Ilustrasi santri di pondok pesantren. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Sedangkan asal mula penyebutan kata sarung, merupakan penyerapan dari kosakata syar’i. Yaitu sesuatu yang harus diikuti umat Islam termasuk dalam cara berpakaian.
Kata syar’i kemudian memiliki masdar syar’un. Lantaran bangsa Indonesia tidak bisa menyebut serapan ‘n’ maka disebutlah sarung.
"Baju syar'i namanya syar’un. Datang ke Indonesia jadi sarung. Dipakai santri jadi sarungan," papar Gus Muwafiq.
Dirinya mengatakan bahwa masih banyak kosakata bahasa Arab yang termodifikasi di Indonesia. Ia menilai hal tersebut adalah wajar terjadi. Sebab, umat Islam di Indonesia tidak hidup zaman Rasullullah SAW dan sahabat Nabi. Termasuk juga tidak berbahasa seperti bahasa yang diucapkan orang-orang di Jazirah Arab.
Semoga penjelasan di atas bisa menambah referensi kamu dan mengetahui asal usul kata santri, kiai, dan sarung. Selamat Santri Nasional 2019.