ilustrasi kehidupan sosial (pexels.com/Sharefaith)
Tindakan bunuh diri yang dipengaruhi oleh faktor alam ini secara spesifik menurut Durkheim berupa cuaca dan temperatur suhu musim. Secara lebih lanjut, muncul asumsi bahwa saat musim dan cuaca dengan langit menunjukkan kegelapan. Lalu temperatur udaranya jadi rendah dan lembab.
Maka, saat itulah suasana mendukung seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri. Yang mana cuaca dengan suhu rendah membuat seseorang semakin melankolis. Yakni, dengan bisa merasakan kesedihannya yang lebih dalam lagi.
Dengan cuaca dan suasana yang mendukung ini, seseorang semakin meratapi dan merasakan kesakitan akan penderitaannya, keputusasaannya, hingga ketidakbahagiaan dalam hidupnya. Dengan begitu, emosional yang bergejolak mendukung untuk melakukan bunuh diri dalam rangka mengakhiri semuanya.
Nah, ketika asumsi tersebut diteliti oleh Durkheim, ternyata secara empiris tidak terbukti. Yakni, ketika cuaca berpengaruh dalam tindakan bunuh diri. Maka, seharusnya selalu terjadi peningkatan data bunuh diri secara terus-menerus dalam musim dingin dan musim gugur.
Namun, pada kenyataannya peningkatan tindakan bunuh diri tidak hanya terjadi dalam musim tertentu saja. Yakni, selalu terjadi peningkatan maupun penurunan pada setiap musim yang ada. Maka, dapat dikatakan bahwa musim dapat menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri.