Apa Kucing Bisa Merasakan Rasa Manis? Ini Penjelasannya

- Kucing tak memiliki reseptor rasa manis karena gen Tas1r2-nya rusak
- Sistem pencernaan kucing tidak dirancang untuk rasa manis
- Bagi kucing, aroma jauh lebih penting daripada rasa
Pernah gak sih kamu iseng ngasih es krim ke kucing, tapi dia malah cuek aja? Padahal manisnya es krim sering bikin kita ketagihan. Beda dari manusia yang bisa menikmati berbagai rasa, kucing ternyata punya dunia rasa yang unik banget, lho!
Fakta mengejutkannya, kucing gak bisa merasakan rasa manis sama sekali. Ini bukan karena mereka pemilih atau lagi diet, tapi karena memang secara biologis lidah mereka gak punya kemampuan buat mengenal rasa manis. Yuk, cari tahu lebih dalam kenapa sih itu bisa terjadi?
Kucing tak punya reseptor rasa manis karena gen Tas1r2-nya rusak

Salah satu alasan utama kenapa kucing gak bisa ngerasain manis adalah karena mereka gak punya reseptor untuk itu. Tepatnya, gen bernama Tas1r2 yang membentuk bagian penting dari reseptor rasa manis ternyata tidak berfungsi pada kucing. Akibatnya, meskipun ada gula atau pemanis di lidah, otak mereka gak menerima sinyal apa pun.
Dilansir Britannica, gen reseptor manis terdiri dari dua bagian, dan pada kucing salah satunya rusak. Karena itu, reseptor tidak bisa terbentuk sempurna dan fungsinya hilang total. Itu yang membuat kucing sama sekali tidak tertarik pada rasa manis seperti manusia atau anjing.
Menariknya lagi, meskipun lidah kucing tetap bisa mengenali rasa asin, pahit, dan gurih, manis tetap jadi rasa yang ‘hilang’ dari daftar indra perasa mereka. Jadi, bukan karena kucingmu gak doyan permen—mereka memang gak bisa ngerasainnya sejak lahir.
Sistem pencernaan kucing memang tidak dirancang untuk rasa manis

Kucing bukan cuma gak bisa merasakan manis, tapi juga tidak punya alasan biologis untuk mencarinya. Mereka adalah karnivor sejati—artinya, mereka hanya butuh daging untuk bertahan hidup. Organ pencernaannya pun sangat efisien untuk mencerna protein dan lemak, bukan karbohidrat atau gula.
Dilansir DVM360, tubuh kucing punya enzim pencerna karbohidrat yang sangat minim. Mereka tidak memiliki amilase di air liur dan hanya sedikit di pankreas, membuat pemrosesan gula atau pati jadi sangat terbatas. Karena itu, memberi makanan manis atau tinggi karbohidrat pada kucing justru bisa bikin perut mereka bermasalah.
Bukan cuma soal enzim, seluruh sistem tubuh kucing sudah terbentuk untuk makan daging sejak jutaan tahun lalu. Mulai dari struktur gigi sampai panjang usus, semuanya menunjukkan bahwa kucing tidak dibuat untuk mengolah tanaman atau rasa manis. Jadi, tidak heran jika indra pengecap mereka ikut berevolusi menyesuaikan kebiasaan makan tersebut.
Bagi kucing, aroma jauh lebih penting daripada rasa

Kucing hanya punya sekitar 470-an reseptor pengecap—jauh lebih sedikit dibanding manusia yang punya 9.000. Tapi kekurangan tersebut dikompensasi dengan hidung super tajam yang dilengkapi lebih dari 200 juta reseptor penciuman. Dengan indra penciuman yang 14 kali lebih kuat dari manusia, tak heran kucing lebih mengandalkan bau saat memilih makanan.
Dilansir PAWS Chicago, kucing merespons makanan terutama lewat aroma, bukan rasa. Hal itu membuat mereka cenderung rewel terhadap makanan dengan bau yang tidak familiar atau tidak cukup menggoda. Jadi meskipun makanan manusia terasa manis atau lezat menurut kita, bagi kucing bisa jadi justru tidak menarik sama sekali.
Selain itu, kucing punya organ khusus bernama vomeronasal atau organ Jacobson yang membantu mereka mencium sekaligus “mengecap” aroma. itulah yang menjelaskan kenapa makanan kucing biasanya berbau tajam—itu memang disengaja agar sesuai dengan cara kucing menilai makanan. Tanpa aroma yang kuat, bahkan makanan dengan gizi lengkap pun bisa ditolak oleh mereka.
Kucing mungkin mendekati makanan manis, tapi bukan karena rasanya

Meskipun kucing tidak bisa mengecap rasa manis karena tidak memiliki reseptor gula, beberapa dari mereka tampak penasaran dengan makanan seperti es krim atau yogurt. Ketertarikan itu bukan karena manisnya, melainkan karena kandungan lemak, aroma yang kuat, atau tekstur krim yang menggoda. Dilansir PetMD, kucing bisa saja menjilat makanan manis karena aroma dan rasa gurih dari protein atau susu, bukan karena mereka menyukai rasa manis itu sendiri.
Beberapa kucing juga bereaksi karena faktor keingintahuan atau keunikan tekstur makanan manusia yang jarang mereka temui. Misalnya, tekstur lembut dan dingin pada es krim bisa terasa menyenangkan di lidah, meskipun kucing sama sekali tidak bisa merasakan gulanya. Menurut Bond Vet, ketertarikan itu lebih berkaitan dengan lemak dan umami dibandingkan dengan gula sebagai komponen utama.
Namun, penting untuk tidak terkecoh oleh reaksi lucu kucing terhadap makanan manis. Banyak produk manis mengandung bahan berbahaya seperti cokelat, kafein, atau pemanis buatan seperti xylitol yang sangat toksik bagi kucing. Demi keamanan dan kesehatan, lebih baik berikan camilan berbasis daging yang memang sesuai dengan kebutuhan biologis mereka sebagai karnivora.
Kalau kamu punya kebiasaan berbagi makanan dengan kucing, mulai sekarang yuk lebih hati-hati! Pahami kebutuhan alaminya dan pilih makanan yang memang aman buat mereka. Dengan begitu, kamu bisa jadi pemilik yang lebih bijak dan bertanggung jawab!