5 Fakta Film The Eternal Daughter, Keluarga dan Rahasia Terpendamnya!

Joanna Hogg, sutradara film ini, tidak hanya menciptakan karya yang personal, tetapi juga membawa personalitasnya ke dalam setiap detail. Dalam The Eternal Daughter, ia menggunakan furnitur pribadinya untuk menciptakan suasana yang autentik, menjadikan objek-objek tersebut bukan sekadar properti, tetapi talisman yang membuka pintu ke alam bawah sadar. Setiap objek yang dipilih dengan cermat ini membantu membangun suasana dan emosi dalam film, mengingatkan kita bahwa kenangan dan objek fisik seringkali terkait erat.

Dengan pendekatan yang demikian Proustian, Hogg berhasil menghidupkan kembali kenangan melalui benda-benda yang tampak biasa. Sebuah frase musik atau rasa kue kayu manis bisa membawa kita kembali ke masa lalu. Dalam film ini, Hogg menggunakan kekuatan kenangan untuk menjelajahi hubungan antara karakter dan tempat, memberikan kedalaman yang lebih pada narasi.

The Eternal Daughter menonjolkan estetika visual yang kaya melalui penggunaan pencahayaan yang unik. Film ini sebagian besar berlangsung di malam hari, dengan pencahayaan yang memberikan efek hijau kekuningan yang menimbulkan suasana lain dunia. Efek ini tidak hanya menciptakan suasana misterius, tetapi juga memikat, seolah-olah menarik penonton ke dalam dunia yang sepenuhnya berbeda.

Dari dalam estate, jendela-jendela tampak bercahaya hijau, menciptakan efek yang tidak hanya misterius tetapi juga memikat. Pencahayaan ini berperan penting dalam membangun suasana gotik dan mimpi yang menjadi ciri khas film ini.

Tilda Swinton memberikan penampilan yang memukau dengan berperan ganda sebagai Julie dan Rosalind. Julie adalah seorang pembuat film paruh baya, sementara Rosalind adalah ibunya yang sudah lanjut usia. Kedua karakter ini dihadirkan dalam percakapan yang intens, menunjukkan dinamika hubungan yang kompleks antara ibu dan anak.

Swinton berhasil menghidupkan kedua karakter dengan nuansa yang berbeda, menunjukkan keahliannya dalam akting. Hubungan antara Julie dan Rosalind adalah pusat dari film ini, dan Swinton menangkap setiap nuansa emosional dari kedua karakter dengan kepekaan yang luar biasa.

The Eternal Daughter adalah sebuah cerita hantu yang menyentuh, menggali rahasia yang telah lama terpendam. Film ini membawa penonton untuk menghadapi kenangan dan rahasia keluarga yang telah lama terkubur di sebuah hotel yang dulunya merupakan rumah keluarga mereka. Cerita ini mengajak kita untuk merenungkan tentang masa lalu dan bagaimana kenangan dapat mempengaruhi kita.

Cerita hantu dalam film ini bukan hanya tentang ketakutan, tetapi juga tentang introspeksi dan pemahaman diri. Melalui pengalaman Julie dan Rosalind, film ini mengeksplorasi tema-tema seperti ingatan, identitas, dan hubungan keluarga.

Sinematografi film ini dilakukan dengan menggunakan film 35mm, mengingatkan pada karya Guillermo del Toro dalam Crimson Peak dan bahkan mendekati visual warna primer dalam Suspiria karya Dario Argento. Estetika visual yang kaya ini menambah kedalaman pada narasi yang sudah menarik, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton.

Penggunaan film 35mm memberikan tekstur dan kedalaman visual yang kaya, menambahkan dimensi lain pada pengalaman menonton. Dengan setiap bingkai yang dipenuhi warna dan detail, The Eternal Daughter menjadi sebuah karya seni visual yang memanjakan mata.

Bagi kamu yang mencari film yang berbeda dari yang biasanya, The Eternal Daughter adalah pilihan yang tepat. Jadi, tunggu apa lagi? Segera tonton The Eternal Daughter dan rasakan sendiri pengalaman menonton yang tak terlupakan. Selamat menonton!