Menumbuhkan Semangat Lansia untuk Melestarikan Karawitan saat Pandemik

Para lansia berlatih karawitan untuk hilangkan bosan

Alunan gending Jawa terdengar lamat-lamat dari dalam Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Jalan Sriwijaya Semarang. Tepat dibawah panggung pertunjukan, terdapat sejumlah wanita dan laki-laki yang tengah tekun bermain karawitan.

Tangan renta itu tampak lihai saat menabuhkan peralatan musim gamelan. Para ibu duduk bersimpuh. Sementara beberapa pria bersila sembari bermain gong dan kenong. 

Suara demung, sarong, kenong, gong ditambah tabuhan kendang pun saling bersaut-sautan hingga menggema di seluruh ruangan.  

Karena saat ini masih suasana pandemik COVID-19, maka mereka bermain karawitan dengan memakai masker. Tampak para pemain karawitan yang rata-rata sudah lanjut usia (lansia) atau dalam bahasa Jawa sering disebut dengan poro wini sepuh, sedang giat latihan.

"Ketimbang di rumah banyak nganggurnya, mendingan ikutan latihan di sini, Mas. Enak juga bisa kumpul bareng teman-teman yang sudah pada pensiun," kata Purwanti, seorang perempuan yang kebagian memainkan demung saat berbincang dengan IDN Times, Kamis (5/11/2020).

 

1. Menabuh demung bisa hilangkan kejenuhkan

Menumbuhkan Semangat Lansia untuk Melestarikan Karawitan saat PandemikSalah satu lansia yang rutin berlatih karawitan di TBRS Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Purwanti bilang bermain demung bisa menghilangkan kejenuhan. Ia yang pensiunan guru tersebut rutin berlatih karawitan bersama rekan-rekan seangkatannya sejak Oktober 2020 kemarin.

Tinggal di Kampung Tandang, Candisari Semarang, Purwanti rela naik motor sendiri agar bisa ikut latihan karawitan di Gedung Ki Narto Sabdho. Ia sebenarnya menyukai rebana sejak dulu.

Tetabuhan rebana, menurutnya memiliki suara yang khas. Ia sudah mahir bermain rebana ketika masih mengajar di sebuah sekolah dasar di Demak. 

Seingatnya bermain rebana kala dulu bisa mengisi waktu luangnya di sela kesibukannya mengajar di kelas. "Kalau dulu sukanya main rebana. Tapi begitu sudah pensiun, ada yang ngajakin main karawitan, saya juga senang. Dua-duanya punya keunikan. Saya belajar karawitan karena di rumah sering mendengarkan musik Jawa," ujarnya.

Baca Juga: Serunya Nonton Bocah di Konser Karawitan Anak Indonesia 2019 

2. Belajar karawitan jadi ajang silaturahmi sesama pensiunan

Menumbuhkan Semangat Lansia untuk Melestarikan Karawitan saat PandemikDengan dipandu petugas dari Disbudpar, para lansia tekun latihan dua bulan terakhir. IDN Times/Fariz Fardianto

Wanita berusia 60 tahun tersebut mengaku ini jadi ajang silaturahmi dengan sesama pensiunan setelah bertahun-tahun tak pernah pernah bersua.

"Main karawitan seperti ini rasanya pikiran jadi segar lagi. Bisa kumpul-kumpul, berbagi cerita juga. Soalnya kan kalau di rumah banyak ngemong cucu, gak ada hiburan sama sekali, ya lama-lama malah bosan," kata nenek dua anak dan enam cucu tersebut.

3. Para lansia jadi punya kesibukan baru

Menumbuhkan Semangat Lansia untuk Melestarikan Karawitan saat PandemikDua penabuh kenong memakai masker selama latihan di TBRS Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan, Sarto juga mengamini hal serupa. Ia senang bisa berkumpul dengan teman seangkatannya setelah selama ini sering menghabiskan waktu di rumah. 

Suntuk jadi alasannya memilih bermain kenong. Ia bisa belajar menghapal nada yang diselaraskan dengan instrumen alat musik lainnya. "Sekarang jadi punya kesibukan yang baru," akunya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

4. Bermain karawitan membuat hati para lansia jadi lebih tentram

Menumbuhkan Semangat Lansia untuk Melestarikan Karawitan saat PandemikSejumlah lansia tampak tekun menghapal nada gamelan. IDN Times/Fariz Fardianto

Bagi Sri Purwanti, bermain karawitan membuat pikirannya jadi lebih fresh. Meski awalnya sempat kesulitan, namun ia berkata lambat laun bisa mempelajari notasi nada dalam alat musik Jawa.

"Rasanya tuh di pikiran dan hati kayak merasa tenang, lebih santai. Pokoknya saya menikmati bisa srawung sama teman-teman di sini," katanya.

5. Antusiasme para lansia belajar karawitan sangat tinggi

Menumbuhkan Semangat Lansia untuk Melestarikan Karawitan saat PandemikPandemik COVID-19 membuat peserta latihan karawitan menjaga protokol kesehatan. IDN Times/Fariz Fardianto

Ketika ditemui IDN Times, Sarosa, sebagai Kepala Seksi Atraksi Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang mengatakan para lansia yang kerap latihan karawitan di Gedung Ki Narto Sabdho terbagi dalam dua sesi. 

Sesi pertama selama dua hari terdapat 20 orang. Kemudian sesi kedua pada akhir pekan sekitar 25 orang. Mulai latihannya saban pukul 14.00 WIB-15.00 WIB sore. 

Sarosa menganggap animo masyarakat sangat tinggi untuk belajar karawitan selama masa pandemik COVID-19. "Yang tertarik gabung belajar karawitan sangat banyak. Jumlahnya sampai puluhan orang. Sebab itulah kita bagi sesi latihannya selama setiap minggu," bebernya.

"Dan kita minta ibu-ibu dan bapak-bapak yang latihan di sini agar selalu pakai masker. Karena mereka mayoritas sudah lansia, maka ini jadi upaya kita buat mengurangi resiko penularan virus Corona. Selain itu, mereka yang main gamelan juga sudah diminta berjaga jarak," urainya.

Baca Juga: Membangkitkan Pamor Kerajinan Keramik Melalui The Power of Millennials

6. Menghapal notasi nada gamelan bisa mengurangi pikun

Menumbuhkan Semangat Lansia untuk Melestarikan Karawitan saat PandemikKegiatan latihan karawitan yang diikuti para lansia digelar seminggu dua kali di Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Kegiatan belajar karawitan sejak dua bulan lalu itu berguna untuk meningkatkan minat masyarakat Semarang terhadap seni dan tradisi khas Jawa.

Ia mengungkapkan dengan mempelajari karawitan, paling tidak eksistensi budaya Jawa tetap terjaga dengan baik.

Tak cuma itu saja, menurutnya bermain karawitan bisa dimanfaatkan untuk meredakan kebosanan selama masa pandemik. "Dengan mereka rutin menghapal nada kan otomatis bisa mengurangi pikun. Manfaatnya bagus buat para lansia, bisa meningkatkan kerja motorik tubuhnya. Fisiknya tambah sehat. Dan pikiran dan hatinya jadi tenang," kata Sarosa lagi.

Baca Juga: Blusukan ke Pasar, Juragan Bandeng Presto Menangguk Rezeki saat Pandemik

7. Dengan melibatkan lansia, kesenian karawitan bisa terjaga dengan baik

Menumbuhkan Semangat Lansia untuk Melestarikan Karawitan saat PandemikSalah satu peserta latihan karawitan di TBRS Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Dengan melibatkan para lansia, ia ingin ke depan bisa menampilkan pagelaran karawitan antar kecamatan sampai antar kota. 

"Ini kan yang ikut latihan dari lansia seluruh Semarang. Ada yang dari Tembalang, Candi, Genuk dan wilayah lainnya. Ke depannya, dengan menonjolkan kemampuan mereka, pastinya bisa mengangkat kreativitas kesenian karawitan sekaligus memberikan ciri khas tersendiri. Kita berharap ini bisa bikin warga kembali mencintai seni tradisi khas Jawa," tuturnya.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya