Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Alasan Mengapa Barou Shoei Menjadi Cadangan di Tim Blue Lock Eleven

Barou Shoei (dok. Eight Bit/ Blue Lock)

Barou Shoei adalah salah satu striker tertajam di anime Blue Lock. Dia memiliki kemampuan tembakan yang sangat tajam, bahkan dari luar kotak penalti. Akurasinya luar biasa, dan tidak hanya itu, dribbling-nya pun setara dengan kemampuan tembakannya. Skill chop dribbling-nya yang cerdik sering kali menyusahkan lawan.

Sayangnya, Barou tidak terpilih sebagai starter saat Blue Lock Eleven melawan Tim Japan U-20. Ego Jinpachi lebih memilih Itoshi Rin sebagai ujung tombak Blue Lock Eleven. Lalu, mengapa Ego lebih memilih Rin daripada Barou, padahal keduanya sama-sama tajam sebagai striker? Yuk, simak alasan-alasan berikut ini!

1. Barou memiliki permainan yang destructive

Barou Shoei (dok. Eight Bit/ Blue Lock)

Ketika Barou bermain, ia sangat egois, tidak peduli lawan atau kawan. Ia akan merebut bola untuk mencetak gol, meskipun itu berarti mengambilnya dari rekan setimnya. Permainan Barou ibarat pedang bermata dua yang bisa memberikan keuntungan atau justru kerugian karena gaya bermainnya yang tidak terduga. Sayangnya, gaya ini bertentangan dengan pemain seperti Isagi, berbeda dengan Itoshi Rin yang mampu beresonansi dengan strategi Isagi.

2. Tidak mampu beradaptasi dengan permainan Tim

Barou Shoei dan Tim X (dok. Eight Bit/ Blue Lock)

Sebagai seorang striker, Barou cenderung mengandalkan individualitasnya untuk mencetak gol. Meskipun keegoisannya adalah bagian dari identitasnya sebagai "Raja Lapangan," gaya bermain ini tidak cocok untuk pertandingan melawan Tim Japan U-20 yang membutuhkan sinergi tim yang kuat. Ego Jinpachi kemungkinan mempertimbangkan aspek kerja sama tim, yang menjadi kelemahan Barou dibandingkan pemain seperti Rin, yang mampu menyesuaikan diri dengan pola permainan tim.

3. Kurang memiliki visi permainan

Isagi Yoichi, Barou Shoei dan Nagi Seishiro memperebutkan bola (dok. Eight Bit/ Blue Lock)

Barou unggul dalam hal mencetak gol, tetapi ia tidak memiliki visi permainan yang sama baiknya dengan Rin atau Isagi. Dalam pertandingan sebesar melawan Japan U-20, penting untuk memiliki pemain yang tidak hanya tajam dalam mencetak gol, tetapi juga mampu membaca alur permainan. Hal ini membuat Barou kurang ideal untuk peran starter dalam strategi yang dirancang oleh Ego Jinpachi.

4. Masih terlalu berfokus pada individualisme

Barou Shoei saat masih berseragam Tim X (dok. Eight Bit/ Blue Lock)

Sebelum arc Neo Egoist League dimulai, saat Barou belum bergabung dengan Tim Ubers, ia belum menunjukkan perkembangan signifikan dalam memahami peran kolektifnya di tim. Bahkan jika ia mampu mencetak gol spektakuler, egonya yang sangat tinggi dapat membahayakan strategi tim Blue Lock Eleven. Keputusan Ego Jinpachi untuk tidak menjadikannya starter kemungkinan didasari oleh potensi konflik taktis jika Barou bermain dengan pola pikir seperti ini.

5. Rin lebih unggul di segala aspek daripada barou

Itoshi Rin (dok. Eight Bit/ Blue Lock)

Meskipun Barou memiliki karisma sebagai seorang "raja," Rin lebih dipercaya untuk memimpin tim. Rin dapat mengontrol alur permainan, memberikan arahan kepada rekan setim, dan menciptakan peluang yang lebih konsisten. Apalagi duet Rin dengan Isagi sangat sulit dihentikan. Dalam pertandingan sebesar ini, kemampuan kepemimpinan dan fleksibilitas Rin menjadi faktor kunci yang membuatnya lebih diunggulkan dibandingkan Barou.

6. Strategi melawan tim Japan U-20 lebih menguntungkan dengan rin

bluelock.fandom.com

Rin adalah pemain serba bisa yang tidak hanya unggul dalam mencetak gol, tetapi juga dalam menciptakan peluang untuk pemain lain. Dalam pertandingan melawan Tim Japan U-20, yang memiliki pertahanan solid, Rin dipilih karena ia mampu mengimbangi pemain top seperti Sae Itoshi sekaligus mendukung permainan rekan-rekannya seperti Isagi. Barou, di sisi lain, mungkin lebih cocok sebagai supersub di babak kedua.

7. Barou lebih efektif sebagai pemain pengganti

Nagi Seishiro dan Barou Shoei (dok. Eight Bit/ Blue Lock)

Keberadaan Barou sebagai pemain pengganti memberikan ancaman tak terduga bagi lawan karena gaya bermainnya yang sulit diprediksi. Ketika lawan mulai lelah, kemampuan fisik dan mental Barou dapat menjadi faktor pembeda. Masuknya Barou di babak kedua sering kali memberikan momentum baru bagi Blue Lock Eleven, sebuah strategi yang mungkin telah direncanakan oleh Ego Jinpachi.

Keputusan untuk tidak menjadikan Barou sebagai starter bukanlah karena kurangnya kemampuan sebagai seorang striker tajam, melainkan pertimbangan strategi tim. Dengan gaya bermainnya yang unik dan penuh risiko, Barou tetap menjadi pemain yang sangat berharga di Blue Lock Eleven, meski bukan di posisi starter. Setelah memasuki arc Neo Egoist League, sifat egois Barou mulai berkurang. Bersama Tim Ubers, ia belajar bermain sebagai bagian dari tim dan menjadi ujung tombak yang lebih efektif dan fleksibel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us