk, makin stres, makin gak percaya diri, dan seterusnya.

Kalau obesitas dianggap normal dan gak masalah, banyak orang bisa jadi merasa mereka gak berhak untuk curhat atau minta bantuan. Ada perasaan bersalah yang dipendam, dan itu bikin proses penyembuhan makin sulit. Daripada merasa terbuka dan didengar, mereka malah terjebak dalam diam, padahal kondisi mental butuh perhatian yang sama pentingnya kayak kondisi fisik.

3. Stigma sosial yang masih menghantui

ilustrasi tes kesehatan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi tes kesehatan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meski makin banyak kampanye soal body positivity, stigma terhadap orang gemuk masih tinggi. Banyak yang mengalami diskriminasi di tempat kerja, di lingkungan sosial, bahkan di rumah sakit. Hal ini bikin stres makin tinggi, kesehatan makin drop, dan ujung-ujungnya malah menjauh dari pola hidup sehat. Banyak yang jadi malas atau takut ke dokter karena takut dihakimi soal berat badannya.

Dan ini ironis, karena bahkan saat obesitas dianggap 'normal', perlakuan gak adil itu tetap ada. Misalnya, ada dokter yang merasa pasien gemuk pasti gak disiplin atau malas olahraga. Akibatnya, pemeriksaan jadi asal, waktu konsultasi singkat, atau penyakit serius gak terdeteksi lebih awal. Bayangin saja, baru periksa pas kondisinya udah parah banget, semua itu karena takut dinilai dan gak nyaman datang ke fasilitas kesehatan.

4. Persepsi diri yang salah dan kesempatan yang terlewat

ilustrasi orang gemuk (pixabay.com/jarmoluk)
ilustrasi orang gemuk (pixabay.com/jarmoluk)

Makin ke sini, makin banyak orang yang sebenarnya kelebihan berat badan tapi merasa tubuh mereka sudah ideal. Ini bukan soal gak boleh percaya diri, tapi kalau salah nilai kondisi tubuh sendiri, kamu jadi kehilangan motivasi untuk menjaga kesehatan. Orang yang merasa berat badannya 'baik-baik saja' cenderung gak tertarik buat konsultasi medis atau mulai hidup lebih sehat.

Padahal, persepsi yang akurat itu penting. Orang yang sadar ada potensi risiko biasanya lebih terbuka buat berubah. Tapi kalau obesitas udah dianggap hal biasa, tubuh bisa terus menyimpan masalah yang gak kelihatan dari luar. Kamu bisa aja merasa sehat, padahal tanda-tanda awal penyakit sudah muncul diam-diam.

5. Fokus pada kesehatan, bukan berat badan saja

ilustrasi makanan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)
ilustrasi makanan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)

Jangan salah, tujuan hidup sehat itu bukan cuma soal turun berat badan. Gerakan kayak 'Health at Every Size' sebenernya mengajakmu untuk tetap hidup aktif dan sehat di ukuran tubuh berapa pun. Kalau terlalu fokus pada penerimaan tubuh tanpa lihat kondisi medisnya, kamu bisa kehilangan momen penting untuk intervensi atau perawatan yang dibutuhkan.

Pendekatan yang seimbang itu ideal. Kamu bisa kok tetap menghargai semua bentuk tubuh tanpa melupakan fakta medis yang ada. Fokus ke kebiasaan baik, kayak pola makan seimbang, olahraga rutin, tidur cukup, dan jaga kesehatan mental. Tapi kalau obesitas sepenuhnya dianggap 'normal' tanpa melihat risiko jangka panjangnya, bisa-bisa kamu berhenti peduli sebelum masalah besar muncul.

6. Tips menyikapi obesitas dengan bijak

ilustrasi berjalan (pexels.com/David Kanigan)

Salah satu cara terbaik buat bersikap bijak terhadap isu obesitas adalah dengan tetap menjaga empati sambil menyuarakan fakta kesehatan. Misalnya, pakai kata-kata yang netral dan sopan saat bahas berat badan, hindari label atau kata yang menyakitkan. Lalu, arahkan pembicaraan ke kebiasaan sehat, bukan cuma angka di timbangan. Dorong orang-orang buat mulai aktivitas fisik yang mereka nikmati, makan makanan ringan tapi bergizi, dan tidur cukup setiap malam.

Selain itu, kesehatan mental juga harus diperhatikan. Kalau teman atau keluarga kamu lagi struggling, bantu mereka cari akses ke psikolog atau komunitas pendukung. Dan jangan lupa untuk selalu belajar dari sumber terpercaya, karena info soal risiko obesitas dan penyakit terkait itu penting banget buat disebarkan. Terakhir, ajak orang-orang buat cek kesehatan secara rutin. Banyak penyakit gak kelihatan dari luar, tapi bisa dideteksi lebih awal lewat pemeriksaan sederhana.

Menerima keberagaman bentuk tubuh itu hal yang penting. Tapi kalau kamu sampai menganggap obesitas sebagai hal yang 'biasa' tanpa mikirin risiko kesehatannya, itu bisa jadi bumerang. Obesitas punya dampak besar, bukan cuma ke fisik, tapi juga ke mental, kualitas hidup, dan hubungan sosial. Kamu bisa, kok, tetap menghargai orang lain tanpa mengabaikan pentingnya hidup sehat. Yuk, mulai jadi support system yang baik, bukan dengan menghakimi, tapi dengan kasih tahu yang jujur dan ajak sama-sama jaga kesehatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us