Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Ciri NPD yang Jarang Disadari, Jangan Tertipu Pesonanya!

Ilustrasi mata wanita melalui kaca (unsplash.com/Mathieu Stern)
Ilustrasi mata wanita melalui kaca (unsplash.com/Mathieu Stern)
Intinya sih...
  • Merasa dirinya paling penting dan istimewa
  • Obsesif pada fantasi sukses, kekuatan, dan cinta ideal
  • Haus validasi dan pujian, gak pernah cukup

Terlihat percaya diri, tapi bisa jadi tanda narsistik patologis! Narcissistic Personality Disorder (NPD) bukan sekadar kepercayaan diri yang tinggi. Hal itu adalah gangguan kepribadian yang bisa membuat seseorang terlihat sangat memesona di luar, tetapi menyimpan dinamika batin yang kompleks.

Gak semua orang dengan NPD sadar kalau mereka punya pola pikir dan perilaku yang bisa merugikan orang di sekitarnya. Bahkan, banyak dari ciri-cirinya tersembunyi di balik sikap profesional, pintar, dan percaya diri. Yuk, kenali lebih dalam lewat 7 ciri yang sering luput disadari!

1. Merasa dirinya paling penting dan istimewa

Ilustrasi pria bersandar di dinding cokelat (unsplash.com/Ivana Cajina)
Ilustrasi pria bersandar di dinding cokelat (unsplash.com/Ivana Cajina)

Orang dengan NPD sering menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain. Mereka percaya bahwa hanya orang "spesial" seperti mereka yang bisa memahami hidupnya. Gak jarang, mereka merasa layak mendapatkan perlakuan khusus di mana pun berada.

Pikiran seperti “Aku pantas dihormati tanpa perlu bukti,” jadi sesuatu yang mereka anggap wajar. Padahal, itu bisa jadi ilusi superioritas yang bikin mereka sulit berempati ke orang lain.

2. Obsesif pada fantasi sukses, kekuatan, dan cinta ideal

Ilustrasi kesuksesan seorang pria (unsplash.com/nullplus)
Ilustrasi kesuksesan seorang pria (unsplash.com/nullplus)

Mereka sering larut dalam fantasi tentang hidup yang sempurna penuh pujian, kekuasaan, atau hubungan cinta yang luar biasa. Sayangnya, hal tersebut membuat mereka kesulitan menerima realita dan kerap kecewa ketika hidup gak sesuai ekspektasi.

Fantasi itu bukan sekadar mimpi, tapi jadi bahan bakar ego mereka untuk tetap merasa istimewa. Hati-hati kalau kamu dekat dengan orang yang terus membicarakan "masa depan gemilang"-nya tanpa pijakan yang realistis.

3. Haus validasi dan pujian, gak pernah cukup!

Ilustrasi grafitti tulisan di dinding (unsplash.com/Payson Wick)
Ilustrasi grafitti tulisan di dinding (unsplash.com/Payson Wick)

Ciri klasik lainnya: mereka selalu ingin dikagumi. Sekali dipuji, ingin lebih. Kalau gak ada yang muji, mereka bisa bete, merasa diremehkan, atau malah langsung menjauh.

Pujian jadi “makanan” bagi ego mereka. Tapi sayangnya, kebutuhan itu gak pernah benar-benar terpuaskan. Mereka jadi bergantung pada validasi eksternal buat merasa berharga.

4. Gak tahan kritik, sekecil apa pun

Ilustrasi ibu menegur anak perempuannya (unsplash.com/silverkblack)
Ilustrasi ibu menegur anak perempuannya (unsplash.com/silverkblack)

Meskipun terlihat percaya diri, mereka sangat sensitif terhadap kritik. Bahkan masukan kecil bisa dianggap sebagai serangan besar. Reaksi umum? Ngambek, membalikkan situasi, atau malah menyalahkan orang lain.

Mereka punya “kulit tipis” secara emosional. Hal tersebut karena harga diri mereka rapuh dan bergantung pada apa yang orang lain pikirkan.

5. Sering memanfaatkan orang demi tujuan pribadi

Ilustrasi pria menghadap wanita (unsplash.com/amyhirschi)
Ilustrasi pria menghadap wanita (unsplash.com/amyhirschi)

Mereka bisa memanipulasi orang lain secara halus atau terang-terangan demi mendapatkan yang mereka mau. Gak ada rasa bersalah atau empati terhadap dampaknya pada orang sekitar.

Bisa jadi teman saat butuh, lalu menghilang setelah urusannya selesai. Relasi personal bagi mereka adalah alat, bukan koneksi emosional sejati.

6. Minim empati, sulit peduli pada perasaan orang lain

Ilustrasi pria bersalaman dengan wanita di kursi roda (unsplash.com/jemsahagun)
Ilustrasi pria bersalaman dengan wanita di kursi roda (unsplash.com/jemsahagun)

Mereka jarang benar-benar memahami atau peduli dengan perasaan orang lain. Bahkan saat seseorang curhat, mereka cenderung menggiring pembicaraan kembali ke diri sendiri.

Karena dunia mereka berpusat pada “aku”, mereka sulit membayangkan perasaan orang lain, apalagi menyesuaikan sikap untuk menghormatinya.

7. Tampak arogan, tapi sebenarnya rapuh

Ilustrasi pria yang memakai jaket dalam skala abu-abu (unsplash.com/David Fanuel)
Ilustrasi pria yang memakai jaket dalam skala abu-abu (unsplash.com/David Fanuel)

Di luar terlihat penuh percaya diri dan tegas. Tapi sebenarnya, mereka menyembunyikan rasa cemas dan takut ditolak yang dalam. Arogansi mereka sering jadi "tameng" untuk menutupi kerentanan tersebut.

Makanya, saat mereka merasa tidak dianggap, reaksi emosionalnya bisa sangat ekstrem baik lewat amarah, diam total, atau menyabotase situasi.

Jadi, gak semua yang terlihat percaya diri itu benar-benar kuat di dalam. Orang dengan NPD mungkin jago bikin kamu kagum, tapi relasi dengannya bisa melelahkan dan membingungkan jika kamu gak paham cara mereka berpikir.

Kalau kamu merasa pernah berinteraksi dengan orang seperti itu, gak ada salahnya lebih waspada. Dan kalau kamu merasa punya gejala serupa, jangan ragu konsultasi ke psikolog. Kesadaran adalah langkah awal menuju pemulihan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us