Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (unsplash.com/thwhoai)

Intinya sih...

  • Libur panjang adalah momen tepat untuk membaca novel klasik tebal

  • Novel War and Peace, The Count of Monte Cristo, Les Miserables, Bleak House, dan Vanity Fair adalah rekomendasi bacaan liburan yang menarik

  • Masing-masing novel memiliki cerita epik dengan beragam tema dan latar belakang sosial yang menarik untuk dieksplorasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Libur panjang bisa jadi momen yang tepat untuk membaca buku dengan ratusan halaman yang tebal. Karena kamu punya waktu luang yang cukup banyak dengan ritme kehidupan sehari-hari yang cenderung melambat.

Novel tebal bergenre klasik bisa jadi pilihan bacaan liburan. Karena kamu punya banyak waktu untuk memahami halaman per halaman, paragraf per paragraf sastra klasik yang sarat akan makna dan bahasa. Berikut beberapa rekomendasi novel klasik berhalaman panjang yang bisa kamu baca selama libur panjang.

1. War and Peace karya Leo Tolstoy

sampul War and Peace (amazon.com)

War and Peace berfokus pada kehidupan lima keluarga aristokrat di rusia yang berlatar dii awal abad ke-19. Cerita berpusat pada tiga orang yaitu Pierre Bezukhov, seorang anak di luar nikah yang tiba-tiba mewarisi kekayaan. Pangeran Andrei Bolkonsky yang mencari kehormatan di medan perang. Dan Natasha Rostova, Perempuan muda yang penuh semangat. Mereka bertemu di pesta dansa di St. Petersburg yang mewah dan damai.

Namun, kedamaian itu berubah mencekam ketika Napoleon Bonaparte mulai mengancam kedaulatan Rusia. Pesta dansa yang megah berubah menjadi medan pertempuran yang besar dan brutal. Para tokoh utama harus menghadapi kengerian perang dan kehancuran kota.

Penulis memadukan kisah personal para tokohnya dengan peristiwa sejarah besar. Sehingga menciptakan narasi epic yang luas dan intim. Novel ini terbit di tahun 1869 dengan halaman yang cukup tebal, berkisar 1.200 halaman dalam Bahasa Inggris dan 1.500 halaman dalam Bahasa Indonesia.

2. The Count of Monte Cristo karya Alexandre Dumas

sampul novel The Count of Monte Cristo (gramedia.com)

Novel berkisah tentang Edmond Dantes, seorang pelaut muda yang jujur dan sukses. Namun, ia dikhianati oleh teman-teman yang iri padanya yaitu Danglars, Fernand, dan Caderousse. Ketiga orang tersebut menjebak Edmond Dantes sebagai agen politik dan pemberontak yang membuatnya dijebloskan ke dalam penjara.

Selama di dalam penjara, Dantes bertemu dengan Abbe Faria, seorang tahanan tua yang menceritakan tentang sebuah rahasia Pulau Monte Cristo yang penuh dengan harta karun. Dantes berencana kabur dari penjara dan menemukan pulau tersebut dan membalaskan dendamnya pada teman-temannya terdahulu.

Novel ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa dalam dua volume buku dengan total sekitar 1.500 halaman. Walaupun tebal, The Count of Monte Cristo adalah definisi page turner klasik karena bahasanya cukup ringan. Novel ini adalah paket lengkap dari petualangan, balas dendam, dan sedikit intrik politik di dalamnya.

3. Les Miserables karya Victor Hugo

sampul novel Les Miserables (mizanstore.com)

Jean Valjean adalah seorang laki-laki yang dipenjara selama 19 tahun karena mencuri sepotong roti. Setelah bebas, Valjean mengganti identitasnya dan menjadi seorang pengusaha sukses dan wali kota yang dermawan. Namun, Valjean terus diburu oleh Inspektur Javert karena melanggar pembebasan bersyarat. Javert adalah sosok yang kaku dan cenderung memandang segalanya dengan hitam dan putih.

Latar belakang cerita kemudian meluas ke jalanan Paris yang kumuh. Ada juga tokoh yang terpinggirkan seperti Fantine, buruh miskin yang menjual segalanya demi anaknya. Cosette, anak yatim piatu yang disiksa oleh pengasuhnya. Dan Gavroche, anak jalanan yang hidup tanpa orang tua.

Victor Hugo ingin mengkritik sistem sosial yang menunjukkan bahwa kemiskinan dan kurangnya pendidikan adalah penjara yang sebenarnya. Ia ingin menekankan bahwa Jean Valjean dan tokoh-tokoh lainnya adalah korban dari sistem hukum dan sosial yang gak berbelas kasihan. Novel ini berjumlah 1.500 halaman dalam edisi Bahasa Inggris, dan lebih dari 1.600 halaman dalam Bahasa Indonesia, yang disebut sebagai novel klasik terpanjang dalam sastra.

4. Bleak House karya Charles Dickens

sampul Bleak House (amazon.com)

Bleak House adalah mahakarya Charles Dickens yang berfokus pada seluruh lapisan masyarakat Inggris yang terjebak dalam sistem hukum yang korup. Berkisah tentang perkara hukum Jarndyce and Jarndyce, sebuah sengketa warisan yang berlarut-larut di Pengadilan Chancery yang perlahan merugikan kehidupan semua orang yang terlibat di dalamnya.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Esther Summerson, seorang Perempuan yatim piatu yang diasuh oleh John Jarndyce. Lewat sudut pandang Esther, kamu diajak untuk menyusuri kehidupan para karakter dari berbagai lapisan sosial, mulai dari bangsawan, hingga kaum miskin di London.

Novel ini juga menyajikan kisah Lady Dedlock, seorang wanita bangsawan yang tampak dingin, tetapi menyimpan rahasia mematikan yang terhubung oleh Esther. Rahasia ini mulai terungkap ketika Detektif Bucket menyelidiki pembunuhan yang melibatkan kalangan elit.

Bagi kamu yang menyukai mister dan detektif klasik, novel ini sangat cocok buat kamu. Karena Bleak House merupakan salah satu novel pelopor genre detektif. Novel ini terdiri dari 1.100 hingga 1.200 halaman dalam edisi Bahasa Indonesia dengan total 67 bab.

5. Vanity Fair karya William Thackeray

sampul Vanity Fair (amazon.com)

Berbeda dengan novel klasik yang memiliki tokoh utama yang cenderung sangat baik, Vanity Fair dikemas dengan satir tentang ambisi sosial dan kemunafikan masyarakat Inggris di masa perang Napoleon. Cerita berfokus pada dua perempuan yang punya nasib yang berbeda. Becky Sharp adalah seorang yatim piatu yang licik dan cerdas. Ia bertekad menggunakan kecantikan dan kecerdikannya untuk meraih kekayaan dan status sosial. Sementara Amelia Sadley adalah perempuan kaya dan lugu yang jatuh miskin.

Becky Sharp adalah tokoh anti-hero yang paling terkenal dalam sejarah sastra. Karena ia memanipulasi pria, berbohong, dan mengkhianati teman demi mencapai tujuannya. Pembaca akan diajak untuk melihat vanity fair atau pasar amal, di mana semua orang sibuk mengejar sesuatu fana dan sering kali gak berharga.

Bagi kamu yang terlalu bosan dengan novel klasik serius, maka bacalah Vanity Fair. Karena novel ini dikemas dengan satir dan jenaka. Novel ini berjumlah hampir 1.000 halaman dalam edisi Bahasa Indonesia dan terbit pertama kali tahun 1847. Meskipun tebal, cerita relatif dinamis.

Membaca novel klasik selama libur panjang memberikan kesempatan untukmu supaya gak membaca dengan tergesa-gesa. Kamu gak harus menyelesaikan halaman demi halaman dengan cepat. Nikmati setiap detail gaya bahasa, perangai tokoh, hingga konteks sejarah yang melatarinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team