Dalam serial Naruto (dan Naruto Shippuden), sosok Itachi Uchiha digambarkan sebagai shinobi berkepribadian dingin dan kaku. Kendati demikian, kakak satu-satunya dari Sasuke Uchiha ini sebenarnya memiliki sisi hangat dan lembut.
Apalagi saat kecil, saat Itachi ditawari hanami-dango oleh Izumi. Sempat malu-malu, Itachi kecil ternyata sangat menyukai camilan itu. Ini, lho, trivia tentang hanami-dango!
Itachi dan Izumi berasal dari klan yang sama, klan Uchiha. Mereka sebaya dan menempuh pendidikan di Akademi Ninja.
Namun, Itachi lulus lebih dahulu berkat bakat dan kejeniusannya. Kendati demikian, persahabatan mereka tetap berjalan.
Suatu hari, Izumi menawarkan hanami-dango pada Itachi sebagai apresiasi atas prestasi teman kecilnya itu.
Dia sempat mengira Itachi tak suka tapi ternyata justru sebaliknya. Itachi langsung menyukai kudapan tersebut.
Usut punya usut, hanami-dango adalah salah satu jenis dango. Banyak teori historis tentang dango, tapi yang paling umum yakni dango berasal dari kedai teh "Kamo Mitarashi" di Kuil Shimogamo, Kyoto, pada zaman dahulu.
Mitarashi dango adalah jenis dango terpopuler. Untuk sausnya, ada saus manis-asin yang diolah dari shoyu.
Satu tusuk berisi lima dango yang bermakna kepala (1 dango paling atas), lengan (2 dango di bawahnya), dan kaki (2 dango terakhir).
Penyajian mitarashi dango dalam bentuk tusuk ini diadaptasi oleh kushidango. Secara umum, kushidango merujuk pada sebutan untuk 3 hingga 5 dango yang ditusuk menjadi satu menggunakan kushi (tusukan bambu).
Jumlah dango dalam satu tusuk tergantung pada daerah asalnya di Jepang. Kalau di serial Naruto, Itachi dan Izumi tampak menikmati tiga butir dango untuk satu tusuk. Selain jumlah dango, variasi warna dango juga khas. Dango itu adalah hanami-dango.
Berdasarkan jumlah dango dalam satu tusuk dan variasi warnanya, dango yang disantap oleh Itachi dan Izumi adalah hanami-dango atau dikenal juga dengan hamidango. Dango jenis ini identik dengan warna merah muda, hijau, dan putih.
Warna merah muda dari bunga sakura, warna hijau dari matcha, dan warna putih yang tanpa pewarna.
Hanami-dango kerap disajikan saat menikmati keindahan bunga sakura. Pasalnya, "hana" bermakna bunga sakura dan "mi" berarti mengagumi.
Dango, baik hanami-dango maupun jenis dango lainnya, memiliki cita rasa khas berupa manis.
Bahan baku pembuatannya pun sama yakni adonan tepung beras, tepatnya mochiko. Adonan tersebut diuleni hingga kalis dengan air panas.
Selanjutnya, adonan dibentuk seperti bola kecil, lalu dimasak dengan dikukus ataupun direbus hingga matang.
Kemudian, dango itu akan dihidangkan ke dalam dalam tusukan dan saus atau taburan pendamping sesuai keinginan.
Selain cita rasa manis, dango juga identik dengan tekstur kenyal. Tambahan bahan pendamping juga membuat cita rasa dango lebih kaya.
Misalnya, untuk saus, yang paling umum adalah saus dari campuran kecap asin (shoyu).
Selain itu, dango juga kerap dipadukan dengan taburan kinako, dimasukkan ke dalam mitsumame, ataupun diolesi selai kacang merah yang telah diencerkan dengan air. Tentunya, pilihan cita rasa itu memiliki keunikan tersendiri.
Hanami-dango maupun dango jenis lainnya tergolong camilan yang mudah dijumpai. Kudapan ini juga dijual dengan harga yang terbilang murah. Ukurannya yang mungil membuat dango praktis dibawa.
Sebagaimana yang dilakukan Itachi dan Izumi di serial Naruto, mereka menikmati hanami-dango di pinggir danau sembari menghabiskan waktu bersama. Selain itu, dango juga enak disantap bersama teh hangat sebagai kudapan keluarga.
Tak mengherankan mengapa anak sulung dari Fugaku Uchiha ini begitu menyukai dango. Itachi kecil tampak semakin menggemaskan saat melahap hanami-dango pemberian temannya itu. Nah, kalau kamu lebih suka jenis dango yang mana?