5 Alasan Merendah untuk Menuai Simpatik yang Justru Bikin Ilfeel

- Sikap merendah menunjukkan ketidakpercayaan diri dan haus validasi
- Merendahkan diri membuat lawan bicara merasa ilfeel dan kehilangan respek
- Merendah untuk meroket adalah bentuk humblebrag yang membuat orang lain merasa tersinggung
Merendahkan diri secara sengaja sering dilakukan demi menuai simpatik lawan bicara, entah dalam hubungan asmara atau pertemanan. Misal, ketika kamu dan doi sedang kencan, tahu-tahu doi berkata, “Maaf ya aku gak sekaya temen-temenmu, cuman bisa ajak kamu pergi di restoran murah”. Atau, ketika temanmu tiba-tiba berkata, “Aku emang orangnya gak update soal skin care atau make up."
Seolah mereka ingin meninggikan diri dengan mengatakan bahwa diri mereka berbeda. Percaya, deh, sikap seperti ini justru malah bikin ilfeel. Kamu juga merasa sebal, ‘kan, saat mendengar itu? Kira-kira kenapa? Berikut alasannya.
1. Memberi kesan haus validasi

Saat seseorang bersikap merendah seperti itu, secara tidak langsung mereka menunjukkan diri mereka yang tidak percaya diri dan haus validasi. Tentu hal ini akan terasa menyebalkan. Karena alih-alih mengungkapkan dengan jujur dan terbuka kekhawatiran mereka, mereka malah memanipulasi lawan bicara dengan mengasihani diri sendiri.
Jangan sekali-sekali melakukan trik ini di depan lawan bicara. Kesan haus validasi hanya akan bikin lawan bicara merasa ilfeel. Bukannya dihargai, yang ada kamu malah kehilangan harga diri di depannya.
2.Bikin suasana jadi canggung

Kalimat penuh merendah seperti itu seolah-olah memintamu untuk bertanggung jawab atas kelemahan orang itu. Suasana yang ada jadi canggung dan kikuk.
Bila ia berhadapan dengan orang yang blak-blakan, maka ada kemungkinan mereka akan membalas lawan bicara dengan kalimat yang pedas tapi apa adanya. Merendah begitu juga bikin mood-mu turun drastis. Kamu kehilangan respek pada lawan bicaramu.
3.Kalimat itu terfokus pada insecurity diri sendiri

Merendah untuk meninggi bikin ilfeel karena kalimat itu terfokus pada rasa tidak aman yang dimiliki diri orang itu. Dan tentu saja, insecurity tidak pernah terlihat atraktif. Itu menunjukkan kamu tidak punya rasa aman dengan dirimu, tidak bisa menghargai dan mencintai diri sendiri apa adanya.
Ingatlah, hubungan tidak hanya tentang kamu seorang. Sesekali curhat tidak apa-apa, tapi bila terus-terusan, kamu sama saja dengan menyebarkan energi negatif dalam hubungan. Bikin doi merasa lelah dan drained secara emosional.
4.Secara tidak langsung merendahkan lawan bicara

Sikap merendah untuk meroket tidak jarang “menyenggol” lawan bicara. Misal, saat kamu menggunakan tas bermerk yang kamu punya. Lalu tiba-tiba temanmu menyindir, “Aku, sih, gak suka buang banyak uang cuman beli tas aja. Ya aku emang beda, sih”.
Pasti kamu akan merasa tersinggung. Padahal, kamu membeli tas ini bukan dengan uangnya, tapi kenapa dia yang sewot? Wajar bila kamu marah, karena ucapannya seolah-olah merendahkanmu.
5.Niat tersirat untuk pamer atau meninggikan diri

Dengan kata lain, ia melakukan humblebrag. Ini merupakan istilah yang menggambarkan sikap seseorang ketika ia merendah untuk meroket. Ucapannya, sih, terdengar seolah-olah merendahkan diri, tapi di balik itu terselubung niat untuk pamer.
Jelas ini bikin orang ilfeel. Sikap sombong saja sudah menyebalkan, apalagi kesombongan yang sembunyi-sembunyi.
Lima alasan di atas adalah peneguhan untuk berhenti bersikap merendah untuk meroket. Cukup percaya saja dengan dirimu, tidak perlu menarik simpatik dengan kalimat-kalimat merendah yang tidak perlu.