Bertahan dari Pagebluk, Sineas Kendal Berulang Kali Digropyok Aparat

Festival Film Kendal diputar selama tiga hari berturut-turut tanggal 25-27 Maret 2022. Momentum tersebut menjadi titik balik bagi para sutradara film lokal yang ada di kabupaten tersebut.
Tak kurang enam sutradara yang bergiliran memutar filmnya pada ajang tersebut. Seorang sutradara yang turut berpartisipasi adalah Amrul Hakim.
Sebagai seorang sineas, Amrul menekuni pembuatan film dokumenter selama belasan tahun.
Amrul berkata pemutaran film di Festival Film Kendal akan menjadi pembuktian bahwa kegiatan seni dan budaya tak pernah pudar walau dihantam pagebluk.
"Kebetulan ini festival film yang baru pertama kali diadakan di Kendal. Kita buktikan kalau ono negoro ora ono negoro, seni budaya tetep lestari. Jadi, ada pandemik atau tidak ada pandemik, kita tetap latihan seni dan budaya. Dan ternyata berlatih kesenian mampu mengasah sikap keluhuran, mengasah positif thingking dan menumbuhkan rasa optimisme," ujar pria yang tinggal di Desa Surokonto Kendal tersebut ketika berbincang dengan IDN Times, Sabtu (26/3/2022).
1. Festival Film Kendal dibiayai dari jualan angkringan
Berkat optimisme itulah, Festival Film Kendal bisa digelar tanpa bantuan pemerintah. Amrul bercerita semua biaya festival ditanggung dari jualan angkringan. Bahkan, hanya dalam waktu semalam, panitia festival bisa mendapatkan modal Rp300 ribu.
"Kita bukannya menolak bantuan tapi ini sangat penting sebagai kesadaran bersama. Kita sudah atur jadwal memutar enam film milik enam sineas. Untuk semua biaya sewa proyektor sampai bayar listrik, ditanggung dari jualan angkringan. Mulai jual gorengan, jahe sampai teh," kata pengurus Lembaga Koperasi Film Kabelan Kendal ini.