Curhatan Sindu Siswa SD asal Solo, Ngaku Belajar Ndalang Secara Otodidak

Surakarta, IDN Times - Tangan seorang bocah laki-laki menggenggam erat wayang kulit. Sesekali ia angkat tinggi-tinggi ke atas sambil memainkan dua lakon.
Bocah itu tak lain ialah Danendra Kidung Sindhutama atau akrab disapa Sindu.
1. Sindu bikin terkejut Ganjar Pranowo
Jumat malam (4/11/2022), Sindu unjuk kebolehan memainkan beberapa lakon wayang kulit di Pendopo Ageng Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Walau tanpa memakai beskap dan blangkon khas dalang, tapi kepiawaian Sindu bermain wayang kulit membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkejut.
Setelah bermain wayang kulit, Sindu dihampiri Ganjar Pranowo. "Sindu kenapa suka wayang, pernah nonton wayang semalam suntuk?," tanya politikus PDIP tersebut.
2. Sindu belajar ndalang sendiri di rumahnya
Yang ditanya langsung menjawab dengan mantap. Sindu bilang dirinya selama ini kerap berkeliling menonton pagelaran wayang kulit.
Menurut Sindu, wayang kulit merupakan tontonan yang menarik. Malahan ia selama ini sudah terpikat. "Suka, menarik aja. Pernah nonton di mana-mana, sudah sering," kata Sindu.
"Kamu ternyata hebat lho, yang ajari siapa? Di rumah punya wayang?," ujar Ganjar lagi.
"Belajar sendiri pak, iya di rumah punya wayang," kata Sindu yang kemudian diberi smartphone oleh Ganjar.
3. Ganjar memuji kepiawaian Sindu main wayang kulit menjadi sebuah talenta
Ganjar menyampaikan apa yang telah dilakukan Sindu selama ini bisa menjadi contoh bahwa perlunya memberikan ruang edukasi bagi anak-anak agar tertarik menekuni dunia kesenian terutama pewayangan.
Baginya, Sindu memiliki bakat yang istimewa. Bocah seperti Sindu menjadi manusia langka karena sejak kecil sudah tertarik belajar wayang. Padahal, kata Ganjar Sindu tak pernah mengenyam pendidikan kesenian secara formal dan hanya belajar otodidak.
“Penuh kesadaran, ini talenta. Nah tugas kita memang memfasilitasi karena mungkin minim ya," cetusnya.
4. Ganjar dorong ISI Surakarta edukasi anak-anak agar paham cerita wayang kulit
Untuk itulah, Ganjar mendorong kepada kampus seperti ISI Surakarta guna memberikan kontribusi lebih riil untuk terlibat. Ia menyarankan kepada ISI supaya membumikan wayang kulit agar ceritanya gampang dipahami anak-anak.
"Ya dengan gaya yang lebih ringan dan lebih terbuka kepada anak-anak. Mudah-mudahan ini bagian dari ikhtiar kita agar wayang makin bagus, berkembang dan mendunia," terangnya.
5. Pagelaran wayang kulit perlu berinovasi pakai teknologi
Ganjar secara khusus diundang menghadiri acara pagelaran Hari Wayang Dunia 2022 di Pendopo Ageng ISI Surakarta. Tema Hari Wayang Dunia tahun ini Mawayang Hayu; Wayang Moderasi dan Keberagaman.
Di Pendopo ISI Surakarta juga hadir Staf Khusus Menko Bidang PMK Bidang Reformasi Birokrasi Ravik Karsidi, Rektor ISI Surakarta I Nyoman Sukerna dan pemain ludruk kawakan, Kirun.
Lebih lanjut, terkait tema Hari Wayang Dunia yaitu Moderasi dan Keberagaman, Ganjar mengatakan temanya sesuai dengan wayang yang bisa digunakan sebagai media bertutur. Melalui wayang, dalang bisa bercerita tentang keberagaman, gotong royong, persatuan, cerita yang membangun. Seluruh cerita itu bisa direpresentasikan dari tokohnya.
Ganjar membayangkan jika nantinya wayang kulit lebih beragam bentuknya, terutama instrumennya bisa lebih baik, ceritanya juga bisa lebih dikembangkan lagi. Termasuk menggabungkan wayang dengan teknologi.
"Sehingga wayang tidak hanya diuri-uri, dimainkan saja, ditonton tetapi dikembangkan dan terus saja akan muncul sesuatu yang baru sehingga orang akan menarik," urainya.