Calung Lengger Banyumas Bakal Gebrak Tiga Kota di Italia

Penampilan pertama dalam sejarah di Eropa

Banyumas, IDN Times - Lengger Banyumasan maki mendunia, hal itu setelah sanggar seni sekar shanty Banjarnegara pimpinan Yusmanto mendapat undangan dari Universitas La Sapienza (Rome), ISMEO (Rome) dan Fondazione Pietà dei Turchini (Naples) mengundang untuk unjuk kebolehan pada 20 hingga 28 Mei 2024.

Dalam keterangan pers kepada IDN Times, menyebutkan bahwa penampilan bertajuk Calung-Lengger Banyumasan: The 1st Italian Tour tersebut dijadikan sebagai momentum membuka mata dunia betapa Indonesia sangat kaya ragam kesenian.

Penampilan calung lengger banyumas di negeri Pizza tersebut merupakan yang pertama kali dalam sejarah, dan dipersiapkan 10 orang seniman yang berasal dari Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap serta dari perguruan tinggi seni yang akan menggelar pementasan dan workshop calung di tiga kota, yaitu di kota Roma, Venice dan Naples.

Baca Juga: Lesehan, Penonton Nikmati Sajian Musik Berkelas Jazz Gunung Slamet

1. Mengenalkan budaya banyumas di mata dunia

Calung Lengger Banyumas Bakal Gebrak Tiga Kota di ItaliaUniversitas La Sapienza Roma yang menjadi salah satu tempat digelarnya lengger banyumasan.(IDN Times/Foto : fanpage/La Sapienza)

Yusmanto menyebutkan tujuan calung lengger Banyumas Italian Tour 2024 ingin dijangkau yaitu lebih mengenalkan calung-lengger Banyumasan pada level internasional.

"Melalui pementasan di Italia maka calung-lengger memungkinkan disaksikan oleh lebih banyak orang Eropa dan pementasan ini dapat disaksikan oleh lebih banyak orang di dunia,"kata Yusmanto.

Ditambahkan, keberhasilan program ini akan semakin meneguhkan identitas Indonesia di mata dunia sebagai negeri dengan sejuta warna budaya juga memberi kesempatan bagi seniman lokal Banyumas untuk berekspresi sesuai dengan kemampuan dan kompetensi.

2. Representasi kultur masyarakat

Calung Lengger Banyumas Bakal Gebrak Tiga Kota di ItaliaCalung lengger banyumasan yang merupakan representasi masyarakat Banyumas.(IDN Times/Foto : @rumahlengger)

Calung yang merupakan musik bambu khas Banyumas yang memainkannya dengan cara dipukul tersebut terdiri atas enam alat musik yaitu gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong bumbung dan kendhang.

Musik ini mampu menyajikan musikalitas yang sangat dinamis sebagai representasi kultur masyarakatnya yang memiliki semangat hidup di tengah kehidupan akar rumput yang komunal, memiliki kekerabatan yang tinggi dan dekat alam.

Lengger yang merupakan jenis tarian tradisional sangat mewakili kultur penginyongan yang adoh ratu pedhek watu. Tubuh penari menjadi media ekspresi geriak kehidupan
masyarakat yang sederhana, terbuka (cablaka) dan apa adanya. Keduanya, calung dan lengger Banyumasan senantiasa menjadi satu paket pertunjukan. Calung sebagai musik pengiring, sedangkan lengger sebagai tariannya.

3. Berkembang menjadi musik kontemporer

Calung Lengger Banyumas Bakal Gebrak Tiga Kota di Italiacalung lengger Bayumasan juga dikembangkan dalam bentuk musik kontemporer.(IDN Times/Foto :@rumah_lengger)

Saat ini lebih banyak orang mengenal kultur Jawa lebih dari sisi kesenian kraton seperti gamelan, wayang kulit, tarian bedhaya atau wayang wong. Di luar itu sesungguhnya terdapat banyak ragam kesenian lain yang berkembang di luar tembok kraton, menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pedesaan.

Sampai sekarang calung-lengger Banyumasan masih berkembang sebagai pertunjukan tradisional yang tidak terpisahkan dari tradisi masyarakat pemiliknya.

Selain itu calung lengger Bayumasan juga dipelajari di beberapa perguruan tinggi seni yang dikembangkan dalam bentuk musik kontemporer yang salah satunya adalah calung-lengger Banyumasan yang berada di wilayah perbatasan antara kultur Jawa dan kultur Sunda.

4. Kerjasama dengan Italia sejak tahun 2019

Calung Lengger Banyumas Bakal Gebrak Tiga Kota di ItaliaKerjasama dengan Italy telah berlangsung sejak tahun 2019.(IDN Times/Foto : ilustrasi)

Kerjasama pengembangan seni calung-lengger Banyumasan antara Sanggar Seni Sekar Shanty dengan Daniele Zappatore, seorang peneliti dan film-maker dari Universitas ‘La dan professor Giovanni Giuriati (guru besar etnomusicologi dan ketua Giorgio Cini foundation, Venice, Italy telah berlangsung sejak tahun 2019 dalam bentuk pendokumentasian, penelitian, dan pengembangan pertunjukan.

Hasil yang telah dicapai dari kerjasama tersebut antara lain desertasi doktoral tentang calung Banyumasan sebagai identitas budaya oleh Daniele Zappatore yang sedang dipublikasikan dalam seri editorial “Sounds and Cultures”, International Museum of Puppetry ‘Antonio Pasqualino’ (Palermo, Italy).

Sedangkan untuk film dokumenter berjudul ‘Carang Pring Wulung: the Journey of a Bamboo Gamelan Maestro’ (2022), diproduksi dengan support dari Giorgio Cini Foudation (DiegoCarpitella Fellowship 2021); film ini udah dipresentasikan dalam beberapa festival film etnografis dan seminar akademis di Eropa, serta dapat Honorable Mention dalam International Council for Traditions of Music and Dance Film Prize 2023.

5. Banyak mahasiswa Eropa belajar calung lengger

Calung Lengger Banyumas Bakal Gebrak Tiga Kota di ItaliaDobrin Tsvetanov Bugov, mahasiswa UGM asal Bulgaria yang belajar lengger untuk program doktoral.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Program Calung-Lengger Banyumasan: The 1st Italian Tour dapat menjadi Musik yang selama ini sering dianggap milik masyarakat pedesaan yang
ketinggalan jaman ternyata berkesempatan melakukan pentas di salah satu negara di benua Eropa yang identik dengan modernisme.

Apabila tour calung yang pertama ini berhasil, maka calung berpeluang berkembang massif di Eropa. Keberhasilan tour ini selain berpeluang bagi seniman Banyumas untuk kembali pentas di Eropa, juga memungkinkan
semakin banyak mahasiswa Eropa yang melaksanakan studi tentang calung di Banyumas.

Di sisi lain program ini juga dapat menjadi pembuka jalan bagi promosi berbagai kearifan lokal Banyumas di level internasional. Tour calung bisa membuka mata bangsa Eropa untuk melihat lebih jauh tentang kekayaan budaya, adat istiadat dan keindahan alam wilayah Banyumas Raya.

Baca Juga: Sungai Serayu Kritis, Edy Wahono: Akibat Sedimentasi Bendungan Mrica

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya