Sikap optimis sering dianggap sebagai kunci untuk menjalani hidup dengan lebih ringan dan penuh harapan. Namun, di sisi lain, ada batas tipis yang bisa membuat seseorang terjebak dalam delusi, yakni keyakinan yang tidak berdasar dan jauh dari realita. Meskipun keduanya sama-sama melibatkan harapan positif terhadap masa depan, bukan berarti optimisme dan delusi bisa disamakan begitu saja.
Banyak orang keliru menyamakan optimisme dengan sikap terlalu percaya diri tanpa dasar. Padahal, perbedaan antara keduanya sangat krusial dalam menentukan cara seseorang menghadapi tantangan hidup. Optimis yang realistis mampu membaca situasi secara rasional dan tetap mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terburuk. Sebaliknya, delusi justru bisa membuat seseorang abai terhadap realita dan cenderung menghindari kebenaran yang pahit. Berikut ini lima perbedaan mendasar antara sikap optimis dan delusional yang penting dipahami agar gak terjebak dalam kesalahan persepsi.