Kisah Haru Perawat ICU Donorkan Plasma Demi Selamatkan Nyawa Sahabat

Dua perempuan ikut donor darah plasma

Semarang, IDN Times - Tak pernah terpikirkan dalam benak Nadia bahwa dirinya bisa terinfeksi virus Corona. Virus yang dianggap momok bagi jutaan umat manusia di muka bumi itu menularinya dari seorang pasien yang ia rawat saban hari di Ruang ICU RSUD Tugurejo Semarang.

Petaka muncul tatkala dirinya kebagian jatah merawat sejumlah pasien yang terpapar COVID-19.

"Di pertengahan bulan Agustus kemarin, saya tiba-tiba gak enak badan. Seluruh badan rasanya demam, batuk-batuk dan flu. Setelah tempat kerja saya melakukan rapid test serentak, baru ketahuan kalau saya kena COVID-19. Lalu diswab hasilnya positif," kata wanita bernama lengkap Qatrunnadia tersebut saat membuka obrolan dengan IDN Times, Rabu (23/9/2020).

1. Nadia sempat diisolasi belasan hari di Hotel Kesambi

Kisah Haru Perawat ICU Donorkan Plasma Demi Selamatkan Nyawa SahabatDua orang dokter berdiri di depan salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Usai kejadian tersebut, Nadia diisolasi di Hotel Kesambi, Jalan Diponegoro, Semarang. Seingatnya, selama belasan hari diisolasi di hotel tersebut, ia juga bertemu dengan sejumlah rekan sejawatnya.

"Pas isolasi 14 hari di Kesambi saya juga ketemu teman-teman perawat. Setelah itu, saya diminta pulang untuk menjalani perawatan di rumah," tuturnya.

Baca Juga: Syarat Jadi Pendonor Darah Plasma Bantu Pasien COVID-19 di Semarang

2. Nadia dapat mukjizat. Dia dinyatakan sembuh saat tes swab lanjutan

Kisah Haru Perawat ICU Donorkan Plasma Demi Selamatkan Nyawa SahabatIlustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Tepat sekitar tanggal 19 Agustus, sebuah mukjizat dari Tuhan menghampirinya. Ia dinyatakan sembuh dari virus Corona dari tes swab lanjutan. "Pas diswab lagi, hasil yang saya dapatkan negatif. Terus dari perkembangan kesehatan, saya bersyukur bisa sembuh total dan gak punya gejala apapun yang mengarah pada virus Corona," akunya lega.

Nadia lantas menjalani hari-harinya seperti biasanya. Ia kembali bertemu teman-temannya. Ia juga bisa kerja dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Termasuk rutin memakai masker, sering mencuci tangan dengan antiseptik dan memakai segala jenis protokol yang disediakan rumah sakit.

Tak cuma itu saja, suatu hari ia dikumpulkan oleh pihak rumah sakit. Tujuannya tak lain guna mengikuti acara sosialisasi donor plasma konvalesen.

"Pas kita sosialisasikan kegiatan donor plasma dan kita kasih tahu kalau orang yang pernah kena COVID-19 bisa donorkan plasmanya, banyak teman-teman nakes masih perlu memahaminya. Karena pemberian terapi yang baru. Ketika sebulan kita gencar sosialisasikan, hanya ada dua perawat yang berani donorkan plasma konvalesen," kata Endriawan Widodo, Humas RSUD Tugurejo saat dimintai konfirmasi secara terpisah. 

3. Nadia ikut donorkan plasma konvalesen setelah dapat kabar sahabatnya juga kena COVID-19

Kisah Haru Perawat ICU Donorkan Plasma Demi Selamatkan Nyawa SahabatDua perawat RSUD Tugurejo donorkan darah plasmanya. IDN Times/Fariz Fardianto

Nadia yang telah sembuh dari COVID-19 tergerak untuk mendonorkan plasma konvalesennya setelah sahabatnya dikabarkan positif COVID-19. Terakhir kali, sahabatnya yang jadi salah satu dokter RSUP dr Kariadi itu bahkan kondisinya sudah tak sadarkan diri. 

"Pas saya tahu ada teman nakes yang jadi dokter di Kariadi kena COVID-19, saya mikir gak ada salahnya saya ikut donor plasma. Soalnya waktu itu, saya dapat kabar dia dirawat keadaannya sudah gak sadar," tutur Nadia.

Dimulai pada awal September, Nadia mulai mengikuti rangkaian tahapan demi tahapan screening awal sebagai pendonor darah plasma. Namun, diakuinya hal itu tak mudah. Ada banyak syarat yang harus dilaluinya. Termasuk syarat sebagai pendonor plasma dari perempuan minimal belum pernah melahirkan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Kan dari aturannya memang ketat. Saya dicek dulu antibodinya, lalu terus diperiksa apakah pernah merasakan gejala COVID-19 lagi selama dua minggu, kalau dari pendonor perempuan, minimal belum pernah melahirkan. Dan masih banyak syarat lainnya,".

Baca Juga: Metode Plasma Darah Sembuhkan Pasien COVID-19, Ini Kekurangannya

4. Nadia: Semoga donor plasma ini bisa menolong teman saya

Kisah Haru Perawat ICU Donorkan Plasma Demi Selamatkan Nyawa SahabatIlustrasi kantong darah. pixabay.com/ahmadardity-3112014

Setelah melewati tahapan screening yang ketat, ia yang dinyatakan lolos sebagai pendonor lantas diambil plasma darahnya selama sejam oleh tim medis. Sampai akhirnya ia berharap apa yang dilakukannya bisa memberikan kesembuhan bagi kawan karibnya tersebut.

"Seumur hidup saya gak pernah donor. Baru pertama kali ya pas donor plasma tanggal 8 September kemarin. Pas plasma saya diambil 400 mili, saya berdoa mudah-mudahan ini bisa menolong nyawa teman saya yang terkena COVID-19," katanya mantap.

5. Arum juga sembuh dari COVID-19. Sekarang dia sedang ngantre donor plasma

Kisah Haru Perawat ICU Donorkan Plasma Demi Selamatkan Nyawa SahabatIlustrasi COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Hal senada diamini oleh Arum Ernawati, rekan sejawat Nadia yang turut mendonorkan plasma darahnya. Arum yang saban hari bertugas di ruang rawat jalan poli syaraf RSUD Tugurejo ini terbesit mendonorkan plasma darahnya lewat markas PMI Kota Semarang. 


"Sejak Juli saya sudah daftar ke PMI. Dan sampai sekarang sedang menunggu panggilan resmi. Kepenginnya sih bisa secepatnya ikut donor plasma konvalesen," ujar Arum.

6. Wadir RSUD Tugurejo ungkap ada dua perawatnya yang ikut donor darah plasma

Kisah Haru Perawat ICU Donorkan Plasma Demi Selamatkan Nyawa SahabatIlustrasi Donor Darah, Donor darah yang digelar Polres Tabanan, Jumat (17/4) (Dok.IDN Times/Istimewa)

Sedangkan, dr Prihatin Iman Nugroho, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Tugurejo membenarkan bahwa ada dua perawatnya yang ikut donor plasma konvalesen. Pihaknya mendukung penuh upaya tersebut karena bisa memberikan terapi untuk kesembuhan bagi para pasien COVID-19.

"Memang gak mudah nyari pendonor plasma konvalesen soalnya syaratnya ketat. Seperti RS Kariadi dan RSUD Moewardi pendonornya belum cukup. Kalau di rumah sakit kita, ada dua perawat yang berani donorkan plasmanya," bebernya usai acara webinar yang membahas proses terapi plasma konvalesen bersama pengelola rumah sakit di seluruh Jateng. 

Baca Juga: Pikir-pikir Lagi, Ini 5 Alasan Ibu Hamil Tidak Dianjurkan Donor Darah

7. Diharapkan bisa kurangi angka kematian pasien COVID-19

Kisah Haru Perawat ICU Donorkan Plasma Demi Selamatkan Nyawa SahabatIlustrasi corona, social distancing, COVID-19 (IDN Times/Rochmanudin)

Pihaknya berharap adanya donor plasma konvalesen bisa menjadi salah satu opsi untuk meningkatkan angka kesembuhan bagi pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. "Ini kan baru tahapan penelitian, untuk mencari alternatif menyembuhkan orang yang tertular COVID-19. Harapan kita semoga langkah ini bisa kurangi angka kematian akibat kasus COVID-19," tandasnya.

Baca Juga: JK Tegaskan PMI Siap Bantu Proses Terapi Plasma Darah untuk COVID-19

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya