Mengenal Tradisi Ji Kau Meh di Semarang, Menjamu Leluhur Saat Imlek  

Cap Go Meh jadi penutup perayaan Imlek

Semarang, IDN Times - Tahun Baru Imlek adalah momen penting bagi warga Tionghoa di dunia termasuk Indonesia. Berbagai tradisi pun diadakan oleh masyarakat mulai dari sebelum hingga menutup perayaan Imlek. 

1. Ji Kau Meh digelar sebelum pergantian tahun baru

Mengenal Tradisi Ji Kau Meh di Semarang, Menjamu Leluhur Saat Imlek  Keluarga tionghoa melakukan tradisi Ji Kau Meh atau sembahyang leluhur saat Imlek. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Salah satu tradisi yang umumnya wajib dilakukan adalah Ji Kau Meh atau sembahyang menjelang pergantian tahun di tanggal 29. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Tionghoa yang memeluk agama Konghucu untuk menghormati serta mendoakan arwah para leluhur.

Mereka bisa melakukan sembahyang leluhur ini di klenteng. Namun, biasanya banyak yang memilih menggelar tradisi itu di rumah. Yang terpenting tradisi ini harus dilakukan sebelum pukul 16.00 di tanggal 29. Sebab, dalam kalender Cina setelah pukul 16.00 sudah dianggap berganti hari atau masuk tanggal 1. 

Seperti yang dilakukan Hadi Suryo, warga Tanah Mas Semarang. Siang itu, Senin (31/1/2022), sekitar pukul 13.00 WIB ia bersama keponakan dan anak-anaknya sudah menata persembahan makanan serta menyalakan lilin dan dupa di sebuah meja di ruang tamu rumahnya.

2. Menghidangkan beragam makanan untuk leluhur

Mengenal Tradisi Ji Kau Meh di Semarang, Menjamu Leluhur Saat Imlek  Keluarga tionghoa melakukan tradisi Ji Kau Meh atau sembahyang leluhur saat Imlek. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Tampak terpasang tiga foto di atas meja, kemudian beraneka makanan mulai dari camilan, kue, nasi putih, sayur, lauk pauk, hingga buah yang ditempatkan di piring dan mangkok tertata rapi di meja yang sama. Dari berbagai suguhan tersebut terlihat yang kental dan tak pernah ketinggalan di momen Imlek seperti kue mangkok, kue keranjang, lapis legit, bakmi, rebung, jeruk, dan pisang raja. 

"Siang ini kami melakukan sembahyang untuk mendoakan orang tua saya, yakni papa, mama, dan kakak perempuan yang waktu hidupnya sempat menggantikan peran ibu. Ini kami lakukan untuk merayakan Imlek," ungkapnya saat ditemui. 

Ada tata cara saat melaksanakan tradisi Ji Kau Meh ini. Pertama, mereka menghadap langit untuk berdoa meminta izin ke Tuhan ingin melakukan sembahyang leluhur. Kemudian, mereka menyalakan dan memasang dupa di sebuah guci dari kuningan lalu sembahyang ke dewa bumi untuk mengundang leluhur hadir. 

Setelah itu mereka menuju ke meja persembahan memasang dupa dan berdoa dengan keyakinan bahwa para leluhur sudah datang. Kemudian, mereka mempersilakan leluhur untuk menikmati makanan yang tersaji dalam rangka tahun baru Imlek. 

Baca Juga: Sambut Tahun Macan Air, Ini 5 Acara di Mal Ciputra Semarang saat Imlek

3. Sembahyang dengan hati senang dan tersenyum

Mengenal Tradisi Ji Kau Meh di Semarang, Menjamu Leluhur Saat Imlek  Keluarga tionghoa melakukan tradisi Ji Kau Meh atau sembahyang leluhur saat Imlek. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dalam menjamu leluhurnya di momen Imlek ini, Hadi telah mempersiapkan berbagai masakan penuh makna yang secara turun temurun selalu ada saat merayakan Imlek di keluarganya. Semua itu disajikan dalam jumlah ganjil. 

"Yang jelas ada rebung untuk melambangkan tumbuhnya harapan baru di tahun baru. Ada kue-kue manis yang bermakna agar di tahun baru ini datang kebahagiaan, lalu ada buah jeruk sebagai lambang kemakmuran atau kekayaan. Selain itu, ada daging babi masak semur, ayam oh atau ayam masak tauco, dan sambal goreng ati yang dulu biasa kami makan bersama," tuturnya lelaki berusia 66 tahun itu. 

Tradisi menjamu leluhur ini memang selalu digelar oleh warga Tionghoa baik dari kalangan mampu maupun tidak mampu. Selama menjalankan sembahyang dan mengundang leluhur semua harus dengan hati senang dan tersenyum. 

"Jadi, kalau tidak mampu pengen ngundang leluhurnya ya boleh. Tidak harus banyak makanan, tapi yang terpenting jumlahnya ganjil dan berdoa dengan senang hati serta tersenyum. Agar leluhur kita juga senang saat menikmati hidangan yang kita siapkan," ujar ayah dua anak ini. 

4. Bakar uang arwah untuk penghormatan

Mengenal Tradisi Ji Kau Meh di Semarang, Menjamu Leluhur Saat Imlek  Keluarga tionghoa melakukan tradisi Ji Kau Meh atau sembahyang leluhur saat Imlek. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Setelah berselang waktu kurang lebih dua jam, Hadi melempar dua bilah kayu yang berbentuk lonjong atau disebut pwe di depan meja persembahan. Cara tersebut untuk mengetahui apakah makan bersama leluhur itu sudah selesai atau belum. 

Jika saat dilempar kedua bilah kayu tertutup maka tandanya makan bersama belum selesai, tapi kalau kedua bilah kayu satu tertutup satu terbuka berarti makan bersama sudah selesai. Namun, kalau dilempar kedua bilah kayu terbuka artinya ada sebuah pesan. 

"Pesan ini harus kami cari tahu, ada apa ini. Apakah ada makanan yang kurang jumlahnya, belum disajikan, atau malah salah letaknya. Pernah itu kita lempar posisinya kedua bilah kayu terbuka. Kami ingat-ingat apa yang salah atau kurang, ternyata lupa naruh sayur sawi," katanya. 

Setelah proses lempar pwe selesai, keluarga Tionghoa tersebut membakar uang arwah atau uang persembahan bagi leluhur. Ritual ini untuk menghormati dan memenuhi kebutuhan leluhur yang telah meninggal di akhirat. 

5. Perayaan Imlek berakhir di tanggal 15

Mengenal Tradisi Ji Kau Meh di Semarang, Menjamu Leluhur Saat Imlek  Keluarga tionghoa melakukan tradisi Ji Kau Meh atau sembahyang leluhur saat Imlek. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Setelah melakukan Ji Kau Meh, warga Tionghoa akan merayakan tahun baru dengan makan malam bersama. Kemudian, tengah malam mereka akan sembahyang kepada Tuhan untuk mengucapkan terima kasih atas tahun lalu dan berdoa agar tahun depan bisa lebih baik.

Keesokan hari di tanggal 1 Imlek mereka menggelar tradisi Pai Cia atau berkunjung ke rumah saudara yang lebih tua untuk sungkem dan silaturahmi. Kemudian, tidak lupa tradisi bagi-bagi angpao. 

Perayaan Imlek ini akan berlangsung hingga tanggal 15 atau ditutup dengan Cap Go Meh. Biasanya masyarakat Tionghoa Semarang akan memasang hidangan Lontong Cap Go Meh untuk dinikmati bersama keluarga. 

Baca Juga: 7 Potret Suasana Kelenteng Tay Kak Sie Semarang Menjelang Imlek 2022 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya