Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Ilmuwan Terkenal yang Terlibat Perang Dunia, Apa Perannya?

potret Oppenheimer (vox.com)
Intinya sih...
  • Albert Einstein, fisikawan Jerman, teori relativitasnya menjadi dasar pengembangan bom atom yang digunakan dalam pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.
  • J. Robert Oppenheimer, direktur ilmiah Proyek Manhattan, merasa terbebani dengan kekuatan destruktif bom atom yang dikembangkannya.
  • Werner Heisenberg, fisikawan Jerman yang memimpin proyek nuklir Nazi tetapi proyeknya tidak berhasil seperti Proyek Manhattan.
  • Alan Turing, matematikawan Inggris kunci dalam memecahkan Enigma untuk menyelamatkan jutaan nyawa, namun dihukum karena orientasi seksualnya.
  • Wernher von Braun, perancang V-2 yang membombardir Eropa Barat dan kemudian menjadi arsite

Kalau kamu berpikir Perang Dunia cuma soal tentara dan senjata, mungkin belum tahu bahwa komputer, bom atom, bahkan teknologi luar angkasa punya akar dari masa-masa kelam itu. Di balik layar, para ilmuwan menjadi bagian penting dari mesin perang. Mereka membongkar kode rahasia, mengembangkan rudal, sampai meninggalkan jejak abadi dalam sejarah umat manusia.

Penulis mengajak mengenal lima ilmuwan hebat yang ikut ambil bagian dalam Perang Dunia, baik secara langsung maupun tidak. Mereka jenius, berpengaruh, dan penuh kontroversi. Mereka adalah tokoh-tokoh yang membuktikan bahwa ilmu pengetahuan bisa jadi pedang bermata dua.

1. Albert Einstein

ilustrasi Albert Einstein (pixabay.com/大金子儿)
ilustrasi Albert Einstein (pixabay.com/大金子儿)

Siapa yang tidak mengenal Albert Einstein? Beliau adalah ilmuwan jenius asal Jerman yang sering disebut sebagai salah satu manusia paling cerdas dalam sejarah. Teori relativitas yang beliau rumuskan tidak hanya mengubah wajah ilmu fisika modern, tapi juga membuka cara baru manusia memahami waktu, ruang, dan gravitasi. Pemikirannya menginspirasi generasi ilmuwan berikutnya dan menjadi fondasi dari banyak teknologi yang kita nikmati hari ini.

Namun, seperti banyak hal lain dalam sejarah, penemuan besar tak selalu membawa dampak yang sepenuhnya positif. Teori relativitas khusus Einstein menjadi salah satu pondasi awal pemahaman tentang energi yang terkandung dalam materi, E=mc², yang kemudian dimanfaatkan dalam pengembangan senjata nuklir. Teori ini menjadi bagian dari dasar ilmiah dalam menciptakan bom atom, yang kemudian digunakan dalam pengeboman Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, hingga menewaskan ratusan ribu orang dan meninggalkan trauma yang mendalam.

Ironisnya, Einstein sendiri tidak pernah terlibat langsung dalam proyek pembuatan bom atom. Namun pada tahun 1939, beliau ikut menandatangani sebuah surat penting yang ditujukan kepada Presiden AS Franklin D. Roosevelt. Bersama fisikawan Leo Szilárd, Einstein memperingatkan bahwa Nazi Jerman mungkin sedang mengembangkan senjata nuklir dan mendorong AS untuk segera mengambil tindakan. Surat ini menjadi pemicu awal dari dibentuknya Proyek Manhattan, proyek rahasia yang akhirnya menciptakan senjata nuklir pertama di dunia.

Di kemudian hari, Einstein mengaku menyesali keterlibatannya, walaupun tidak secara teknis terlibat dalam pengembangannya. Beliau menjadi pengkritik keras penggunaan senjata nuklir dan aktif dalam gerakan anti-perang.

2. J. Robert Oppenheimer

potret Oppenheimer (vox.com)

Jika Einstein disebut sebagai pencetus awal bom atom, maka J. Robert Oppenheimer adalah orang yang mewujudkannya. Beliau adalah fisikawan teoretis asal Amerika Serikat yang ditunjuk sebagai direktur ilmiah Proyek Manhattan, sebuah proyek rahasia besar-besaran untuk mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia. Di tengah ketegangan Perang Dunia II, pemerintah AS mengerahkan sumber daya terbaiknya untuk memastikan mereka selangkah lebih maju dari Nazi Jerman dalam perlombaan senjata pemusnah massal.

Di bawah kepemimpinan Oppenheimer, tim ilmuwan elit dari berbagai negara berkumpul di Los Alamos, New Mexico. Mereka bekerja siang dan malam, menyusun teori, melakukan eksperimen, hingga akhirnya pada 16 Juli 1945, dunia menyaksikan ledakan nuklir pertama dalam sejarah manusia dalam uji coba bernama Trinity Test. Hanya sebulan setelahnya, dua bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki, menewaskan lebih dari 200.000 jiwa dan menandai berakhirnya Perang Dunia II.

Momen ledakan pertama itu menjadi titik balik dalam hidup Oppenheimer. Menyaksikan kekuatan destruktif dari hasil karyanya sendiri, Oppenheimer tidak merayakannya dengan suka cita. Sebaliknya, beliau mengutip kalimat dari kitab suci Hindu, Bhagavad Gita, yang berbunyi: "Now I am become Death, the destroyer of worlds." Kalimat itu mencerminkan beban moral dan kesadaran mendalam bahwa sains yang beliau yakini justru menjadi alat kehancuran.

Setelah perang usai, Oppenheimer menjadi sosok yang penuh kontroversi. Beliau menentang pengembangan bom hidrogen yang lebih kuat dari bom atom dan mulai vokal menyuarakan keprihatinannya terhadap perlombaan senjata nuklir. Namun, sikap kritisnya membuatnya disingkirkan secara politis, izin keamanannya pun dicabut pada tahun 1954.

3. Werner Heisenberg

potret Werner Heisenberg (commons.wikimedia.org/unknown author)

Sebagai salah satu fisikawan jenius asal Jerman, Heisenberg ditunjuk untuk memimpin program nuklir Nazi, proyek ambisius untuk membangun senjata atom yang bisa mengubah arah perang. Di mata rezim Hitler, beliau adalah aset negara yang sangat berharga, seorang ilmuwan yang diharapkan bisa menyaingi kecerdasan para fisikawan dan Proyek Manhattan di Amerika.

Heisenberg dan timnya mencoba mengembangkan reaktor nuklir dan memahami reaksi fisi sebagai langkah awal menuju bom atom. Namun, proyek nuklir Jerman tidak pernah berhasil seperti Proyek Manhattan. Ada banyak spekulasi, apakah karena keterbatasan sumber daya, tekanan politik, atau karena Heisenberg sendiri yang sengaja memperlambatnya?

Salah satu momen paling misterius adalah pertemuannya dengan Niels Bohr di Denmark tahun 1941. Banyak sejarawan percaya pertemuan itu berisi peringatan atau kode samar bahwa ia tidak ingin benar-benar membuat bom untuk Nazi, tapi hingga kini motif pastinya masih menjadi perdebatan sejarah.

Setelah perang, Heisenberg ditangkap oleh pasukan Sekutu dalam operasi rahasia bernama Misi Alsos, sebagaimana yang dijelaskan Atomic Heritage Foundation. Beliau, bersama ilmuwan Jerman lainnya, dikirim ke Inggris dan diam-diam dipantau selama berbulan-bulan di tempat bernama Farm Hall.

Heisenberg kembali ke Jerman setelah itu dan melanjutkan kariernya sebagai ilmuwan sipil. Meski beliau tidak pernah menghadapi pengadilan seperti beberapa tokoh Nazi lainnya, namanya tetap berada di wilayah abu-abu sejarah: apakah Heisenberg ilmuwan netral yang terseret arus perang, atau intelektual yang diam-diam menolak kehancuran?

4. Alan Turing

potret Alan Turing (commons.wikimedia.org/unknown photographer)

Di tengah medan tempur Eropa yang berkobar hebat, ada satu pertempuran senyap yang tak terdengar ledakannya, tapi berdampak luar biasa yaitu pertempuran melawan kode rahasia Nazi. Di sinilah Alan Turing berperan. Beliau adalah seorang matematikawan jenius asal Inggris yang menjadi sosok kunci dalam upaya memecahkan Enigma, mesin sandi militer Jerman yang diyakini mustahil untuk dibobol. Keberhasilannya dalam membaca pesan rahasia ini membuatnya dijuluki 'bapak intelijen modern’ sekaligus pionir dunia komputer.

Bekerja di markas rahasia Inggris, Bletchley Park, Turing merancang mesin elektromechanical bernama Bombe untuk menganalisis kemungkinan kombinasi sandi Enigma. Dengan mesin ini, beliau dan timnya berhasil memecahkan ribuan pesan militer Nazi setiap harinya. Kontribusinya diyakini telah mempersingkat Perang Dunia II hingga dua tahun dan menyelamatkan jutaan nyawa. Namun, seperti banyak ilmuwan lain dalam perang, kerja kerasnya tidak dilakukan demi kehormatan atau kekuasaan, semuanya terjadi dalam bayang-bayang kerahasiaan.

Sayangnya, setelah perang usai, negara yang beliau selamatkan justru memperlakukannya secara keji. Turing adalah seorang gay di masa ketika homoseksualitas masih dianggap kriminal di Inggris. Turing dihukum secara hukum dan dipaksa menjalani terapi hormonal yang menyiksa. Mengutip New Scientist, Turing ditemukan meninggal pada tanggal 8 Juni 1954, akibat keracunan sianida. Kematiannya ditetapkan sebagai bunuh diri. Beliau baru mendapat pengampunan resmi dari pemerintah Inggris pada tahun 2013, bertahun-tahun setelah dunia mengakui kejeniusan dan jasanya.

5. Wernher von Braun

potret Wernher von Braun (commons.wikimedia.org/NASA/MSFC)

Nama Wernher von Braun sering muncul dalam sejarah penjelajahan luar angkasa. Tapi sebelum menjadi arsitek roket NASA, ia lebih dulu dikenal sebagai perancang rudal balistik paling mematikan dalam Perang Dunia II. Von Braun adalah ilmuwan Jerman yang memimpin pengembangan V-2, rudal pertama di dunia yang berhasil mencapai tepi luar atmosfer dan menyerang target dengan kecepatan supersonik. Senjata ini digunakan Nazi untuk membombardir London dan kota-kota di Eropa Barat, menewaskan ribuan orang secara brutal.

V-2 adalah prestasi teknologi luar biasa, campuran antara sains canggih dan kehancuran masif. Namun, keberhasilan proyek ini dibangun di atas penderitaan. Rudal-rudal itu dirakit di kamp kerja paksa Mittelwerk oleh tahanan politik dan pekerja paksa yang disiksa, kelaparan, dan banyak yang tewas. Von Braun sendiri dikabarkan mengetahui penderitaan ini, tapi memilih bungkam demi melanjutkan ambisinya di dunia roket.

Setelah kekalahan Jerman, von Braun dan tim ilmuwannya menjadi rebutan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Melalui operasi rahasia Proyek Paperclip, ia 'dibersihkan' dari jejak Nazi-nya dan dibawa ke AS, lalu diberi posisi penting di program luar angkasa. Di sinilah kisahnya berubah drastis, ia merancang roket Saturn V, yang sukses mengantarkan manusia ke bulan pada 1969. Setahun setelahnya, von Braun diangkat menjadi menjadi direktur perencanaan di NASA.

Para ilmuwan di atas mengingatkan kita bahwa pengetahuan adalah kekuatan. Dan kekuatan itu seharusnya digunakan untuk membangun, bukan menghancurkan. Semoga tulisan ini bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us