Dahulu, sebelum ada yang namanya smartphone dan kemajuan teknologi lainnya. Anak-anak Jawa Tengah menghabiskan waktunya dengan memainkan sebuah permainan bersama teman-temannya.
Baik itu saat di sekolah maupun dengan teman sekampungnya. Sebab ada banyak sekali permainan tradisional yang seru dan menyenangkan.
Lantas apa saja permainan tradisional yang dimainkan anak-anak Jawa Tengah sebelum adanya teknologi? Berikut ini daftar permainan tradisional yang dulu sering dimainkan anak-anak di Jawa.
Bentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Umumnya, permainan ini akan dimainkan oleh dua kelompok yang beranggotakan 4 hingga 10 orang tiap kelompoknya.
Setiap kelompok mempunyai sisi yang digunakan sebagai ‘Benteng’, baik itu berupa pohon, tembok maupun tiang. Bentengan termasuk salah satu permainan yang menggunakan aktivitas fisik. Sebab itulah, permainan ini memerlukan area yang cukup luas.
Tujuan dari permainan Bentengan adalah menyentuh benteng lawan. Dengan begitu kelompok yang menang bisa ditentukan ketika ada salah satu kelompok yang berhasil lebih dulu menyentuh benteng kelompok lawan.
Selain menggunakan cara tersebut, kemenangan bisa diraih dengan cara menangkap semua tim lawan dengan cara menyentuh bagian tubuhnya.
Permainan berikutnya yang berasal dari Jawa Tengah adalah Gobak Sodor. Permainan ini bisa dimainkan dengan minimal 6 anak yang dibagi menjadi dua kelompok.
Ya, permainan ini bisa dimainkan oleh campuran anak laki-laki dan anak perempuan. Umumnya, gobak sodor akan dimainkan di halaman rumah yang cukup luas.
Permainan gobak sodor sangatlah bermanfaat. Mulai dari melatih kecepatan fisik dimana setiap pemain harus berlari.
Melatih kecermatan, dimana pemain harus menjaga pintu keluar supaya pemain lawan tidak mencetak poin. Hingga melatih kekompakan, sportivitas dan juga untuk mengisi waktu luang.
Congklak merupakan permainan yang sangat populer di era 90-an hingga sekarang pun masih banyak orang yang memainkan permainan ini.
Secara umum, congklak memang paling digemari oleh anak perempuan. Namun, tidak menutup kemungkinan anak laki-laki pun juga bisa memainkan permainan yang satu ini.
Permainan yang berasal dari Jawa Tengah ini dimainkan oleh dua anak yang duduk berhadapan. Permainan ini akan berakhir jika semua kelereng atau batu di papan yang terdiri dari lima buah lubang berisi 5 atau 6 kelereng habis.
Pemenangnya bisa ditentukan dengan menghitung jumlah kelereng yang masuk di lubang rumah yang ada di ujung papan. Pemain dengan jumlah kelereng terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenangnya.
Engklek merupakan salah satu permainan asal Jawa Tengah yang dimainkan oleh anak-anak era 90-an. Permainan ini bisa dimainkan dengan cara menggambar garis di atas tanah maupun area lainnya.
Secara umum, anak perempuan lah yang paling sering memainkan permainan ini. Namun, ada juga anak laki-laki yang juga memainkan Engklek.
Untuk bisa memainkan permainan ini cukup mudah, pemain hanya perlu melemparkan benda, bisa berupa pecahan keramik maupun genteng ke salah satu kotak permainan yang sudah dibuat. Biasanya terdapat angka pada kotak tersebut dan harus dilewati secara berurutan.
Setelah pecahan genteng dilempar, pemain harus melompati semua garis pembatas kotak yang sudah dibuat dan harus kembali ke posisi awal tanpa memijakkan kaki ke kotak yang terdapat pecahan genteng tersebut. Perlu diingat sebelum kembali ke posisi awal, pemain harus mengambil pecahan genteng tersebut untuk melanjutkan permainan.
Egrang atau yang disebut juga sebagai Enggrang merupakan permainan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Permainan yang satu ini bisa dimainkan oleh semua usia. Untuk cara bermainnya sendiri cukup mudah.
Anda hanya memerlukan peralatan khusus, berupa bambu yang sudah dirakit dengan ditambahkan pijakan untuk kaki. Permainan ini sangat membutuhkan keseimbangan. Dimana Anda Anda menjaga keseimbangan saat berada di atas pijakan bambu supaya tidak terjatuh.
Nah itu dia lima permainan tradisional dari Jawa Tengah yang biasa dimainkan anak-anak di era 90-an sebelum adanya teknologi. Meski sudah dianggap jadul, nyatanya banyak kelompok yang masih melestarikan permainan-permainan di atas agar tidak punah.