Ilustrasi pengobatan antivirus yang kerap dikira mahal padahal terjangkau (pexels.com/cottonbro studio)
Banyak yang khawatir biaya pengobatan hepatitis B kronis sangat mahal. Memang benar, terapi antivirus membutuhkan waktu panjang, bahkan seumur hidup. Namun, kini tersedia obat-obatan efektif seperti entecavir, tenofovir, dan tenofovir alafenamide (TAF) yang lebih aman dan makin terjangkau di banyak negara, termasuk Indonesia.
Kabar baiknya, pemerintah Indonesia mulai memperluas akses terapi antivirus, khususnya untuk mencegah penularan dari ibu hamil ke bayi. WHO melaporkan bahwa sejak 2024, Indonesia sudah memasukkan profilaksis antivirus tenofovir sebagai bagian dari program nasional kesehatan ibu dan anak.
Dengan kebijakan ini, biaya bukan lagi penghalang utama. Akses lebih luas terhadap obat antivirus memungkinkan lebih banyak penderita hepatitis B kronis mendapat penanganan tepat. Ini langkah penting untuk menekan angka komplikasi sekaligus mengurangi beban ekonomi jangka panjang akibat penyakit hati.
Hingga Juli 2025, diperkirakan ada sekitar 6,7 juta orang di Indonesia yang terinfeksi hepatitis B, banyak di antaranya bahkan tidak menyadarinya. Momentum Pekan Peduli Hepatitis B mengingatkan kamu semua untuk tidak sekadar peduli, tapi juga aktif terhadap vaksinasi, skrining rutin, dan dukungan pada penderita.
Meluruskan mitos adalah langkah pertama. Setelah itu, giliran kamu bertindak. Yuk, mulai dari diri sendiri, cek status vaksin, edukasi orang sekitar, dan jangan ragu melakukan tes kesehatan hati. Ingat, peduli sekarang artinya melindungi masa depan kamu dari ancaman hepatitis B.