Semarang, IDN Times - Nama Elisabeth Philip sebagai filantropis tentu sudah tidak asing. Kali ini dalam rangka merayakan ulang tahun ke-65 tahun, perempuan yang memiliki perhatian besar pada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat itu meluncurkan buku biografi berjudul “Mata Hatinya Bagi Negeri Ini” di Semarang, Sabtu (30/8/2025).
65 Tahun Pelayanan Hidup Elisabeth Philip dalam Sebuah Buku Biografi

Intinya sih...
Elisabeth Philip merayakan ulang tahun ke-65 dengan meluncurkan buku biografi "Mata Hatinya Bagi Negeri Ini" di Semarang.
Perempuan ini dikenal sebagai filantropis yang peduli pada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Buku biografi tersebut menjadi bentuk apresiasi atas 65 tahun pelayanan hidup Elisabeth Philip.
1. Jadi warisan iman bagi generasi mendatang
Buku yang ditulis oleh Widjati Hartiningtyas itu bagi perempuan yang akrab disapa Elis ini bukan sekadar buku perjalanan hidup. Perempuan yang memiliki keterbatasan fisik—tidak bisa melihat—ini mengungkapkan, bahwa buku ini bukan dimaksudkan untuk memperkenalkan dirinya, melainkan untuk memuliakan nama Tuhan dan menjadi warisan iman bagi generasi mendatang.
“Buku ini ada di tangan Anda sekarang semata-mata karena ini adalah waktu Tuhan. Buku ini tidak dimaksudkan untuk memegahkan diri saya dan membuat orang-orang mengenal siapa Elisabeth Philip. Buku ini dibuat sebagai warisan iman bagi generasi mendatang agar iman mereka diteguhkan di dalam Yesus. Pada akhirnya, saya ingin melihat nama Tuhan saja yang dipermuliakan,” tuturnya pada kerabat dan sahabat yang hadir.
Elis mengajak semua hadirin untuk menjadikan momentum ini bukan sekadar perayaan pribadi, melainkan kesempatan untuk meneguhkan iman dan semangat pelayanan.
2. Berharap karya pelayanannya menginspirasi
Melalui buku ini, Elisabeth Philip berharap kisah hidup dan karya pelayanannya dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memberikan hidupnya bagi Tuhan dan sesama, serta melanjutkan jejak pelayanan penuh kasih yang telah ia tapaki.
Untuk diketahui, dalam perjalanan hidup Elis, jejak pelayanan yang paling nyata adalah perjuangan mengentaskan Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak dari ketertinggalan. Kemudian, ia telah mendirikan SMK Bagimu Negeriku di Jalan Palir Raya No 66--68 Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Elis mendirikan sekolah itu karena tangisan anak bangsa. Para siswa yang sekolah di sana dari kalangan tidak mampu tapi memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Mereka tidak hanya berasal dari Kota Semarang, tapi juga dari luar Jawa.
3. Testimoni yang menyentuh dari orang dekat
Dalam buku juga menyoroti perjalanan hidup Elis sejak masa kecil, masa pertobatan, hingga keterlibatannya dalam pelayanan sosial yang memberi dampak besar bagi banyak orang.
Menurut penulis buku, Widjati Hartiningtyas, salah satu kekuatan utama dari karya ini bukan hanya kisah hidup Elisabeth, melainkan juga kumpulan testimoni dari orang-orang yang pernah bersinggungan dengan dirinya.
“Bagian testimoninya lumayan tebal, karena Bu Elis kan filantropis, banyak menyentuh hidup orang. Jadi cerita-cerita tidak cuma dari keluarga, anak, dan cucu, tapi juga dari kolega dan orang-orang lain yang pernah bersentuhan dengan beliau,” ujarnya.
Widjati menambahkan, cetakan pertama sebanyak 500 eksemplar sudah habis terjual, dan rencananya segera dilakukan pencetakan kedua.