Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Penyakit ini Disebabkan Minum Alkohol Berlebihan, Kenali dan Cegah

ilustrasi alkohol (unsplash.com/Vinicius "amnx" Amano)
ilustrasi alkohol (unsplash.com/Vinicius "amnx" Amano)
Intinya sih...
  • Minum alkohol berlebihan bisa menyebabkan penyakit liver seperti sirosis dan kanker hati, dengan gejala awal yang tidak langsung terlihat.
  • Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat menyebabkan masalah jantung seperti kardiomiopati dan gangguan irama detak jantung, meningkatkan risiko stroke.
  • Pankreatitis, kerusakan otak dan saraf, serta risiko kanker juga merupakan dampak serius dari minum alkohol berlebihan, namun dapat dicegah dengan mengurangi atau berhenti total konsumsi alkohol.

Minum alkohol berlebihan bukan cuma bikin pusing keesokan harinya. Kalau kebiasaan ini terus dibiarkan, tubuh bisa rusak pelan-pelan dan menimbulkan penyakit yang gak main-main.

Nah, ini dia 5 penyakit besar yang bisa muncul karena terlalu sering minum alkohol, gimana penyakit itu bisa terjadi, apa saja dampaknya, dan gimana cara paling realistis buat mengatasinya. Yuk simak selengkapnya!

1. Penyakit liver: Dari lemak hati sampai sirosis

ilustrasi penyakit liver (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi penyakit liver (pexels.com/cottonbro studio)

Liver atau hati punya peran penting buat nyaring racun dari dalam tubuh, tapi kalau terus-menerus dikasih beban karena alkohol, organ ini bisa rusak. Awalnya mungkin cuma fatty liver atau penumpukan lemak di hati. Tapi lama-lama bisa berkembang jadi hepatitis alkoholik, lalu berujung sirosis, di mana jaringan hati mulai mengeras dan kehilangan fungsinya. Kalau udah sampai tahap ini, risikonya tinggi banget buat gagal hati atau kanker hati.

Gejalanya biasanya gak langsung kelihatan. Awalnya mungkin cuma cepat capek, perut gak nyaman, sampai kulit atau mata menguning. Tapi kalau dibiarkan, bisa muncul gejala lebih serius kayak perut bengkak karena cairan (ascites), gampang berdarah, bahkan kebingungan karena racun numpuk di otak.

Alkohol diubah jadi zat beracun di dalam hati. Kalau dikonsumsi terus-terusan, sel-sel hati jadi meradang dan rusak. Tubuh akan memproduksi kolagen sebagai respons, tapi kolagen ini malah bikin hati kaku dan bikin fungsinya berantakan.

Hati itu organ vital buat banyak hal, mulai dari menyaring racun, bantu pencernaan, sampai produksi protein. Kalau sudah rusak, banyak fungsi tubuh lain yang ikut kacau. Makanya, berhenti minum alkohol sepenuhnya itu langkah paling efektif. Kerusakan ringan bahkan bisa sembuh kalau alkohol dihentikan total. Dokter juga biasanya kasih obat, saran detoks, atau penanganan buat gejala lanjutan kayak cairan di perut atau masalah pembekuan darah.

2. Masalah jantung: Otot melemah, irama kacau, risiko stroke

ilustrasi penyakit jantung (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi penyakit jantung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jantung juga bisa kena dampak dari kebiasaan minum alkohol berlebihan. Salah satu yang paling sering terjadi adalah kardiomiopati, kondisi di mana otot jantung melemah dan melebar, jadi gak bisa pompa darah seefektif biasanya. Alkohol juga bisa naikkan tekanan darah dan ganggu ritme detak jantung, bikin jantung berdetak gak beraturan dan meningkatkan risiko stroke. Gejala yang muncul bisa berupa gampang lelah, kaki dan pergelangan bengkak, sesak napas, detak jantung gak stabil, bahkan nyeri dada. Kalau dibiarkan, kondisi ini bisa makin parah dan bikin jantung gagal bekerja.

Kerusakan ini terjadi karena alkohol bikin otot jantung jadi lemah dan dinding pembuluh darah jadi kaku. Darah jadi lebih susah mengalir, dan risiko penggumpalan pun meningkat. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan gagal jantung, gangguan irama jantung yang berbahaya seperti atrial fibrilasi, stroke, atau kejadian jantung mendadak yang fatal.

Cara paling realistis buat mencegahnya adalah dengan berhenti atau setidaknya sangat membatasi konsumsi alkohol. Selain itu, penting juga rutin cek tekanan darah dan kadar kolesterol. Kalau sudah mulai ada gejala, dokter biasanya akan bantu atur pola makan, aktivitas fisik, dan stres, buat bantu jantung tetap sehat.

3. Pankreatitis: Rasa sakit yang datang terus-menerus

ilustrasi nyeri perut (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi nyeri perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Pankreas punya tugas penting buat bantu cerna makanan dan atur kadar gula darah. Tapi, kalau terus terpapar alkohol, pankreas bisa meradang. Ini disebut pankreatitis. Dalam jangka pendek, bisa muncul serangan nyeri mendadak di perut. Tapi kalau terus terjadi, bisa berkembang jadi pankreatitis kronis yang merusak jaringan pankreas dan bikin produksi insulin terganggu. Gejalanya biasanya berupa nyeri perut hebat, mual, muntah, sampai demam. Kalau sudah kronis, bisa muncul penurunan berat badan drastis dan diabetes karena pencernaan dan pengaturan gula darah jadi kacau.

Penyebabnya karena alkohol bikin enzim pencernaan diaktifkan terlalu cepat, bahkan sebelum sampai ke usus. Akibatnya, pankreas justru 'mencerna' dirinya sendiri. Lama-lama, peradangan terus-menerus ini bikin kerusakan permanen. Kalau gak ditangani, serangan akut bisa sangat menyakitkan dan mengancam nyawa. Kerusakan kronis juga bisa memicu kanker pankreas dan bikin hidup sehari-hari jadi jauh lebih susah.

Cara terbaik untuk mengatasinya adalah berhenti total dari alkohol. Banyak orang yang berhenti minum langsung merasakan perbedaan besar. Selain itu, penanganan medis sangat dibutuhkan untuk atur rasa sakit, bantu tubuh menyerap nutrisi dengan benar, dan jaga kadar gula darah tetap stabil. Kadang, operasi juga diperlukan buat mengangkat bagian pankreas yang rusak atau menghilangkan sumbatan.

4. Kerusakan otak dan saraf: Dari pikun sampai lumpuh

ilustrasi pusing (unsplash.com/Sander Sammy)
ilustrasi pusing (unsplash.com/Sander Sammy)

Minum alkohol dalam jangka panjang juga bisa bikin otak menyusut dan rusak. Ini bisa ganggu fungsi kognitif, bikin susah fokus, gampang lupa, bahkan muncul gangguan ingatan jangka panjang. Salah satu penyakit yang muncul akibat ini adalah sindrom Wernicke-Korsakoff, yang disebabkan kekurangan vitamin B1 (tiamin). Gejalanya berupa kebingungan, masalah penglihatan, susah bergerak, dan ingatan yang makin parah kalau gak segera ditangani. Selain itu, kerusakan saraf perifer juga umum terjadi, bikin tangan dan kaki kesemutan atau lemah.

Alkohol bukan cuma langsung merusak sel saraf, tapi juga bikin orang kehilangan nafsu makan dan jadi kekurangan nutrisi penting. Ini memperparah kondisi otak dan sistem saraf. Dampaknya bisa sangat mengganggu hidup. Banyak penderita gak bisa lagi kerja atau bahkan mandiri. Dalam kasus parah, mereka butuh bantuan buat aktivitas harian karena gejala mirip demensia.

Untuk mengatasinya, pemberian vitamin B1 secara cepat sangat penting, terutama buat yang udah mulai tunjukkan gejala sindrom Wernicke. Terapi kognitif dan latihan koordinasi bisa bantu otak pulih sebagian. Dan tentu saja, berhenti minum alkohol adalah satu-satunya cara buat menghentikan kerusakan lebih lanjut dan kasih otak kesempatan buat sembuh.

5. Kanker: Alkohol sebagai pemicu utama

ilustrasi kanker (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi kanker (pexels.com/Thirdman)

Banyak orang gak sadar bahwa alkohol juga termasuk faktor pemicu kanker. Bahkan dalam jumlah sedang, konsumsi alkohol bisa tingkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan, esofagus, hati, payudara, dan usus. Waktu alkohol diproses di tubuh, akan terbentuk zat bernama asetaldehida yang bisa merusak DNA. Selain itu, alkohol juga bisa ganggu hormon tubuh, misalnya estrogen, yang berkaitan dengan kanker payudara. Dampaknya bisa fatal karena kebanyakan kanker ini baru terdeteksi di tahap lanjut, di mana pengobatannya lebih sulit dan peluang sembuh lebih kecil.

Kalau mau turunkan risiko, langkah paling jelas adalah berhenti atau sangat membatasi konsumsi alkohol. Selain itu, penting juga buat rutin lakukan skrining kanker, mulai dari pemeriksaan payudara, kolonoskopi, sampai USG hati, tergantung kondisi dan riwayat keluarga. Jaga pola makan sehat, olahraga teratur, dan hindari rokok juga bisa bantu jaga tubuh tetap kuat dan jauh dari penyakit serius ini.

6. Tips terbaik untuk mencegah dan melawan dampak alkohol

ilustrasi minum alkohol (unsplash.com/Kelsey Chance)
ilustrasi minum alkohol (unsplash.com/Kelsey Chance)

Kalau sudah tahu efek jangka panjang dari alkohol, penting banget buat mulai ambil langkah. Pertama dan paling penting tentu saja berhenti atau minimal banget kurangi konsumsi alkohol. Bahkan kalau belum bisa total berhenti, mengurangi secara bertahap bisa kasih dampak besar buat kesehatan jangka panjang. Cari bantuan medis kalau merasa sudah susah lepas dari alkohol. Ada banyak metode yang bisa bantu, mulai dari terapi, dukungan komunitas, sampai obat-obatan seperti naltrexone atau acamprosate yang bisa bantu ngurangin keinginan buat minum. Banyak orang yang merasa jauh lebih sehat dan stabil setelah mengikuti program detoks dan rehab medis.

Selain itu, tubuh juga butuh dukungan dari dalam. Pastikan asupan makan seimbang dan kaya nutrisi, terutama vitamin B kompleks, yang sering hilang karena efek alkohol. Suplemen seperti tiamin juga sering dianjurkan untuk cegah atau bantu pemulihan dari gangguan otak seperti Wernicke-Korsakoff. Jangan lupa juga cek kesehatan secara berkala. Cek fungsi hati, tekanan darah, kadar gula darah, sampai pemeriksaan kanker sebaiknya dilakukan rutin, apalagi buat yang udah pernah atau masih aktif konsumsi alkohol.

Dan yang gak kalah penting, jangan jalani semua ini sendirian. Cari support system, entah itu keluarga, sahabat, komunitas, atau terapis. Punya orang yang peduli bisa bikin proses pemulihan lebih ringan dan kemungkinan sukses lebih besar.

Kebiasaan minum alkohol yang gak dikontrol bisa berdampak besar ke tubuh. Meskipun sering gejalanya gak langsung muncul, dampaknya bisa sangat berat dan memengaruhi hidup sehari-hari. Tapi kabar baiknya, sebagian besar kerusakan ini bisa dicegah atau bahkan dibalik kalau kamu mulai bertindak sekarang. Berhenti atau setidaknya mengurangi konsumsi alkohol adalah langkah besar ke arah hidup yang lebih sehat. Didukung dengan pola makan yang baik, pemeriksaan rutin, dan dukungan dari orang sekitar, kamu bisa ambil alih kendali atas kesehatanmu.

Kalau kamu atau orang terdekatmu merasa kesulitan buat berhenti, jangan ragu buat cari bantuan. Ada banyak jalan untuk pulih, dan kamu gak sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us