Panggil Para Dewa, Umat Tionghoa Terbangkan Uang Arwah di Gedung Rasa Dharma

Uang arwah diterbangkan dari Gedung Rasa Dharma

Semarang, IDN Times - Kegiatan ibadah menjelang perayaan Imlek mulai diadakan oleh masyarakat peranakan Thionghoa di Kota Semarang. Bertempat di Gedung Rasa Dharma, Wotgandul, Semarang Tengah, sejumlah umat Tri Dharma menggelar ritual ibadah Toa Pek Kong atau kongco naik untuk memohon keselamatan di dunia dan akherat.

 

1. Umat Tri Dharma berdoa di depan empat altar dewa dewi

Panggil Para Dewa, Umat Tionghoa Terbangkan Uang Arwah di Gedung Rasa DharmaAndi Tjok Wakil Ketua Matakin Jateng berdoa di depan Dewa Musik. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Andi Tjok, Wakil Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Jawa Tengah mengatakan sejumlah kongco yang menjaga Gedung Rasa Dharma rutin didoakan tepat saat H-7 perayaan Imlek. 

Selain kongco Dewa Musik, juga ada kongco Bian Hian Xian Tie atau Dewa Bintang Utara, kongco Dewi Kwan Im, kongco Kwan Khong atau Dewa Perang dan kongco Dewa Musik.

"Ritual kongco naik atau Pek Kong untuk memanggil para dewa turun ke bumi. Dan Dewa Dapur menjadi hal terpenting di tempat ini karena menjadi dewa yang melaporkan kejadian selama setahun," ujar pria yang punya nama Indonesia Andi Gunawan tersebut, Rabu (26/1/2022).

Baca Juga: Kisah Sinci Gus Dur di Semarang Diberi Sesaji Mendoan dan Kopi Pahit

2. Uang arwah diterbangkan untuk memanggil para dewa

Panggil Para Dewa, Umat Tionghoa Terbangkan Uang Arwah di Gedung Rasa DharmaSeorang wanita ikut menerbangkan uang arwah di Gedung Rasa Dharma Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ritual Toa Pek Kong diawali dengan membersihkan altar Dewa Dapur yang terletak di ruang paling belakang Gedung Rasa Dharma. Andi berdoa di depan altar Dewa Dapur bersama umat lainnya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dengan meletakan beberapa hio, Andi merapalkan sejumlah doa di altar Dewa Dapur. Kemudian Andi menerbangkan sejumlah uang arwah di atas tampah dan didoakan tepat di depan pintu untuk memanggil kembali para dewa.

Ritual selanjutnya dengan membersihkan altar kongco Lou Koen Ya atau Dewa Musik yang terletak di lantai dua. Uniknya ada sebuah simbal dan kenong yang ditabuh untuk mengiringi rangkaian doa di depan Dewa Musik. 

"Dewa Musik Lou Koen Ya menjadi ikon di Rasa Dharma karena menjadi penjaga kebudayaan sekaligus simbol dari Perkumpulan Boen Hian Tong sebagai salah satu komunitas kebudayaan Thionghoa tertua di Indonesia," paparnya.

3. Umat Tri Dharma berikan sedekah jelang Imlek

Panggil Para Dewa, Umat Tionghoa Terbangkan Uang Arwah di Gedung Rasa DharmaProsesi ritual menjelang Imlek di Gedung Rasa Dharma Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Lebih lanjut, menurutnya ritual Toa Pek Kong juga dimanfaatkan untuk membersihkan semua altar dewa-dewi untuk menyambut perayaan Imlek. Tak cuma itu saja, seminggu menjelang Imlek dilakukan persembahan sedekah bagi masyarakat sekitar Pecinan.

"Jika umat Muslim sering memberikan zakat fitrah, maka kami juga melakukan sedekah dengan membagikan makanan kepada masyarakat sekitar," jelasnya.

4. Gedung Rasa Dharma berdiri sejak 1876

Panggil Para Dewa, Umat Tionghoa Terbangkan Uang Arwah di Gedung Rasa DharmaPenampakan altar utama Gedung Rasa Dharma Semarang yang berisi sinci milik Gusdur. IDN Times/Fariz Fardianto

Manajer Gedung Rasa Dharma, Indriyani Hadisumarto atau yang akrab disapa Ling Ling mengatakan Rasa Dharma telah berdiri sejak tahun 1876 atau berusia 150 tahun. 

Gedung Rasa Dharma menjadi cikal bakal terbentuknya Boen Hian Tong sebagai perkumpulan acara budaya dan kesenian khas Thionghoa di Semarang.

Baca Juga: Usia 300 Tahun, Patung Kwan Im Klenteng Tay Kak Sie Dari Serpihan Kayu

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya