Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ketenangan (unsplash.com/Sage Friedman)
ilustrasi ketenangan (unsplash.com/Sage Friedman)

Intinya sih...

  • Perubahan mood dan emosi bisa jadi tanda awal dari stres berat atau depresi, yang jika dibiarkan dapat mengganggu hubungan sosial dan pekerjaan.

  • Pola tidur dan nafsu makan yang berubah dapat menjadi gejala tekanan mental, sehingga perlu diwaspadai untuk menjaga energi dan konsentrasi sehari-hari.

  • Menarik diri secara sosial, kehilangan minat, penurunan fungsi dan motivasi, serta pikiran gelap adalah sinyal penting yang harus diakui untuk mengambil langkah sebelum semuanya terasa makin berat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kesehatan mental itu bukan cuma soal bahagia atau tidak. Ada tanda-tanda yang sering muncul diam-diam, tapi bisa berdampak besar kalau dibiarkan. Kalau kamu bisa mengenali tanda-tanda kesehatan mental sejak awal, kamu jadi bisa ambil langkah sebelum semuanya terasa makin berat. Nah, ini dia 5 indikator penting soal kesehatan mental, kenapa itu penting, apa saja dampaknya, dan cara praktis menghadapinya.

Yuk, simak selengkapnya!

1. Perubahan mood dan emosi

ilustrasi emosi (pixabay.com/NoName_13)

Kalau akhir-akhir ini kamu sering merasa sedih tanpa alasan jelas, gampang tersinggung, atau emosimu naik turun drastis, itu bisa jadi sinyal penting. Perubahan mood yang drastis atau rasa hampa yang terus muncul biasanya berkaitan sama tekanan batin yang belum kamu sadari. Mood yang berubah-ubah bikin kamu kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya bikin senang. Bahkan, hal kecil bisa bikin marah atau sedih berlebihan.

Perubahan emosi seperti ini sering jadi tanda awal dari stres berat atau depresi. Kamu mungkin merasa kayak kehilangan kendali atas emosi. Kalau dibiarkan, ini bisa bikin hubungan sosial terganggu atau pekerjaan jadi terbengkalai. Mencatat perubahan mood harian atau mencoba latihan mindfulness bisa bantu kamu lebih sadar dan mulai mengatur kembali keseimbangan emosimu.

2. Pola tidur dan nafsu makan berubah

ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidur yang gak nyenyak, kebanyakan tidur, atau malah susah tidur bisa jadi gejala tekanan mental. Begitu juga dengan nafsu makan, kalau tiba-tiba menurun drastis atau malah meningkat berlebihan, bisa jadi itu efek dari kecemasan atau depresi. Saat stres meningkat, tubuh kamu biasanya merespons lewat fisik. Bisa muncul nyeri di kepala, gangguan pencernaan, atau tubuh terasa lelah terus walau kamu gak banyak bergerak.

Gejala-gejala fisik semacam itu bisa jadi pertanda ada masalah emosional di baliknya. Perubahan tidur dan makan adalah tanda yang harus diwaspadai. Perubahan ini bikin kamu kehilangan energi, konsentrasi terganggu, dan aktivitas sehari-hari terasa berat. Coba atur ulang rutinitas tidur, buat jadwal makan yang teratur, dan mulai kurangi paparan layar sebelum tidur. Langkah-langkah kecil itu bisa bantu kamu tidur lebih nyenyak dan menjaga tubuh tetap bertenaga.

3. Menarik diri dan kehilangan minat

ilustrasi kesepian (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau kamu mulai malas kumpul bareng teman, males ngobrol, atau merasa gak tertarik sama hal-hal yang dulu kamu suka, itu bisa jadi tanda kalau kondisi mentalmu sedang tidak stabil. Menjauh dari orang-orang dan berhenti melakukan aktivitas favorit bisa jadi sinyal awal dari kelelahan emosional atau kecemasan yang berlarut-larut.

Pada remaja, ini bisa muncul dalam bentuk bolos sekolah, cepat marah, atau bahkan membangkang tanpa alasan jelas. Menarik diri secara sosial itu berisiko. Tanpa disadari, kamu kehilangan support system yang seharusnya bisa bantu kamu merasa lebih tenang. Cobalah untuk pelan-pelan kembali terhubung, entah itu lewat chat atau ajakan ngopi sore. Jangan tunggu sampai kamu benar-benar merasa sendirian.

4. Penurunan fungsi dan motivasi

ilustrasi malas (unsplash.com/Tom Morel)

Saat bangun pagi terasa berat, tugas-tugas kecil seperti mandi atau makan terasa melelahkan, atau kamu kehilangan motivasi buat kerja atau belajar, ini bisa jadi gejala yang disebut avolition. Avolition adalah kondisi ketika seseorang merasa tidak punya dorongan untuk melakukan aktivitas, bahkan yang penting sekalipun. Kondisi ini sering muncul pada gangguan seperti depresi, bipolar, atau skizofrenia ringan.

Penurunan fungsi harian ini adalah salah satu tanda paling jelas bahwa seseorang sedang mengalami masalah kesehatan mental. Tugas-tugas harian terasa menumpuk, membuat kamu makin tertekan. Salah satu cara menyiasatinya adalah membagi tugas besar jadi bagian kecil, lalu lakukan perlahan. Bisa juga mulai dengan rutinitas pagi yang sederhana seperti jalan kaki sebentar, mendengarkan musik, atau sekadar beresin tempat tidur. Hal kecil bisa menyalakan semangat kembali.

5. Pikiran gelap dan keinginan menyakiti diri

ilustrasi berpikir (unsplash.com/Ben White)

Kalau kamu mulai merasa hidup tidak berarti, berpikir soal menyakiti diri sendiri, atau bahkan ingin mengakhiri hidup, itu bukan hal yang bisa diabaikan. Ini tanda paling serius dari kondisi mental yang memburuk. Pikiran semacam ini harus segera ditangani dengan bantuan profesional.

Pikiran seperti ini sering muncul setelah stres berat, kehilangan, trauma, atau rasa kesepian yang berlarut-larut. Jika tidak segera ditangani, bisa berubah menjadi tindakan nyata. Kamu tidak sendirian. Ada banyak jalur bantuan, baik melalui layanan psikolog, hotline krisis, maupun orang-orang terdekat yang peduli. Langkah pertama adalah berani bicara. Jangan biarkan pikiran gelap tumbuh sendirian dalam diam.

Lima indikator tadi adalah sinyal penting yang harus kamu kenali. Mengenalinya sejak dini bikin kamu bisa mengambil langkah sebelum semuanya terasa makin berat. Mulailah dari yang kecil. Coba catat perasaanmu tiap hari, tidur lebih teratur, hubungi satu teman minggu ini. Minta bantuan bukan berarti lemah, justru itu tanda kamu menghargai dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team