Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Apa yang Terjadi jika Kamu Selalu Tidur di Bawah 5 Jam?

ilustrasi orang yang sedang duduk di kasur (pexels.com/cottonbro studio)

Tidur merupakan salah satu kebutuhan biologis dasar yang penting untuk menjaga fungsi tubuh tetap optimal.

Sayangnya, banyak orang mengabaikan waktu tidur demi produktivitas atau gaya hidup tertentu. Padahal, kebiasaan tidur dibawah 5 jam bisa memicu sejumlah gangguan kesehatan serius, baik secara fisik maupun mental.

Kurangnya tidur tidak hanya membuat tubuh terasa lelah, tetapi juga mengganggu sistem kekebalan tubuh, fungsi otak, dan kestabilan emosi.

Efek jangka panjang dari kurang tidur bisa lebih berbahaya dibandingkan yang dibayangkan, terutama jika dilakukan terus-menerus. Berikut ini adalah beberapa dampak serius yang terjadi ketika tubuh terbiasa tidur di bawah lima jam setiap malam.

1. Konsentrasi dan daya ingat terganggu

ilustrasi anak muda yang sedang belajar (pexels.com/Yan Krukau)

Salah satu efek paling cepat terasa dari kurang tidur adalah penurunan fungsi kognitif. Otak tidak memiliki cukup waktu untuk memproses dan menyimpan informasi jika waktu tidur tidak mencukupi.

Akibatnya, konsentrasi menurun, proses belajar terganggu, dan kemampuan untuk membuat keputusan juga ikut terhambat.

Selain itu, tidur juga penting untuk memperkuat memori. Ketika siklus tidur terganggu, proses penyimpanan memori jangka panjang pun tidak berjalan optimal.

Hal ini bisa menyebabkan seseorang lebih pelupa, sering melakukan kesalahan kecil, atau merasa bingung saat mengerjakan hal-hal yang biasanya mudah.

2. Risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi

ilustrasi cek tekanan darah (pexels.com/Thirdman)

Tidur yang cukup membantu tubuh menjaga ritme sirkadian, termasuk dalam mengatur tekanan darah dan detak jantung.

Kurang tidur dapat meningkatkan risiko hipertensi karena tubuh terus berada dalam kondisi stres. Ketika tekanan darah tidak terkendali, jantung harus bekerja lebih keras, yang lama-kelamaan bisa menyebabkan kerusakan.

Penelitian menunjukkan bahwa tidur kurang dari lima jam secara konsisten berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Hal ini termasuk serangan jantung, stroke, hingga gagal jantung. Kurangnya waktu tidur juga meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol, yang memberi tekanan tambahan pada sistem peredaran darah.

3. Gangguan mood dan kesehatan mental

ilustrasi seseorang yang depresi (pexels.com/Pixabay)

Tidur yang buruk berpengaruh besar terhadap stabilitas emosi dan kesehatan mental. Orang yang tidur kurang dari lima jam cenderung lebih mudah tersinggung, cemas, bahkan mengalami gejala depresi.

Perubahan suasana hati ini bisa terjadi secara drastis karena otak tidak memiliki waktu cukup untuk memulihkan keseimbangan tubuhnya.

Dalam jangka panjang, kurang tidur bisa memperburuk gangguan psikologis yang sudah ada atau memicu gangguan baru.

Otak yang lelah tidak mampu mengatur respons emosional dengan baik, sehingga stres kecil pun bisa memicu reaksi berlebihan. Hal ini bisa mengganggu hubungan sosial maupun produktivitas kerja.

4. Gangguan metabolisme dan kenaikan berat badan

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tidur kurang dari 5 jam mengacaukan keseimbangan hormon pengatur nafsu makan, yaitu leptin dan ghrelin. Kadar leptin yang memberi sinyal kenyang menurun, sementara ghrelin yang memicu rasa lapar meningkat secara signifikan.

Kondisi ini menjelaskan mengapa orang yang kurang tidur cenderung menginginkan makanan tinggi kalori dan karbohidrat sederhana.

Kelaparan di malam hari menjadi salah satu faktor kenaikan berat badan. Selain itu, sistem metabolisme tubuh juga melambat ketika kurang tidur menjadi kebiasaan.

Proses pembakaran kalori menjadi kurang efisien dan distribusi lemak tubuh cenderung lebih banyak menumpuk di area perut. Perubahan ini terjadi bahkan disaat pola makan dan aktivitas fisik sudah kamu jaga dengan baik.

5. Penurunan daya tahan tubuh

ilustrasi wanita yang sedang sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidur malam yang cukup memberi kesempatan bagi sistem imun untuk memperbaiki diri dan memproduksi sel-sel kekebalan baru. Ketika waktu tidur terbatas, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi ikut menurun. Akibatnya, tubuh menjadi lebih mudah terserang flu, batuk, atau penyakit menular lainnya.

Kurangnya tidur juga memengaruhi efektivitas vaksin, karena tubuh tidak merespons imunisasi dengan baik saat dalam kondisi lelah. Dalam kondisi ekstrem, kekurangan tidur kronis bahkan bisa menyebabkan peradangan sistemik yang memicu berbagai penyakit metabolik. Tubuh menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan sulit pulih dari sakit.

Kebiasaan tidur kurang dari 5 jam setiap malam bukan sekadar membuat rasa kantuk atau lelah. Efeknya bisa diam-diam menggerogoti sistem tubuh hingga memicu penyakit serius. Solusinya bukan dengan mengandalkan stimulan seperti kafein, tetapi dengan memprioritaskan kembali waktu tidur sebagai investasi kesehatan jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us