5 Rekomendasi Novel Kisah Nyata yang Diangkat jadi Film, Ada 172 Days!

Laskar Pelangi merupakan novel karya Andrea Hirata, Novel ini telah diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama pada tahun 2008. Film ini menjadi sangat populer di Indonesia yang mengisahkan tentang perjuangan sekelompok anak miskin di Belitung untuk mendapatkan pendidikan.

Novel ini bercerita tentang perjalanan hidup sekelompok anak-anak di Pulau Belitung yang diberi nama Laskar Pelangi. Di tengah keterbatasan pendidikan yang mereka dapatkan, mereka tetap semangat bersekolah sehingga bisa berprestasi baik di bidang sains maupun di bidang seni.

Menariknya, novel ini juga mengangkat berbagai isu sosial seperti kesenjangan ekonomi, pendidikan, dan perjuangan anak-anak dalam mencapai impian mereka. Novel yang bisa jadi pengingat tentang betapa pentingnya pendidikan dan bagaimana itu dapat mengubah hidup seseorang.

Novel ini bukan sekadar cerita yang menghibur, tetapi juga memberikan pesan yang mendalam. Jadi, bagi teman-teman yang mencari sebuah novel yang penuh dengan semangat, keindahan, dan inspirasi, novel ini cocok banget. 

Perahu Kertas merupakan novel karya Dee Lestari. Novel ini diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama pada tahun 2012. Film ini mengisahkan perjalanan seorang perempuan bernama Kugy dalam mengejar mimpi dan cinta sejatinya.

Novel ini menceritakan tentang Kugy, pendongeng yang ajaib dengan sejuta imajinasinya, dan Keenan, pelukis cerdas nan artistik yang kehidupannya penuh drama dan magis.

Berawal dari persahabatan empat sekawan benih cinta mulai muncul di hati Kugy dan Keenan, sayangnya sama seperti kita semua, jalannya gak semulus itu.

Ayat-Ayat Cinta merupakan karya Habiburrahman El-Shirazy. Novel ini diadaptasi menjadi film pada tahun 2008. Film ini mengisahkan kisah cinta seorang mahasiswa Indonesia bernama Fahri yang belajar di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.

Novel ini diceritakan melalui sudut pandang tokoh utama, yaitu Fahri. Alur ceritanya mengalir, meskipun di beberapa bagian terasa sedikit lambat. Latar ceritanya dijabarkan begitu rinci, sehingga aku turut merasakan bagaimana lika-liku kehidupan mahasiswa Indonesia yg menempuh studi di bumi Kinanah, mengenal tabiat penduduknya, dan membayangkan tempat indah yg bersejarah.

Cinta rumit yang terjalin antara Fahri, Aisha, Maria, Nurul, dan Noura membuat novel ini penuh konflik. Ketabahan dan kesetiaan Fahri benar-benar diuji, terlebih ketika ia difitnah dan harus menjalani kehidupan di penjara (disiksa, dilecehkan, dikurung di bawah tanah bersama tahanan lain yg di antaranya adalah seorang profesor), membuat perasaan campur aduk saat membacanya. 

Banyak hal-hal menarik yang terdapat di dalam novel ini. Tak salah jika Ayat Ayat cinta disebut sebagai novel pembangun jiwa. Novel ini ditaburi dengan nasehat-nasehat yang menyentuh hati, baik tentang sesama manusia, maupun tentang manusia dengan Tuhannya.

Bumi Manusia merupakan novel karya Pramoedya Ananta Toer. Novel ini diadaptasi menjadi film pada tahun 2019 dengan judul yang sama. Film ini mengisahkan kisah cinta terlarang antara seorang pribumi bernama Minke dan seorang perempuan Belanda bernama Annelies.

Novel ini mengisahkan Minke (pribumi) seorang penulis dan siswa HBS yang sangat mengagumi bangsa Eropa atas kemajuannya. Namun, akhirnya justru ia kecewa dengan bangsa tersebut.

Membaca novel ini tidak hanya disuguhi oleh kisah cinta Minke dan Annelies aja tetapi kita juga diajak untuk menyelam ke kehidupan saat pribumi mendapatkan perlakuan diskriminasi, kesewewenang-wenang, dan tertindas oleh kaum kolonial.

172 Days merupakan novel karya Nadzira Shafa. Novel ini diadaptasi menjadi film pada tahun 2023 dan saat ini sedang proses syuting. Film ini mengisahkan kisah cinta alm Amer Azzikra dan Nadzira Shafa yang dipisahkan oleh takdir.

Novel ini tak lepas dari membahas sebuah "kehilangan", memetik hikmah dari hal yang pernah datang kemudian pergi meninggalkan. Buku ini terdiri dari 241 halaman yang diawali dengan "patah hati" lalu kemudian Allah kirimkan sesosok obat penawar untuk hati yang patah itu.

172 hari yang paling membahagiakan bagi Zira, dia menceritakan bagaimana seorang Ameer yang sangat memuliakan dirinya sebagai seorang istri dan menjadikannya ratu dalam setiap momen dari perjalanan ibadah seumur hidup itu. Tak banyak mungkin Allah berikan, hanya 172 hari. Akan tetapi 172 hari itu penuh dengan kisah bermakna, pembelajaran hidup, dan sama-sama belajar ketika Allah berikan ujian.

Rekomendasi novel tersebut sangat menyentuh banget kisahnya. Diangkat dari kisah yang pernah penulis alami, bikin pembaca jadi baper dan ikut hanyut dalam ceritanya.