Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
TMDB (Themoviedb)

Ada serangkaian tahap yang harus dilalui dalam membuat sebuah film. Mulai dari pengembangan cerita, proses pengambilan gambar, editing dan sound mixing, hingga screening untuk mengecek reaksi penonton.

Proses pembuatannya akan memakan waktu lebih lama jika sang pembuat film ingin menghadirkan sesuatu yang tidak biasa atau melibatkan tim VFX untuk menggarap adegan dengan efek CGI.

Pada umumnya sineas membutuhkan waktu 1-2 tahun untuk memproduksi sebuah film. Bisa lebih lama dari itu jika melibatkan efek CGI yang dikenal rumit di beberapa adegannya.

Namun 7 film berikut ini diketahui membutuhkan waktu belasan hingga puluhan tahun untuk merampungkan tahap produksinya. Penasaran? Yuk, kita simak!

1. The Thief and the Cobbler (1993)

cuplikan film The Thief and the Cobbler (dok. Richard Wiliams Productions/The Thief and the Cobbler)

Sutradara Richard Williams butuh waktu 28 tahun untuk merampungkan proyek film animasi berjudul The Thief and the Cobbler.

Williams sendiri telah mulai mengembangkan proyek tersebut pada tahun 1964. Namun karena keterbatasan biaya, Williams hanya dapat menggarap beberapa adegan yang menyebabkan proses produksi yang lambat.

Setelah meraih kesuksesan lewat film animasi Who Framed Roger Rabbit yang disutradarainya di tahun 1988, Williams akhirnya mendapatkan suntikan dana dari Warner Bros.

The Thief and the Cobbler menjadi film dengan waktu produksi terlama dalam sejarah industri perfilman.

2. Tiefland (1954)

cuplikan film Tiefland (dok. Riefenstahl Film/Tiefland)

Pada awalnya sutradara Leni Riefenstahl mulai menulis naskah Tiefland pada tahun 1934. Lalu Riefenstahl dihubungi oleh pemerintah Jerman kala itu untuk membuat film propaganda Nazi. Hitler lantas mengeluarkan izin produksi proyek tersebut pada tahun 1940.

Film yang diadaptasi dari drama Terra Baixa karya Àngel Guimerà baru memulai proses pengambilan gambar pada tahun 1944 akibat pecahnya Perang Dunia II.

Setelah melalui proses editing, Jerman menyerah dan mengakibatkan film tersebut disita oleh pihak Perancis. Pada tahun 1953 Perancis mengembalikan Tiefland lalu dirilis pada tahun 1954.

3. Pakeezah (1972)

cuplikan film Pakeezah (dok. Mahal Productions/Pakeezah)

Pakeezah harus melalui proses produksi hampir 16 tahun lamanya sebelum akhirnya tayang pada tahun 1972.

Mendedikasikan film ini untuk istrinya Meena Kumari, sutradara Kamal Amrohi mulai proses syuting Pakeezah pada tahun 1956 setelah melalui proses pengembangan cerita yang cukup panjang.

Produksi telah berjalan cukup lama ketika film berwarna menjadi perbincangan hangat di Hollywood.

Amrohi lantas melakukan reshot dari awal dan mengeluarkan banyak uang untuk meminjam lensa Cinemascope dari rumah produksi MGM. Sayangnya, proses pengambilan gambar harus tertunda akibat mengalami kendala teknis.

Pada tahun 1964, perceraian Amrohi dan Kumari berdampak pada terbengkalainya proyek Pakeezah yang hampir rampung 5 tahun lamanya.

Rekan sesama aktor Nargis dan Sunil Dutt sampai meyakinkan keduanya untuk merampungkan proyek tersebut. Kondisi Kumari yang saat itu tengah mengalami sakit membuat proses produksi berjalan lambat.

4. Boyhood (2014)

cuplikan film Boyhood (dok. IFC Productions/Boyhood)

Butuh waktu 12 tahun bagi sutradara Richard Linklater merampungkan pembuatan film Boyhood. Hal tersebut didasari dengan keinginan Linklater untuk merekam transformasi setiap karakter di film tersebut agar terlihat lebih otentik dan natural.

Uniknya, setiap aktor yang terlibat dalam Boyhood tidak terikat dalam kontrak yang mewajibkan mereka untuk kembali melanjutkan proses syuting setiap tahunnya.

Ditambah fakta bahwa Ethan Hawke dan Patricia Arquette sama-sama mengalami perceraian, menikah kembali, dan memiliki anak dengan pasangan baru membuat performa mereka dalam membawakan peran masing-masing terlihat fantastis.

5. Mughal-E-Azam (1960)

cuplikan film Mughal-E-Azam (dok. Sterling Investment/Mughal-E-Azam)

Dinobatkan sebagai salah satu film India klasik terbaik sepanjang masa, siapa sangka ternyata K. Asif dan tim membutuhkan waktu 16 tahun untuk merampungkan proyek Mughal-E-Azam.

Dimulai dari bongkar pasang seluruh jajaran cast sebelum akhirnya peran utama jatuh ke tangan Dilip Kumar dan Madhubala.

Lalu ada set film megah dengan detail rumit yang membutuhkan waktu paling sebentar 1 bulan untuk menatanya.

Tidak hanya menyita banyak waktu, seluruh set yang dibangun menghabiskan biaya setara dengan budget pembuatan 1 judul film. Biaya tersebut belum termasuk dengan pembuatan kostum, perhiasan, ribuan unta, kuda, serta aktor figuran yang hadir di adegan perang.

Proses syuting hampir rampung ketika film berwarna masuk dalam industri perfilman India. Asif selaku sutradara tentu ingin memberikan yang terbaik untuk karyanya.

Namun pihak distributor tidak dapat menunda lebih lama lagi perilisan Mughal-E-Azam hika harus menunggu proses reshot. Alhasil sebagian dari Mughal-E-Azam dirilis dalam format berwarna dan sebagiannya lagi dalam format hitam-putih.

6. Avatar (2009)

cuplikan film Avatar (dok. 20th Century Studios/Avatar)

Rilis pada tahun 2009, Avatar berhasil mengukuhkan diri sebagai film terlaris sepanjang masa dengan mengantongi pendapatan worldwide box office sebesar $2.9 triliun.

Siapa sangka dibalik kesuksesannya, proses pembuatan film yang disutradarai oleh James Cameron tersebut cukup panjang dan berbelit.

Pada awalnya James Cameron ingin segera menggarap Avatar usai perilisan Titanic yang sukses besar dan merilisnya pada tahun 1999.

Mengingat saat itu teknologi masih terbatas, biaya produksi pun diperkirakan mencapai $400 juta. Karena tidak ada rumah produksi yang bersedia mendanai proyek tersebut, Cameron terpaksa menunda produksi film hingga tahun 2005.

Keputusan Cameron untuk menunda pembuatan Avatar sudah tepat. Cameron mempekerjakan ahli bahasa  Dr. Paul R. Frommer untuk menciptakan lebih dari 1000 kata dalam bahasa Na’vi.

Cameron memiliki banyak waktu untuk mengembangkan waralaba Avatar dengan naskah dan skema yang lebih matang. CGI yang dihasilkan oleh tim VFX pun terlihat lebih halus dan mumpuni.

7. Eyes Wide Shut (1999)

cuplikan film Eyes Wide Shut (dok. Warner Bros. Pictures/Eyes Wide Shut)

Butuh waktu 4 tahun bagi sutradara legendaris Stanley Kubrick untuk merampungkan karya terakhirnya. Ide pembuatan film bergenre psychological-erotic tersebut sudah tercetus di awal karir penyutradaraannya.

Namun hal tersebut baru terealisasikan pada tahun 1996 dengan menyadur novella klasik berjudul Traumnovelle karya Arthur Schnitzler.

Naskah yang terus-terusan dirombak serta retake dilakukan hingga ratusan kali agar setiap shot yang dihasilkan sesuai dengan visi Kubrick membuat proses produksi yang dimulai pada November 1996 baru rampung pada Juni 1998.

Tahap pasca produksinya sendiri pun menghabiskan waktu hampir setahun agar Eyes Wide Shut mendapatkan rating R-Restricted—tanpa memangkas habis konten nudity yang ada.

Hal tersebut diamini dengan kontrak terbuka yang ditandangani oleh Nicole Kidman dan Tom Cruise dimana keduanya bersedia terlibat dalam proyek hingga film tersebut dirilis.

Sayangnya Stanley Kubrick tidak dapat menikmati kesuksesan Eyes Wide Shut akibat meninggal dunia 4 hari setelah menyetorkan final cut berdurasi 4 jam pada pihak Warner Bros..

Proses penggarapan yang panjang dan berliku paling tidak sebanding dengan kesuksesan yang diraih di box office.

Bagi kamu yang penasaran, film-film di atas sudah bisa ditonton di berbagai layanan streaming kesayangan kamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team