Makna 13 Tahapan Upacara Panggih Pernikahan Adat Jawa Gaya Solo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Upacara adat adalah bagian dari aset budaya yang harus dilestarikan karena di dalamnya banyak mengandung makna dan nilai kearifan lokal. Sebagai bangsa yang cinta tanah air dan budayanya, yuk berdayakan potensi yang ada di dalam budaya dan adat istiadat.
Tradisi pernikahan adalah salah satunya. Ada beberapa tahapan dan setiap daerah punya khasnya masing-masing. Berikut akan dibahas mengenai upacara di tahapan panggih pada acara adat pernikahan Jawa gaya Solo.
Upacara panggih sendiri adalah puncaknya acara pernikahan di Jawa. Momen pertemuan sepasang pengantin yang telah resmi menikah sebagai pasangan suami istri. Rangkaian dalam upacara panggih berisi tentang acara-acara yang membuat pengantin semakin mantap dan yakin untuk membina hubungan rumah tangganya.
Sebelum upacara panggih dimulai, pengantin perempuan dikeluarkan lebih dulu dari ruang rias atau busana, selanjutmya didudukkan di pelaminan. Perjalanan ke pelaminan diiringi dengan iringan gendhing.
Pengantin perempuan menunggu datangnya pengantin laki-laki, durasi waktu menunggu gak terlalu lama, maksimal lima menit saja. Selanjutnya, dimulailah acara panggihnya dengan tiga belas tahapan berikut, simak juga makna dari setiap tahapannya, yuk.
Baca Juga: 5 Weton yang Paling Dikagumi Banyak Orang, Mereka Seperti Magnet!
1. Kepyok kembar mayang
Kembar mayang punya arti bermakna bagi pengantin yaitu sebagai pohon kehidupan. Kembar mayang dalam prosesi ini berjumlah dua atau sepasang. Dalam tahapan kepyok kembar mayang melambangkan bahwa segala sesuatunya dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang nantinya akan menemui sepasang pengantin saat mengawali kehidupan barunya dalam rumah tangga.
2. Balangan gantal
Jodoh adalah pilihan yang bersifat personal. Dalam tahap balangan gantal, kedua pengatin akan berhadapan dan saling melempar daun sirih, mengartikan bahwa pengatin perempuan siap berbakti kepada suami yang menjadi pilihannya. Sementara, pengantin laki-laki juga siap untuk selalu melindungi istrinya secara sigap dan penuh kasih sayang dengan dasar menyatunya cipta rasa dan karsa (pikiran, perasaan, dan tindakan yang menyatu).
3. Midak Antiga
Dalam tahapan ini, pengantin sudah saling berhadapan. Di depan pengantin sudah ada telur ayam kampung. Telur ayam kampung tersebut akan diinjak oleh pengantin laki-laki sampai pecah. Pecahnya telur menandai pecahnya nalar dan pikiran. Nah, di sini berarti sepasang pengantin sudah siap memasuki kehidupan secara optimis dan siap lebih mandiri.
4. Ranupada
Ranu berarti air, pada artinya kaki. Setelah pengantin laki-laki menginjak telur, dengan segera pengantin perempuan mencuci atau membasuh kaki suaminya dengan air kembang setaman.
Tahapan ini berarti bahwa hidup tidak akan terlepas dari segala cobaan dan rintangan. Akan tetapi, sebagai seorang istri yang baik dan berbakti kepada suaminya, harus siap untuk menghapus segala ketakutan saat cobaan dan rintangan menghadang. Dengan begitu, suami pun merasa tenang dan ringan dalam melangkah membawa bahtera rumah tangga ke depan meraih bahagia bersama.
Dengan dibersihkannya kaki suami di tahapan ini, mengartikan ada harapan agar pasangan terhindar dari cobaan berat yang mengguncang rumah tangga mereka. Saling bekerja sama menghadapi tantangannya, sehingga kehidupan pernikahan akan dilalui dengan bahagia dan senyuman saling bersyukur.
5. Munggah pasangan (bila ada)
Selesai tahap ranupada adalah tahap munggah pasangan, ini bisa dilaksanakan maupun tidak. Kedua pengantin berdiri sejajar untuk melangkah di atas pasangan (sapi atau kerbau yang punggungnya dialasi daun pisang raja dan daun kluwih). Di tahapan ini, sepasang pengantin melangkah bersama, artinya mereka siap melangkah ke kehidupan baru bersama-sama.
Berjalan di atas pasangan (sapi atau kerbau) memberikan makna bahwa keduanya telah ditakdirkan bersama dan menyatu menjadi pasangan suami istri yang saling mencintai. Daun pisang raja yang digunakan sebagai alas yang melapisi punggung sapi atau kerbau bermakna sebagai tindakan dan perkataan yang seperti seorang raja dan ratu yang berbudi baik, berderma, dan menepati janji-janjinya. Sedangkan, daun kluwih berarti diberi kelebihan, sehingga kelak pengantin dapat berbagi kebaikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
6. Sindhur binayang
Sindur adalah kain berwarna merah putih. Maka di tahapan ini bermakna, sebagai manusia kalau sudah melangkah pantang untuk kembali atau mundur ke belakang. Dengan menyatukan tekad, sepasang pengantin siap mengarungi bahtera rumah tangganya sambil bergandengan tangan.
Setelah pengantin dilingkari kain sindur, keduanya berjalan menuju pelaminan. Ibu dari pengantin perempuan berada di belakang kedua pengantin sambil memegangi pundak mereka. Ayah dari pengantin wanita berada di depan kedua pengantin menuntun keduanya sambil memegangi pucuk sindur.
Editor’s picks
Dalam tahapan ini mempunyai makna, ayah (orangtua) siap mengantarkan kedua pengantin menuju kehidupan baru yaitu rumah tangga, serta ayah berdiri di depan, berarti siap untuk mengatasi rintangan jika suatu saat menghadang pengantin. Kemudian, ibu (orang tua) memegangi sindur di belakang pengantin, itu bermakna bahwa ibu sudah merestui pernikahan keduanya dengan diiringi keikhlasan hati, serta doa-doa terbaiknya.
7. Bobot timbangan
Sesampainya di pelaminan, ayah (orangtua) juga ikut duduk di pelaminan. Kedua pengantin didudukkan di paha sang ayah. Pengantin laki-laki duduk di sebelah kanan, sedangkan pengantin perempuan duduknya di sebelah kiri paha sang ayah.
Kemudian, ibu menghadap ke ayah dan bertanya bagaimana berat kedua mempelai. Lalu, dijawab oleh ayah bahwa beratnya sama. Tahapan tersebut memberikan makna bahwa diharapkan kedua pengantin akan saling menyayangi dan mencintai secara seimbang selamanya.
8. Wisudha penganten
Pada tahapan ini, pengantin duduk bersama di pelaminan. Saat mendudukkan, sang ayah sambil menekan-nekan bahu kedua pengantin. Setelah itu, ayah dan ibu segera duduk di bangku yang sudah disiapkan di sebelah kanan pelaminan. Dengan demikian, makna dari tahapan wisudha penganten adalah keduanya telah resmi sebagai raja dan ratu sehari.
9. Kacar-kucur
Di tahapan kacar-kucur terdapat beberapa peralatan yang digunakan. Peralatan tersebut terdiri dari beras kuning, uang logam, kacang kawak, dan kedelai kawak. Ini mempunyai makna sebagai lambang kekayaan.
Harapannya semoga pengantin selalu diberi kecukupan akan sandang, pangan, dan papan. Tahapan ini juga bermakna bahwa pengantin laki-laki memiliki tanggung jawab atas kehidupan pengantin perempuan dan keluarga kecilnya.
10. Dhahar walimahan/ Dulangan
Pengantin laki-laki akan mengepal-ngepal nasi kuning sebanyak 6 buah. Lalu, diberi lauk hati ayam (ati antep). Kemudian, mereka akan saling menyuapi makanan. Makna dari tahapan ini adalah bahwa keduanya akan selalu berdiskusi, saling menegur dan menasihati dalam hal kebaikan, serta tidak akan ada rahasia atau hal buruk yang disembunyikan dalam keluarga. Jika terjadi masalah dalam rumah tangga, maka segala sesuatunya akan dibicarakan dan diputuskan bersama yang adil untuk semua pihak.
11. Ngunjuk toya wening
Tahapan ini, kedua pengantin akan minum air putih atau bening. Maknanya adalah keduanya akan saling mengasihi dan menyayangi setulus hati. Menyatukan rasa semoga juga dapat anugerah indah dari Yang Maha Kuasa, yaitu anak.
Selain itu, tahapan ini juga bermakna bahwa segala tindakan dan perkataan akan dipikir terlebih dulu yang dilandasi oleh kejernihan kalbu. Tujuannya agar nanti tidak akan bersikap saling menyakiti.
12. Mapag besan
Setelah tahapan minum air putih, orangtua dari pengantin perempuan akan menjemput besannya (mapag besan). Biasanya orangtua dari pengantin laki-laki akan menunggu di pintu (tarub).
Kemudian, saat bertemu mereka bersalaman. Lalu, berjalan bersama menuju pelaminan. Para ibu berjalan di depan, sedangkan para bapak/ ayah mengikuti berjalan di belakangnya. Pertama, besan akan diantarkan ke tempat duduk. Setelah itu, orangtua pengantin perempuan kembali duduk ke tempat semula. Tahapan ini bermakna restu dari keluarga sudah didapatkan, dan harapannya kedua keluarga rukun dan saling mendukung.
13. Sungkeman
Terakhir dalam rangkaian upacara panggih adalah tahap sungkeman. Sungkem tidak perlu dilakukan terburu-buru, rileks dan yang penting terasa sampai ke hati. Tahapan ini, biasanya pengantin dan orangtua sampai menangis bahagia. Sungkeman bermakna, sebagai anak harus berbakti kepada orangtua dan berterima kasih karena telah dibesarkan dengan penuh cinta kasih.
Upacara panggih dalam sebuah perayaan pesta pernikahan adalah bagian dari puncak acara. Banyak nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam makna setiap prosesinya. Semua nilai yang bermakna tersebut membawa pesan dan nasihat baik bagi pengantin sebagai bekal mereka mengarungi kehidupan rumah tangganya. Tertarik untuk mengambil tradisi ini di acara pernikahanmu? Sekali seumur hidup, biar nanti juga bisa cerita tradisi ini ke anak-anak, bahkan hingga cucu.
Baca Juga: 5 Weton Jawa yang Introvert, Mudah Lelah saat Ada di Keramaian
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.