Shikaku, Shikamaru, Shikadai (dok. Pierrot/Naruto Shippuden dan Boruto: Naruto Next Generations)
Dibalik sisi santainya, Shikamaru rentan stres. Dia tertutup, perfeksionis, serta memendam beban pikiran dan mental sehingga berakibat destruktif kepada diri sendiri. Berdasarkan caranya dalam mengelola stres, dia agaknya punya coping mechanism issue.
Ini disadari penuh oleh Shikaku. Oleh sebab itu, alih-alih membiarkan Shikamaru terus membelenggu jiwanya yang tengah berduka saat kehilangan Asuma, Shikaku mendorong dan memberi ruang bagi anaknya untuk melepaskan emosi negatif itu.
Agaknya, itu pula yang coba dipraktekkan Shikamaru pada Shikadai yang kalah dalam ujian chuunin saat melihat anaknya itu tampak sangat kecewa. Shikamaru mengajarkan Shikadai bahwa "It's okay to not be okay" karena kita manusia biasa yang tak sempurna.
Masih banyak lagi yang dapat dipelajari dari pola pengasuhan ala keluarga Nara. Apalagi Shikaku, Shikamaru, dan Shikadai juga didapuk sebagai pemimpin sehingga mengemban tanggungjawab ekstra. Usut punya usut, parenting keluarga Nara kerap diacungi jempol, lho!