5 Pembunuh Berantai Paling Keji di Asia, Dukun Dari Indonesia Tersadis

Pembunuh berantai yang lahir di Prefektur Okayama Jepang pada tanggal 5 Maret 1917 ini telah membunuh setidaknya 30 korban. Matsuo Tou membunuh 30 korban tersebut hanya dalam waktu semalam pada tanggal 21 Mei 1938 di kampung halamannya sendiri yaitu Okayama Jepang.

Pria yang saat itu berusia 21 tahun tersebut membunuh 29 tetangga dan 1 neneknya dengan senapan, pedang dan kapak.

Setelah membunuh para tetangga karena alasan balas dendam atas penghinaan terhadap dirinya karena penyakit TBC, Matsuo Toi mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan pistol ke dada.

Seorang pembunuh berantai dengan nama lengkap Yang Ziya Liu Xinhai menjadi salah satu pembunuh yang sangat menakutkan karena membunuh sebanyak 67 orang dan memperkosa 23 korban.

Yang Xinhai lahir pada 29 Juli 1968 dari keluarga miskin di Kabupaten Zhengyang, Provinsi Henan, Cina. Yang Xinhai melancarkan aksinya dengan cara membobol rumah orang dan membunuh segenap keluarga dengan alat berkebun seperti sekop, palu dan kapak.

Pada tanggal 3 November 2003 Yang Xinhai berhasil ditangkap oleh pihak berwenang dan dia mengaku telah membunuh 65 orang, 23 pemerkosaan dan lima serangan yang menyebabkan luka serius.

Setelah terbukti bersalah Yang Xinhai dipenjara kemudian dieksekusi mati oleh regu penembak pada tanggal 14 Februari 2004 atas pembunuhan 67 orang yang berlangsung selama 3 tahun.

Woo adalah seorang perwira polisi Korea Selatan yang telah melakukan pembunuhan massal dengan menewaskan 57 orang (termasuk dirinya) dan 35 lainnya terluka di Gyeong Sangnam-do Korea Selatan saat ia berusia 27 tahun.

Woo bertengkar dengan istrinya pada senin malam kemudian Woo mabuk lalu pergi ke gudang senjata militer dengan mengambil dua karabin, 180 butir amunisi dan tujuh granat tangan.

Woo Bum-kon menembak sebagian besar korbannya dan satu kasus dia membunuh seluruh keluarga dengan granat.

Woo mengakhiri hidupnya setelah polisi mengetahui persembunyiannya dengan cara meledakkan granat yang dia pasang pada tubuhnya.

Jeong Nam Gyu menjadi pembunuh berantai karena saat ia berusia 10 tahun dia mendapatkan pelecehan oleh seorang pria dan dia dikucilkan selama masa remajanya.

Jeong Nam-gyu lahir pada tanggal 17 April 1969 di kabupaten Jangsu, Korea Selatan. Dia menjadi pembunuh berantai pada tahun 2004 hingga 2006 April dengan korban pembunuhan sebanyak 15 orang dan melukai 19 korban.

Pada tanggal 26 April 2006 dia berhasil dibekuk oleh kepolisian saat ia mencoba untuk membunuh pria dewasa di sebuah rumah.

Saat persidangan setelah ia ditangkap Jeong nam gyu mengatakan bahwa dia tidak menyesali perbuatannya dan dia berambisi untuk membunuh banyak korban.

“Saya tidak beruntung telah ditangkap. Jika saya tidak tertangkap saya akan membunuh lebih banyak lagi,” ujar pembunuh berantai tersebut.

Kisah kehidupan Jeong berakhir saat ia berusia 40 tahun setelah dia memutuskan untuk gantung diri disel tahanannya pada tanggal 22 November 2009.

Ahmad Suradji atau dikenal dengan nama Dukun AS ini adalah seorang dukun asal Indonesia yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 10 Januari 1949.

Dia mengaku telah membunuh sebanyak 42 perempuan selama 11 tahun dengan usia antara 11 hingga 30 tahun. Suradji membunuh korban dengan cara mencekik dengan kabel setelah itu korban dikubur di perkebunan tebu dekat tempat tinggalnya dengan posisi kepala korban menghadap rumahnya, hal tersebut dia yakini sebagai ritual yang akan memberikan kekuatan magis.

Alasan Suradji membunuh banyak wanita karena dia bermimpi bahwa ayahnya menyuruh Suradji untuk membunuh 70 wanita dan meminum air liur mereka agar menjadi penyembuh mistik.

Ahmad Suradji menjalankan aksinya dengan rentang kejahatan pada tahun 1986 hingga 1997, dia ditangkap polisi pada tanggal 30 April 1997 dan akhirnya dieksekusi mati pada tanggal 10 Juli 2008.