Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Alasan Mengapa Penting Berempati pada Korban Bullying, Jangan Cuek!

ilustrasi menghibur teman (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Membantu korban merasa tidak sendirian
  • Mengurangi trauma psikologis dengan empati
  • Membantu korban kembali percaya pada orang lain

Bullying masih jadi masalah serius di sekolah, kampus, bahkan dunia kerja. Banyak orang yang memilih untuk diam karena merasa bukan urusannya. Padahal, menunjukkan empati kepada korban memiliki dampak yang besar bagi mereka. Padahal, empati mampu membantu memulihkan kepercayaan diri korban bullying.

Mereka biasanya mengalami penurunan rasa percaya diri akibat ucapan atau tindakan yang menyakitkan. Saat ada yang berempati, korban merasa dihargai sebagai manusia yang setara. Hal ini akan membantu mereka bangkit perlahan dan mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri maupun orang lain. Berikut enam alasan mengapa kita harus menumbuhkan empati kepada korban bullying dalam kehidupan sehari-hari.

1. Membantu mereka merasa tidak sendirian

ilustrasi membantu rekan kerja (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi membantu rekan kerja (pexels.com/SHVETS production)

Empati membuat korban bullying sadar bahwa masih ada orang baik di sekitarnya. Rasa tidak sendirian itu menumbuhkan kekuatan untuk bertahan di tengah tekanan yang mereka alami. Banyak korban yang merasa tidak ada gunanya hidup saat terus-menerus diperlakukan tidak adil tanpa ada yang peduli. Hadirmu sebagai teman yang memahami bisa menjadi alasan mereka untuk terus melanjutkan hidup dan berjuang.

Dengan merasa tidak sendirian, korban juga lebih terbuka untuk berbagi perasaan dan masalahnya. Mereka akan lebih berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Dukungan emosional ini sangat dibutuhkan agar mereka tidak memendam luka sendirian, yang bisa berujung pada stres berat hingga depresi. Jangan anggap sepele hal kecil seperti menanyakan kabar mereka.

2. Membantu mengurangi trauma psikologis

ilustrasi memeluk (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi memeluk (pexels.com/Liza Summer)

Bullying meninggalkan trauma psikologis yang dalam. Korban bisa merasa cemas, takut, hingga depresi dalam jangka panjang. Namun, empati yang kita tunjukkan membantu mereka merasa diterima apa adanya. Itu akan mengurangi rasa trauma sedikit demi sedikit karena mereka tahu ada orang yang mendukung tanpa menghakimi.

Selain itu, empati dapat menenangkan hati mereka yang masih ketakutan. Saat korban bullying mendapat dukungan moral, trauma yang dialami perlahan akan terurai. Mungkin mereka tidak langsung sembuh, tetapi empati adalah langkah awal penting menuju pemulihan mental yang lebih baik.

3. Membantu mereka kembali percaya pada orang lain

ilustrasi menolong teman (pexels.com/Allan Mas)
ilustrasi menolong teman (pexels.com/Allan Mas)

Salah satu dampak bullying adalah hilangnya kepercayaan korban pada orang lain. Mereka takut disakiti kembali, sehingga menarik diri dari pergaulan. Namun, jika kamu menunjukkan empati, hal itu akan membantu korban percaya bahwa tidak semua orang jahat. Akan tumbuh harapan bahwa masih ada sosok yang tulus dalam hidupnya.

Perasaan percaya yang muncul ini sangat penting untuk proses adaptasi mereka di lingkungan sosial. Dukunganmu akan membantu mereka membuka diri kembali. Dengan demikian, mereka tidak akan merasa sendirian terlalu lama dan bisa kembali menata hidup dengan perlahan.

4. Membantu menciptakan lingkungan yang aman dan suportif

ilustrasi merayakan kemenangan (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi merayakan kemenangan (pexels.com/Pixabay)

Empati yang kamu tunjukkan pada korban bullying akan menular kepada orang lain. Lingkungan yang penuh empati akan menjadi tempat yang aman dan suportif. Saat satu orang mulai peduli, orang lain pun akan terdorong melakukan hal yang sama. Akhirnya, bullying bisa ditekan bersama-sama karena ada budaya saling menjaga.

Lingkungan yang aman ini bukan hanya menguntungkan korban, tapi juga semua orang di dalamnya. Semua akan merasa nyaman dan terlindungi dari ancaman bullying. Tidak ada yang takut menunjukkan diri apa adanya karena tahu akan ada yang membela jika mereka diperlakukan tidak adil.

5. Membantu menumbuhkan empati dalam diri kita sendiri

ilustrasi memeluk diri sendiri (pexels.com/MEUM MARE)
ilustrasi memeluk diri sendiri (pexels.com/MEUM MARE)

Berempati pada korban bullying juga melatih diri kita untuk menjadi manusia yang lebih peduli. Saat kita memahami penderitaan orang lain, hati kita akan terlatih untuk tidak mudah menghakimi. Kita akan belajar menempatkan diri di posisi orang lain sebelum berbicara atau bertindak.

Empati yang tumbuh dalam diri akan membantu kita membangun relasi sosial yang sehat. Kita akan lebih berhati-hati agar tidak menjadi pelaku bullying tanpa sadar. Ini juga akan menjadikan kita pribadi yang lebih bijak dan dewasa dalam menyikapi berbagai perbedaan.

6. Membantu menumbuhkan keberanian untuk menolak bullying

ilustrasi berkata tidak (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi berkata tidak (pexels.com/Monstera Production)

Ketika kita berempati pada korban, secara tidak langsung kita juga belajar untuk berani menolak bullying itu sendiri. Kita akan terdorong untuk membela orang yang diperlakukan tidak adil. Ini adalah wujud kepedulian yang nyata, bukan hanya merasa iba tanpa melakukan apa pun.

Berani menolak artinya kita membantu menciptakan keadilan di lingkungan kita. Tidak perlu selalu melakukan tindakan besar, cukup dengan menegur pelaku, mendukung korban, atau melaporkan kejadian yang ada kepada pihak berwenang. Itu semua adalah langkah kecil yang berdampak besar.

Berempati kepada korban bullying bukanlah hal sulit jika kita membiasakan diri peduli pada orang lain. Satu tindakan empati darimu bisa menjadi harapan bagi mereka untuk bertahan dan pulih. Jadi, yuk mulai menumbuhkan empati dalam keseharianmu, agar kita bisa sama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us