Minyak goreng adalah bahan wajib di dapur yang sering jadi pahlawan masakan. Tapi, di balik renyahnya gorengan, ada fakta menarik sekaligus mengejutkan yang mungkin belum kamu tahu. Apakah minyak goreng itu sahabat bagi rasa atau justru musuh kesehatan? Yuk, kenali lebih dalam fakta-fakta tentang minyak goreng!
5 Fakta Minyak Goreng, Teman atau Musuh?

Intinya sih...
- Minyak goreng memiliki komposisi yang berbeda-beda, seperti minyak zaitun yang kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang baik untuk kesehatan jantung.
- Batas suhu minyak goreng disebut smoke point, jika terlampaui, bisa menghasilkan zat berbahaya dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
- Penggunaan minyak goreng bekas dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan meningkatkan risiko kanker karena menghasilkan zat karsinogenik.
1. Jenis minyak goreng berbeda, efeknya juga berbeda
Tidak semua minyak goreng itu sama. Minyak sawit, minyak zaitun, minyak kelapa, hingga minyak bunga matahari punya komposisi yang berbeda-beda. Minyak zaitun, misalnya, kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang baik untuk kesehatan jantung. Sementara itu, minyak sawit sering jadi kontroversi karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi.
Memilih minyak goreng yang tepat bisa berdampak besar pada kesehatan tubuh. Jadi, sebelum memasak, cek dulu apakah minyak pilihanmu cocok untuk kebutuhan tubuhmu atau hanya memperburuk kolesterol.
2. Pemanasan berlebih: Berbahaya
Minyak goreng punya batas suhu yang disebut smoke point. Kalau suhu ini terlampaui, minyak bisa menghasilkan zat berbahaya seperti akrolein, yang bisa memicu peradangan dalam tubuh. Minyak zaitun, misalnya, punya smoke point lebih rendah dibandingkan minyak sawit.
Penggunaan minyak goreng pada suhu tinggi secara berulang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Jadi, hati-hati saat menggoreng sampai keluar asap, ya!
3. Penggunaan ulang minyak: Hemat atau bahaya?
Menggunakan minyak goreng bekas memang terasa hemat, tapi risikonya jauh lebih besar dari pengeluaran yang dihemat. Minyak yang dipakai berulang kali bisa menghasilkan zat karsinogenik seperti akrilamida, yang berpotensi meningkatkan risiko kanker.
Semakin sering minyak dipakai, semakin banyak radikal bebas yang terbentuk. Jadi, lebih baik pakai minyak secukupnya saja dan hindari penggunaan berulang.
4. Minyak goreng rendah lemak jenuh: Baik untuk kesehatan
Tidak semua minyak itu buruk, lho! Minyak seperti minyak kanola dan minyak alpukat rendah lemak jenuh dan tinggi lemak sehat. Kandungan ini membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
Mengganti minyak sawit dengan minyak rendah lemak jenuh bisa menurunkan risiko penyakit jantung hingga 20%. Pilihan minyakmu sangat menentukan, jadi pilih dengan bijak!
5. Minyak goreng dan keseimbangan pola makan
Minyak goreng bukan musuh, tapi pengaturannya yang perlu diperhatikan. Gorengan enak, tapi kalau setiap hari masuk daftar menu, siap-siap tubuhmu protes. Batasi konsumsi makanan yang digoreng dan imbangi dengan makanan yang dikukus, dipanggang, atau direbus.
Konsumsi lemak total dalam sehari tidak boleh melebihi 30% dari total asupan kalori. Jadi, minyak boleh ada, asal tidak jadi bintang utama di piringmu.
Minyak goreng bisa jadi teman sekaligus musuh, tergantung bagaimana kamu menggunakannya. Memahami jenis, cara penggunaan, dan batasannya adalah kunci untuk menjaga hubungan sehat dengan minyak goreng. Ingat, makanan lezat memang menggoda, tapi kesehatan jauh lebih berharga. Yuk, lebih bijak memilih minyak goreng untuk hidup yang lebih sehat!