Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta soal Diabetes yang Harus Diluruskan, Jangan Salah Paham!

ilustrasi diabetes (pexels.com/ Artem Podrez)
Intinya sih...
  • Mitos konsumsi gula menyebabkan diabetes adalah salah
  • Banyak penderita tidak sadar gejala diabetes, penting rutin periksa kesehatan
  • Penderita diabetes masih boleh konsumsi gula dengan batas ketat dan pengawasan dokter

Diabetes kini menjadi bayang-bayang yang mengintasi jutaan jiwa di seluruh dunia, sebuah penyakit kronis yang tak kenal ampun dan makin merajalela tenpa pandang usia atau latar belakang. Meskipun sering terdengar dan dianggap biasa, diabetes rupanya menyimpan banyak misteri yang sering disalahartikan, memicu ketakutan dan kecemasan yang berlebih.

Nah, biar gak salah paham lagi, artikel ini akan membahas 5 mitos seputar diabetes yang harus diluruskan.

1. Makan gula terlalu banyak bisa menyebabkan diabetes

ilustrasi cek gula darah (pexels.com/AS Photography)

Konsumsi gula berlebihan menyebabkan diabetes adalah sebuah kesalahpahaman. Gula bukan penyebab langsung diabetes. Maksudnya, pada kasus diabetes tipe 1 biasanya disebabkan oleh gangguan autoimun, bukan karena konsumsi gula. Kemudian pada kasus diabetes tipe 2 dipengaruhi oleh faktor seperti gaya hidup, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan riwayat keluarga.

Namun, perlu digaris bawahi bahwa risiko diabetes bisa meningkat jika konsumsi gula tinggi dalam jangka panjang karena dapat memicu rsistensi insulin dan perlemakan hati, tetapi ini bagian dari faktor risiko yang kompleks, bukan penyebabnya secara langsung. Artinya, penderita diabetes tetap diperbolehkan konsumsi gula dan karbohidrat dengan pengaturan jumlah agar kadar gula darah terkontrol.

2. Mitos bahwa diabetes selalu menunjukkan banyak gejala

ilustrasi diabetes (pexels.com/I-Sens)

Banyak penderita diabetes tidak menyadari gejala karena bisa sangat samar atau bahkan tidak muncul sama sekali. Misalnya pada diabetes tipe 2, di mana gejala berkembang sangat lambat dan seringkali tidak disadari oleh penderitanya.

Banyak pasien diabetes tipe 2 tidak mengalami gejala apapun sampai akhirnya komplikasi serius pun muncul. Itulah kenapa pentingnya untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

3. Penderita diabetes harus menghindari gula sama sekali

ilustrasi pemeriksaan diabetes (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi pemeriksaan diabetes (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Banyak orang yang percaya bahwa penderita diabetes harus benar-benar menjauhi gula. Bayangkan, bagi mereka yang hidup dengan diabetes, gula bukanlah musuh yang harus dihindari sepenuhnya. Mereka masih bisa menikmati sedikit manisnya hidup, asalkan dengan batas yang sangat ketat dan di bawah pengawasan dokter atau ahli gizi.

Namun, perlu diketahui jangan sampai gula menjadi monster yang mengancam kesehatan. Konsumsi berlebihan bisa memicu lonjakan kadar gula darah dan membuka pintu bagi komplikasi yang menakutkan. Batas aman konsumsi gula bagi penderita diabetes adalah 50 gram per hari atau sekitar 4 sendok makan saja. Aturan tersebut sudah mencakup segala jenis gula, mulai dari gula putih dan gula aren. Beberapa alternatif lain pengganti gula seperti stevia, yaitu pemanis rendah kalori yang membantu menjaga kadar gula darah.

4. Semua penderita diabetes akan mengalami kebutaan dan amputasi

ilustrasi pemeriksaan diabetes (unsplash.com/Matt C)
ilustrasi pemeriksaan diabetes (unsplash.com/Matt C)

Tidak semua penderita diabetes harus menghadapi kenyataan pahit amputasi atau kebutaan. Memang, komplikasi serius ini bisa menghantui jika diabetes dibiarkan tak terkontrol, tapi bukan berarti takdir bagi mereka penderita diabetes.

Amputasi seringkali menjadi pilihan terakhir akibat luka atau borok di kaki yang tak lekas sembuh, terutama bagi mereka yang menderita kerusakan sarad dan gangguan aliran darah. Luka kecil yang diabaikan bisa berubah menjadi ancaman besar, namun dengan perhatian dan perawatan yang tepat, tragedi demikian bisa dicegah.

Kebutaan pun bukan hukuman mutlak bagi penderita diabetes. Kerusakan pembuluh darah di mata akibat gula darah tinggi bisa dicegah dengan pengelolaan yang disiplin dan pemeriksaan mata rutin. Bisa dikatakan, amputasi dan kebutaan bukanlah garis akhir yang tidak bisa dihindari oleh penderita diabetes. Dengan kontrol gula darah yang ketat dan perawatan luka yang cermat, maka ancaman amputasi dan kebutaan bisa dicegah.

5. Diabetes hanya penyakit orang tua dan orang gemuk

ilustrasi diabetes (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi diabetes (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Siapa bilang diabetes hanya penyakit bagi orang tua dan orang gemuk saja. Gaya hidup yang modern, mulai dari pola makan tinggi gula, makanan cepat saji yang menggoda, hingga hari-hari yang dihabiskan tanpa gerak justru membuka pintu bagi obesitas sentral yang diam-diam merusak tubuh dengan resistensi insulin.

Tidak hanya itu, warisan genetik pun ikut mengintai jika keluarga pernah ada yang berjuang melawan diabetes, maka risiko seseorang terseret ke dalam lingkaran ini sejak usia muda semakin besar. Ditambah lagi, tekanan hidup yang tak kunjung reda, kurang tidur yang melelahkan, dan kebiasaan buruk lainnya memperparah ancaman ini. Jadi, pernyataan bahwa diabetes hanya menyerang orang tua atau orang gemuk adalah mitos. Fakta bahwa diabetes bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia atau berat badan seseorang.

Setelah memahami dan meluruskan berbagai mitos tentang diabetes, penting untuk menyadari bahwa pengetahuan yang benar adalah kunci utama dalam menghadapi penyakit ini. Jangan biarkan informasi keliru menghalangi langkah kamu untuk bisa hidup sehat dan penuh harapan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us