ilustrasi wanita muslimah (pexels.com/Mikhail Nilov)
Bagi umat muslim, menjaga lisan dari segala ucapan adalah kewajiban, kecuali ucapan yang dapat membawa manfaat. Penting untuk tahu kapan mengungkapkan pikiran dan kapan lebih bijak memilih diam demi kebaikan.
Perlu disadari bahwa berprasangka buruk terhadap sesama merupakan permainan pikiran setan. Oleh karena itu, hindari memberikan kesempatan pada setan untuk meracuni pikiran dengan pemikiran negatif.
Jika mengetahui kekurangan seseorang, terutama sesama muslim, sampaikan nasihat secara pribadi dengan penuh kebijaksanaan. Jangan sampai setan memanfaatkan kesalahan tersebut untuk mengajak kita terlibat dalam ghibah.
Barang siapa yang memahami dengan baik hendaklah meninggalkan ghibah dan ingtatlah dalam Al-Quran Surah Qaf ayat 18 dan An-nur ayat 15.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
Maa yalfizu min qaulin illaa ladaihi raqiibun 'atiid.
Artinya: "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat (QS Qaf: 18).
اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًاۙ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌۚ
Idz talaqqaunahuu bi alsinatikum wa taquuluuna biafwaahikum maa laisa lakum bihii 'ilmuw wa tahsabuunahuu haiyinaw wa huwa 'indllaahi 'aziim
Artinya: "Ingatlah ketika kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu masalah besar (QS An-nur: 15)."
Kemudian untuk menjaga diri dari ghibah, hendaklah selalu mengigat bahwa Allah selalu bersamaku, Allah selalu menyaksikannku, dan Allah selalu melihatku.