Viking adalah para pejuang Skandinavia yang terkenal tangguh, jarang dijumpai dalam anime. Vinland Saga hadir sebagai anime seinen yang berani mengangkat tema ini. Anime ini membuktikan bahwa dunia Viking yang penuh intrik dan peperangan berdarah sangat cocok untuk diadaptasi menjadi tontonan yang memukau.
Vinland Saga mengisahkan perjalanan hidup Thorfinn, seorang pemuda Viking. Anime ini tak hanya menyuguhkan adegan laga brutal yang mengingatkan kita pada Berserk, tetapi juga mengajak penonton untuk memahami gaya hidup dan motivasi para prajurit Viking. Namun, keunikan Vinland Saga terletak pada penceritaannya.
Berbeda dengan anime seinen pada umumnya yang kental dengan aksi balas dendam, Vinland Saga justru menawarkan perspektif yang lebih dalam. Musim kedua anime ini menghadirkan pergeseran fokus yang mengejutkan. Alih-alih melanjutkan kisah balas dendam Thorfinn, musim kedua justru berfokus pada perkembangan karakter sang protagonis. Thorfinn berusaha melepaskan diri dari jeratan masa lalu dan memutus rantai kekerasan yang selama ini membelenggunya.
Musim pertama Vinland Saga menuai pujian berkat penggambaran karakter yang kompleks, adegan aksi yang menegangkan, dan pembangunan dunianya yang detail. Musim kedua, meski tidak lagi berfokus pada pertarungan brutal, justru menyuguhkan kisah yang lebih emosional. Musim ini mengubah persepsi penonton terhadap Thorfinn. Dari karakter yang dipenuhi dendam, Thorfinn menjelma menjadi sosok tragis yang bergumul dengan rasa bersalah dan keputusasaan. Namun, seiring berjalannya cerita, Thorfinn perlahan bangkit, berani menghadapi masa lalunya, dan menemukan tujuan hidup yang baru.
Anime seinen bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Setiap anime memiliki ceritanya sendiri yang ingin disampaikan, dan setiap karakter memiliki pelajaran yang ingin diajarkan. Anime-anime dalam daftar ini adalah bukti bahwa anime bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang dewasa yang ingin menemukan makna dalam kehidupan. Kira-kira kamu mau nonton yang mana dulu, nih?