Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/Antoni Shkraba)

Intinya sih...

  • Perfeksionis tidak pernah merasa puas dan selalu menginginkan pencapaian lebih
  • Standar sosial dan budaya kompetitif mempengaruhi pembentukan karakter perfeksionis
  • Perfeksionis sulit menikmati proses, fokus pada hasil akhir, dan terbebani oleh tekanan serta ekspektasi lingkungan sekitar

Terdapat karakter menarik dalam diri seorang perfeksionis. Mereka memiliki ambisi dan standar pencapaian tertinggi. Jika diperhatikan lebih detail, sosok perfeksionis dikenal sebagai orang yang tidak pernah merasa puas. Mereka cenderung menginginkan pencapaian lebih dan lebih.

Karakter menarik dalam diri sosok perfeksionis perlu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Baik dari segi pola pikir dan prinsip yang dianut. Atau memang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang memiliki budaya dan kebiasaan serupa. Kurang lebih, terdapat lima hal yang mempengaruhi sosok perfeksionis tidak pernah merasa puas.

1. Standar sosial dan budaya yang kompetitif

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Yan Krukau)

Seringkali kamu terjebak pada standar kesempurnaan yang tinggi. Bahkan menganggap ini sebagai pedoman utama yang harus dilaksanakan. Pada akhirnya akan membentuk karakter tidak pernah puas. Tentu ada berapa hal yang mempengaruhi pembentukan karakter ini.

Salah satunya yang standar sosial dan budaya yang kompetitif. Orang-orang perfeksionis dikenal memiliki jiwa persaingan yang ketat. Mereka memiliki kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain. Terutama dengan orang-orang yang dianggap lebih sukses atau sempurna.

2. Kecemasan berlebih dan perasaan takut gagal

ilustrasi cemas (pexels.com/ANTONI SHKRABA Production)

Kunci penting dalam menjalani hidup adalah bersyukur. Kamu merasa puas dengan apa yang sudah dicapai. Tapi tidak semua orang mampu menerapkan sudut pandang demikian dalam menjalani kehidupan. Beberapa diantaranya merupakan sosok perfeksionis yang tidak pernah merasa puas.

Apakah ada beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan karakter tersebut? Jawabannya sudah tentu. Mereka tertekan oleh kecemasan berlebih dan perasaan takut gagal. Ketika mencapai tujuan, mereka takut dievaluasi dan merasa ada ruang untuk kesalahan.

3. Standar yang memang tidak realistis

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Anna Shvets)

Untuk meraih tujuan, setiap orang pasti memiliki standar tertentu yang harus dicapai. Baik standar dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kamu harus kembali memastikan bahwa standar tersebut realistis untuk dicapai. Tapi apa jadinya jika seseorang justru terjebak standar tidak realistis?

Hal ini menjadi faktor utama mengapa sosok perfeksionis tidak pernah merasa puas. Perfeksionis menetapkan target yang hampir mustahil dicapai. Sehingga meskipun mereka berhasil, hasilnya jarang terasa cukup. Ini bisa memicu perasaan bahwa ada hal lain yang masih kurang sempurna.

4. Ketidakmampuan untuk menikmati proses

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Meraih pencapaian memang tidak bisa dilakukan dengan cara-cara instan. Kamu harus melewati rangkaian fase secara bertahap. Tapi apakah semua orang menyadari pentingnya menikmati proses? Ternyata ini berkaitan erat dengan karakter sosok perfeksionis yang tidak pernah merasa puas.

Mereka adalah individu yang tidak memiliki kemampuan untuk menikmati proses. Perfeksionis lebih fokus pada hasil akhir daripada perjalanan atau proses. Mereka sulit merasa puas dengan pencapaian bertahap dan selalu mengejar tujuan berikutnya.

5. Tekanan dan ekspektasi dari orang-orang di lingkungan sekitar

ilustrasi lingkungan penuh tekanan (pexels.com/Thirdman)

Hidup berdampingan dengan orang lain memang menjadi tantangan yang tidak mudah. Apalagi kamu dihadapkan dengan ekspektasi yang tinggi dari lingkungan sekitar. Padahal setiap orang memiliki sisi keterbatasan dan perbedaan potensi. Sudah pasti Kamu tidak bisa menyamakan ratakan antara satu dengan yang lain.

Tekanan dan ekspektasi dari orang-orang di lingkungan sekitar turut menjadi sebab sosok perfeksionis tidak pernah merasa puas. Mereka selalu menutup diri untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh orang lain. Meskipun pada akhirnya harus membebani diri dengan tuntutan di luar batas kemampuan.

Tentu ada fakta menarik dari orang-orang perfeksionis yang tidak pernah merasa puas. Sikap mereka dapat dipengaruhi oleh standar sosial dan budaya yang kompetitif. Belum lagi menghadapi tekanan dan ekspektasi dari orang-orang di lingkungan sekitar. Menjadi salah satu dari orang yang memiliki karakter perfeksionis, sudah saatnya menyadari lima hal tersebut agar tidak kehilangan kontrol diri.

Editorial Team