Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gigi putih (pexels.com/Shiny Diamond)

Punya gigi putih cemerlang memang impian banyak orang. Gak heran, produk pasta gigi whitening makin laris dan mudah ditemukan di pasaran.

Tapi, gak semua jenis pasta gigi cocok buat semua orang, lho. Kalau kamu asal pilih, bisa-bisa bukannya makin cerah, malah bikin mulut gak nyaman. Penting banget buat peka sama sinyal tubuh kalau produk ini mulai bikin masalah.

Beberapa pasta gigi whitening mengandung bahan abrasif atau zat pemutih yang terlalu keras buat sebagian orang.

Efeknya kadang gak langsung kelihatan, tapi kalau sudah muncul tanda-tandanya, harus cepat ditanggapi. Jangan sampai kamu terus maksa pakai hanya demi gigi putih, padahal mulutmu protes.

Nah, biar gak salah langkah, ini tujuh tanda kalau pasta gigi whitening kamu sebenarnya gak cocok. Catat baik-baik, ya!

1. Gigi terasa ngilu saat minum dingin

ilustrasi seseorang minum air putih (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kalau setiap minum air es kamu langsung meringis, bisa jadi gigi kamu jadi lebih sensitif. Beberapa pasta gigi whitening mengikis lapisan enamel secara perlahan.

Akibatnya, dentin yang sensitif jadi lebih terbuka dan bikin gigi mudah ngilu. Rasa ini sering muncul saat makan atau minum sesuatu yang dingin banget. Kalau dibiarkan, rasa ngilu bisa makin sering muncul bahkan saat cuaca dingin sekalipun.

Sensitivitas ini tanda awal bahwa produk yang kamu pakai terlalu keras buat gigi kamu. Gak semua orang cocok dengan formula whitening, apalagi yang mengandung hydrogen peroxide tinggi.

Kalau gigi makin terasa nyut-nyutan, coba hentikan dulu pemakaian. Pilih pasta gigi khusus gigi sensitif dan konsultasikan ke dokter gigi. Lebih baik gigi sehat daripada putih tapi nyeri terus-terusan, kan?

2. Gusi sering terasa perih dan terbakar

ilustrasi gigi putih (pexels.com/Shiny Diamond)

Gusi adalah jaringan lunak yang sangat sensitif terhadap zat kimia tertentu. Kalau kamu merasa seperti ada sensasi terbakar atau nyeri di gusi setelah menyikat gigi, itu pertanda ada yang gak beres.

Beberapa bahan pemutih terlalu kuat dan bisa bikin iritasi pada gusi. Perihnya bisa terasa selama beberapa menit bahkan berjam-jam. Ini bisa jadi pertanda awal peradangan ringan yang gak boleh diabaikan.

Gusi yang perih bisa jadi sinyal bahwa kamu gak cocok dengan bahan aktif di pasta gigi tersebut. Apalagi kalau kamu punya riwayat gusi sensitif atau sariawan.

Jangan tunggu sampai gusi bengkak baru berhenti pakai produknya. Lebih baik ganti ke produk yang lebih gentle dan ramah buat jaringan lunak. Gusi sehat juga kunci senyum cerah, bukan cuma gigi yang putih.

3. Sering sariawan di sekitar mulut

ilustrasi seseorang sedang sariawan (freepik.com/cookie_studio)

Sariawan bisa jadi tanda kalau mulut kamu lagi stres atau iritasi. Tapi kalau kamu sering banget sariawan setelah ganti pasta gigi whitening, kemungkinan besar ada bahan yang gak cocok.

Kandungan pemutih tertentu bisa mengganggu keseimbangan pH di mulut. Akibatnya, lapisan mukosa mulut jadi lebih rentan luka dan sariawan pun muncul. Apalagi kalau kamu menyikat terlalu keras, risikonya makin tinggi.

Sariawan yang sering muncul bukan hal sepele, apalagi kalau tempatnya selalu sama. Itu bisa jadi respon tubuh terhadap zat iritan yang terus kamu pakai setiap hari.

Lebih baik evaluasi ulang produk perawatan mulutmu. Gak semua produk whitening dibuat buat mulut sensitif, lho. Prioritaskan kesehatan jaringan mulut dulu sebelum mikirin hasil whitening.

4. Mulut terasa kering sepanjang hari

ilustrasi mulut terasa kering (freepik.com/freepik)

Mulut kering bukan cuma bikin gak nyaman, tapi juga bisa jadi tanda kalau sesuatu mengganggu produksi air liur. Beberapa bahan dalam pasta gigi whitening bisa bikin mulut terasa kesat atau dehidrasi.

Kamu mungkin merasa haus terus atau lidah terasa tebal dan gak enak. Jika mulut terasa kering padahal kamu sudah cukup minum, bisa jadi pasta gigimu penyebabnya. Ini bisa mengganggu fungsi alami mulut dalam melindungi gigi dari bakteri.

Air liur penting banget buat menjaga kelembapan dan melindungi mulut dari infeksi. Kalau produksi liur terganggu, risiko bau mulut dan gigi berlubang bisa meningkat.

Ganti pasta gigi dengan formula yang lebih lembut dan tidak mengandung alkohol atau deterjen kuat. Jangan lupa, pasta gigi yang bikin kering gak berarti lebih efektif. Mulut nyaman adalah kunci jangka panjang perawatan oral yang sehat.

5. Bau mulut makin menyengat

ilustrasi seseorang merasa bau mulut (freepik.com/cookie_studio)

Ironisnya, produk yang kamu pakai buat bikin gigi lebih kinclong bisa jadi penyebab bau mulut. Pasta gigi whitening tertentu justru mengganggu keseimbangan bakteri baik di dalam mulut.

Akibatnya, bakteri penyebab bau mulut berkembang lebih banyak. Kamu jadi merasa nafas gak segar terus-terusan, bahkan setelah gosok gigi. Ini bisa jadi alarm penting untuk berhenti memakai produk tersebut.

Bau mulut yang menetap bukan cuma ganggu rasa percaya diri, tapi juga tanda masalah kesehatan mulut yang serius.

Jangan anggap enteng, apalagi kalau kondisi ini muncul setelah kamu rutin pakai pasta gigi whitening. Coba hentikan pemakaian dan perhatikan apakah baunya mereda.

Kalau iya, kemungkinan besar kamu perlu beralih ke produk yang lebih seimbang. Whitening gak harus mengorbankan kesehatan mikrobioma mulut, kok.

6. Lidah terasa aneh atau kebas

ilustrasi seseorang merasa lidah bau (freepik.com/8photo)

Kalau lidahmu tiba-tiba terasa pahit, mati rasa, atau seperti dilapisi sesuatu, itu bisa jadi efek samping pasta gigi whitening.

Beberapa zat pemutih bisa meninggalkan residu yang bikin indera pengecap jadi gak normal. Kadang rasa ini bertahan cukup lama dan bikin makan jadi gak enak.

Kamu jadi gak bisa nikmati makanan seperti biasa. Ini pertanda bahwa lidahmu bereaksi terhadap zat asing yang terlalu keras.

Lidah punya banyak ujung saraf yang sensitif, jadi kalau sampai terpengaruh, artinya tubuhmu lagi memberi sinyal. Jangan abaikan karena ini bisa berujung pada iritasi lebih lanjut.

Ganti ke pasta gigi dengan rasa yang lebih ringan dan tanpa bahan kimia pemutih kuat. Pastikan produk tersebut sudah teruji aman dan disarankan untuk pemakaian harian. Gak semua whitening toothpaste itu worth it kalau bikin lidah kamu gak nyaman.

7. Warna gigi malah makin ngeblok atau belang

ilustrasi gigi putih (pexels.com/Shiny Diamond)

Ini paradoks yang cukup sering terjadi niatnya mau bikin gigi lebih putih merata, tapi hasilnya justru bikin warna gigi belang.

Ini bisa terjadi kalau pasta gigi whitening terlalu abrasif dan mengikis enamel gak merata. Akibatnya, bagian tertentu dari gigi jadi terlihat lebih putih dari bagian lainnya.

Warna jadi gak alami dan malah makin terlihat aneh saat kamu senyum. Hal ini juga bikin hasil whitening gak konsisten.

Belang pada gigi bisa bikin kamu tambah gak percaya diri. Gak semua orang cocok dengan proses pemutihan lewat pasta gigi, apalagi kalau struktur gigi dasarnya gak seragam.

Kalau kamu melihat gigi malah jadi patchy, hentikan pemakaian sementara. Konsultasi ke dokter gigi bisa bantu menentukan apakah kamu perlu metode whitening lain. Ingat, lebih baik hasil natural dan sehat daripada putih tapi gak merata.

Memutihkan gigi memang bisa jadi bagian dari perawatan diri, tapi jangan sampai mengorbankan kesehatan mulut. Kalau kamu mengalami satu atau lebih tanda di atas, ada baiknya evaluasi ulang pasta gigi whitening yang kamu pakai.

Kesehatan gigi dan mulut tetap prioritas utama sebelum soal tampilan. Jangan ragu untuk konsultasi ke dokter gigi jika keluhanmu gak kunjung membaik. Gigi putih itu bonus, tapi mulut sehat adalah kebutuhan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team