Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cerita Polisi di Semarang Jadi Sopir Ambulans COVID-19, Antar Jenazah Hingga ke Madura

default-image.png
Default Image IDN

Semarang, IDN Times - Melewati pandemik COVID-19 selama sembilan bulan terakhir bukanlah perkara yang mudah bagi Aiptu Broto. Pekerjaannya sebagai seorang Babinkamtibmas memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap penularan virus Corona. 

Terlebih lagi, selama pandemik ia juga mendapat kepercayaan yang lebih dari para tetangganya, di Perumahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Yakni sebagai sopir ambulans pengantar jenazah dan pasien COVID-19. 

Saat ditemui IDN Times di Masjid Jami Jatisari Mijen, Aiptu Broto menunjukan sebuah ambulans yang terparkir di pelataran masjid. Ambulans yang ia maksud berkelir putih dengan garis oranye khas simbol dari lembaga pengumpul zakat Lazis. 

"Itu satu-satunya ambulans yang saya pakai untuk mengantarkan orang-orang yang sakit maupun jenazah dari Jatisari Mijen," ujar Babinkamtibmas yang bertugas di Polsek Mijen tersebut belum lama ini. 

1. Aiptu Broto diandalkan warga Jatisari sebagai sopir ambulans COVID-19

default-image.png
Default Image IDN

Meski sudah wira-wiri memakai ambulans selama tiga tahun terakhir, namun imagenya berubah tatkala pandemik COVID-19 melanda seluruh Indonesia termasuk Semarang. 

Ia saat ini dikenal sebagai relawan sopir ambulans yang bertugas mengantarkan pasien ke rumah sakit maupun jenazah yang terpapar COVID-19. 

Ia tak pernah tahu apakah orang yang diantarkannya tersebut telah tertular COVID-19 atau tidak. Sebab, mendeteksi sebaran virus Corona jadi hal yang sulit lantaran minimnya informasi dari keluarga pasien. Cara satu-satunya yang ia lakukan ialah dengan mengorek informasi dari warga setempat. 

"Saya gak pernah tahu apakah orang yang saya antar setiap hari membawa virus Corona atau tidak. Soalnya niat saya tulus dan ikhlas membantu warga. Kalau ada permintaan pengiriman jenazah, biasanya saya mendeteksi penyakitnya dari selentingan omongan warga sama tanya usia juga. Kalau ada yang mengarah ke gejala Corona, saya memperketat protokol dengan memakai baju hazmat lengkap dengan kacamata khusus," urainya. 

2. Aiptu Broto antarkan jenazah COVID-19 sendirian ke area makam

default-image.png
Default Image IDN

Untuk tugas yang satu ini, ia sering melakukannya sendirian. Lokasi yang dituju yaitu TPU Jatisari yang sebagian lahannya sudah disiapkan sebagai area pemakaman pasien COVID-19. "Saya seringnya nganter sendirian. Karena saya kasihan, hati saya tergerak kepengin membantu warga yang kesusahan karena ada keluarganya yang tertular virus Corona," aku bapak tiga anak ini. 

Praktis, hampir saban hari ia bolak-balik mengantarkan jenazah COVID-19 ke area pemakaman. Bagi pasien COVID-19 ia antarkan ke rumah sakit terdekat. Hal serupa juga ia lakukan bagi warga yang sakit non COVID-19. 

3. Jenazah dan pasien pernah diantarkan ke Bandung hingga Madura

Mobil Jenazah yang mengantarkan jenazah pasien COVID-19 ke TPU Pondok Ranggon pada Selasa (16/9/2020). IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati

Broto berkata banyak hal yang membekas dihatinya selama mengantar jenazah dan pasien selama masa pandemik. Broto mengingat bahwa dirinya pernah pulang-pergi sendirian ke Pulau Madura Jatim demi mengantar seorang pasien yang punya penyakit menahun. 

Pun demikian tatkala ia harus mengantar jenazah ke Bandung Jawa Barat. "Kalau pakai ambulans kan bisa cepat sampai ke lokasi tujuan. Dan saya seringnya kontak-kontakan sama teman sesama anggota di sana, ya buat cari tempat istirahat, habis ngopi bisa lanjut pulang ke Semarang. Saya nganter pakai ambulans gratis tanpa dipungut biaya sama sekali," ujarnya. 

4. Supaya tetap fit, Aiptu Broto rutin makan kurma dan sepedaan

Kurma. (IDN Times/Umi Kalsum)

Broto bilang dengan aktivitasnya yang seabrek ditambah tugas utamanya sebagai anggota kepolisian memang cukup rentan ketularan COVID-19. 

Agar staminanya tetap fit, ia kerap mengonsumsi tujuh butir kurma ditambah minum madu. Kondisi fisiknya juga ditempa dengan giat berolahraga saban pagi. 

Setiap berangkat kerja, ia rutin menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mulai mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan berusaha berjaga jarak. 

"Kuncinya biar tubuh tetap sehat, ya makan kurma tujuh buah, minum madu dan sepedaan setengah jam. Keringat yang keluar membuat badan kerasa hangat dan tambah bugar," cetusnya. 

5. Sebagai sopir ambulans sekaligus polisi, Aiptu Broto siap divaksin

default-image.png
Default Image IDN

Dengan adanya kebijakan Pemprov Jateng yang akan memberikan vaksin Sinovac pada 14 Januari nanti, Broto mengaku tidak keberatan.

"Saya siap jika harus disuntik vaksin. Karena kita sebagai petugas kepolisian mestinya ngasih contoh yang baik bagi warga. Apalagi saya juga jadi sopir ambulans, yang bisa kapan aja tertular COVID-19. Makanya, saya rasa pemberian vaksinasi setidaknya membantu kita yang ada di lapangan," bebernya. 

6. Dinkes Jateng: Puncak kematian pasien COVID-19 terjadi pada tanggal 21 Desember dan 22 Desember 2020

Ilustrasi pemakaman jenazah COVID-19 (IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati)

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo mengakui jika angka kematian pasien COVID-19 mengalami tren kenaikan yang signifikan pada akhir tahun 2020 kemarin. 

Menurut Yulianto, kasus kematian yang melonjak naik juga bersamaan dengan peningkatan kasus penularan COVID-19 di Jateng. "Puncak angka kematian terjadi pada 21 dan 22 Desember kemarin. Jadi itu momen yang tertinggi. Tapi dua minggu terakhir sebelum akhir tahun ada tren menurun," paparnya dalam diskusi daring bersama media. 

"Semoga kasusnya turun terus. Dan harapan kita di akhir bulan tidak ada penambahan kasus kematian," tambahnya. 

7. Vaksin Sinovac diperuntukan buat nakes

default-image.png
Default Image IDN

Ia menekankan vaksin Sinovac saat ini baru dikirim dalam jumlah terbatas. Pihaknya akan segera mendistribusikan vaksin Sinovac ke sejumlah daerah agar segera dilakukan vaksinasi. 

"Nanti segera didistribusikan ke kabupaten kota. Memang baru sebagian yang terkirim. Dosis untuk sasarannya bagi 31 ribu orang. Di tahap pertama ini diperuntukan bagi para tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga penunjang kayak sopir ambulans, petugas pemulasaraan jenazah," tandasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us