ilustrasi komunikasi (pixabay.com/scronfinixio)
Banyak yang bertanya apakah seseorang dengan kepribadian narsistik dapat mengembangkan empati yang lebih tulus. Jawabannya bergantung pada tingkat narsisme yang mereka miliki. Dalam kasus ringan, dengan terapi dan introspeksi, seseorang dengan sifat narsistik dapat belajar untuk lebih memahami dan menghargai perasaan orang lain.
Namun, bagi mereka yang memiliki gangguan kepribadian narsistik yang lebih parah, perubahan ini jauh lebih sulit. Karena sifat narsistik sering kali berakar dalam dan menjadi bagian dari identitas mereka, dibutuhkan usaha besar untuk mengubahnya. Terapi perilaku dan teknik psikologis tertentu dapat membantu, tetapi hasilnya tidak selalu konsisten.
Hubungan antara narsisme dan empati sangat kompleks. Meskipun narsistik sering kali tampak tidak peduli terhadap orang lain, mereka tetap bisa memahami emosi orang lain dalam batas tertentu. Namun, pemahaman ini lebih sering digunakan untuk keuntungan pribadi daripada sebagai bentuk kepedulian yang tulus. Memahami pola ini dapat membantumu mengenali dan menghindari hubungan yang tidak sehat. Jika kamu berada dalam interaksi dengan seseorang yang memiliki sifat narsistik, penting untuk menetapkan batasan yang jelas dan menjaga kesejahteraan emosionalmu sendiri.