Sinkronisasi Gaya Rancangan Busana Karya Siswa Sekolah Mode Semarang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sebanyak 15 siswa sekolah mode menampilkan karya rancangan busana mereka usai menyelesaikan pendidikan di Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo Semarang. Mereka menggelar peragaan busana dengan tema ‘’Synkr.on’’ atau ‘sinkronisasi’ di Legacy Convention Hall Semarang, belum lama ini.
1. Kreativitas siswa menggabungkan berbagai elemen
Dalam acara annual show itu, masing-masing siswa memamerkan tiga karya busana yang mereka rancang. Adapun, siswa yang merancang busana antara lain Syahla Auliya Shafinah, Fatimah Azzahra, Millenia Cindy Claresta H.P, Yola Diva Rahmaischa, Nanda Herawati, . kemudian, Natasya Eka Permata Sari, Josephine Angelique Effendi, Diah Rani Nirmalasari, Laurencia Audrey S, Natasya Putri Anjani, Marchellyla Lorenza Dio, Firda Rini Fauziyyah, Dini Agustriani, Fitria Hidayatun Nisa, dan Nindita Firdiana.
Pemilik dan founder LPTB Susan Budihardjo, Susan Budihardjo mengatakan, tema "Synkr.on" dipilih untuk menajamkan kreativitas supaya siswa bisa mensikronkan atau menggabungkan berbagai macam elemen menjadi sebuah harmoni yang stylish kedalam karya mereka.
"Idenya dari lifestyle dan tren anak muda saat ini, namun bisa digabungkan dengan tren dari berbagai zaman, generasi, culture, dan banyak lagi. Semuanya berjalan beriringan menjadi sinkronisasi sebuah busana," tuturnya.
2. Siswa bebas terjemahkan tema
Adapun, dalam hal ini lifestyle itu sendiri bisa diartikan sangat luas, tidak terbatas hanya dari fesyen. Kecenderungan tren di kota besar yang cepat berubah dan dinamis menjadi inspirasi dalam "Synkr.on".
Semuanya diadaptasi menjadi ide yang dikembangkan menjadi hasil akhir dalam bentuk desain, warna, jenis dan tekstur kain, detail, padu padan dan styling keseluruhan koleksi. Para siswa bebas menerjemahkannya menjadi apapun, mulai dari urban casual, preppy, classic-feminine, sexy-feminine, hingga glamor.
Dalam annual show ini tidak hanya menampilkan karya dari para siswa yang lulus, tapi ada fashion show dari tiga orang alumni, serta kolaboratif denim show yang dipersembahkan oleh komunitas Acak-Acak, yang juga merupakan alumni LPTB Susan Budihardjo.
Editor’s picks
Baca Juga: Daftar 7 Prodi Binus Semarang yang Bisa Lulus 2,5 Tahun, Buruan Daftar Bolo!
3. Show kolaboratif dengan alumni
Ada 23 karya kolaboratif mengolah kain denim yang disponsori oleh PT Apac Inti Corpora Bawen. Show kolaboratif ini terdiri dari tujuh orang anggota Acak-Acak Jakarta, dan 16 orang dari Semarang. Denim dipilih menjadi bintang utama karena jenis kain ini bisa diolah menjadi berbagai tipe outfit yang sangat luas. Denim disempurnakan dengan berbagai tingkatan warna, didesain dengan beragam gaya, cutting, dan detail dengan karakteristik yang unik. Mulai dari kasual ala street wear hingga busana pesta yang hype.
Hasilnya, satu look yang terdiri dari mix and match beberapa karya desainer menjadi tampilan yang merepresentasikan tema "Synkr.on".
Sementara, semua karya siswa yang lulus tersebut dinilai berdasarkan kreativitas. Mulai dari menginterpretasikan tema "Synkr.on" menjadi konsep yang bagus, diolah dan dituangkan ke dalam karya yang sesuai dengan ciri khas mereka. Lalu yang tidak kalah penting, adanya nilai 'useful'.
4. Fashionable harus berdaya pakai
‘’Fashionable itu harus tapi juga harus berdaya pakai, yang tentunya sesuai dengan tujuan busana tersebut dirancang. Maka itu, kami menggerakkan para murid untuk tidak semata mengambil ide dari bentuk fisik, tapi lebih kepada filosofi, sejarah atau cerita dibaliknya. Sebab, karakter itu lebih penting, mereka bisa membuat karya yang up to date, berkarakter, dan memiliki DNA dari apa yang mereka ciptakan" imbuhnya.
Pada kesempatan itu terpilih tiga lulusan dengan karya terbaik antara lain Diah Rani Nirmalasari, Fitria Hidayatun Nisa, Nanda Herawati. Kemudian, siswa terbaik adalah Diah Rani Nirmalasari. Selanjutnya, untuk The Best pattern and sewing adalah Diah Rani Nirmalasari, The Best Book of Idea adalah Yola Diva Rahmaischa, dan The Best Illustration adalah Diah Rani Nirmalasari.
Baca Juga: Bidik Millennial Semarang, Layanan IM3 Hadir di Apartemen Cordova