Pesan Kematian pada Rumah Tasripin Tuan Tanah Penguasa Semarang

Tasripin hidup di awal abad ke-19

Bentuk rumahnya bercorak akulturasi Melayu dan kolonial Belanda. Tinggi pondasi rumahnya jauh di atas pemukiman yang ada di sekitarnya. 

Dengan daun pintu yang lebar ditambah ventilasi yang besar seolah menyiratkan bahwa bangunan tersebut teramat mewah pada masanya. Deretan rumah tersebut banyak ditemukan di Kampung Kulitan, Jalan Mataram, Kecamatan Semarang Timur. 

Ketika IDN Times berbincang dengan Muhammad Fachri, salah satu penghuni rumah mengaku selama ini masih banyak rumah bergaya Melayu yang terjaga keasliannya.

"Mayoritas di rumah Kulitan itu peninggalannya Tasripin, pada awal tahun 1919 dia tuan tanah yang menguasai wilayah Kota Semarang bagian bawah. Jadi, jangan heran kalau hampir semua bangunan di jalan perkotaan miliknya Tasripin. Rata-rata bangunan warisannya banyak yang disewakan, dihibahkan dan ada juga yang dijual," kata Fachri, Selasa (27/7/2021). 

1. Rumah milik Tasripin mengandung makna tidak pernah memandang etnis dan golongan

Pesan Kematian pada Rumah Tasripin Tuan Tanah Penguasa SemarangMuhammad Fachri berdiri di istana Tasripin Kampung Kulitan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Di Kampung Kulitan, Fachri mengira-ngira masih ada 11 rumah milik Tasripin. Lokasinya berada dari ujung gang kampung sampai ke batas Masjid Taqwa Kulitan. Kebanyakan rumah peninggalan Tasripin memiliki tanah yang sangat luas. Ornamennya juga khas Melayu lengkap dengan kaca patri yang terawat dengan baik. 

Daun pintu yang rata-rata berjumlah tiga buah mengandung filosofi jika para keturunan Tasripin diajari untuk memiliki hati yang lapang. Mereka diajari oleh Tasripin agar suka berbagi dan berkawan dengan segala jenis lapisan masyarakat tanpa memandang etnis, golongan, agama maupun kondisi ekonominya. 

Baca Juga: Mengulik Jejak Tasripin, Saudagar Pribumi Penguasa Semarang Bawah

2. Rumah milik Tasripin berusia satu abad dan masih terawat dengan baik

Pesan Kematian pada Rumah Tasripin Tuan Tanah Penguasa SemarangVentilasi rumah peninggalan Tasripin memiliki ornamen yang unik. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Setiap rumah peninggalan Tasripin juga masih terpasang tegel atau jubin yang orisinal. Seperti rumah nomor 313 yang ditempati Fachri, tegel yang ada saat ini tak pernah direnovasi.

"Rumah saya ini dibangun tahun 1923. Usianya sudah satu abad. Walaupun Semarang sering dilanda banjir, saya sangat bersyukur rumah ini masih berdiri kokoh," ujar pria yang termasuk keturunan keenam dan ketujuh Tasripin tersebut. 

3. Para turis asing dan akademisi sering meneliti keunikan bangunan rumah milik Tasripin

Pesan Kematian pada Rumah Tasripin Tuan Tanah Penguasa SemarangSebuah pintu besar jadi ciri khas rumah warisan Tasripin. IDN Times/Fariz Fardianto

Ia menceritakan banyak wisatawan asal Belanda, Jerman, Jepang dan para peneliti yang kerap wara-wiri ke Kampung Kulitan untuk mempelajari konstruksi rumah peninggalan Tasripin. 

Para akademisi dari Undip, Unnes, Unika Soegijapranata dan kampus-kampus ternama juga sering menelisik keunikan rumah Tasripin lantaran bentuknya yang unik.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fachri berkata rahasia dibalik kokohnya rumah peninggalan Tasripin lantaran sejak awal dibangun menggunakan kayu jati pilihan terbaik. Tasripin yang semasa hidupnya kaya raya itu sengaja memilih kayu jati dengan ketebalan 50 sentimeter untuk digunakan sebagai pondasinya. 

Kemudian pada atap rumahnya, Tasripin memakai kayu jati dengan ketebalan yang sama agar tidak mudah keropos. Menariknya tempo dulu Tasripin sudah memahami ilmu desain interior modern sehingga atap bangunannya sudah dirancang sedemikian rupa supaya tidak digerogoti rayap. 

"Merawat rumah berusia satu abad peninggalan Tasripin memang susah. Tapi uniknya di sini atap bangunannya sudah didesain anti rayap. Makanya sampai detik ini gak pernah keropos, kalau hujan gak pernah bocor. Ibaratnya Tasripin sudah menyiapkan segala hal agar anak keturunannya bisa hidup nyaman, aman dan tenang. Dan saya sangat merasakan dampak positifnya sampai sekarang," akunya. 

4. Ada kuburan yang terpasang di atap rumah milik Tasripin

Pesan Kematian pada Rumah Tasripin Tuan Tanah Penguasa SemarangWulungan atap rumah milik Tasripin dibuat menyerupai kuburan. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kelebihan lain pada rumah Tasripin adalah ada pintu darurat yang menghubungkan dengan kampung di belakangnya. Fachri berkata mengungkap ada satu rahasia yang tak diketahui orang-orang ihwal pesan tersirat pada rumah peninggalan Tasripin. Yaitu ada sebuah wulungan berbentuk kuburan yang dipasang dibagian atap rumahnya. 

Wulungan berbentuk kuburan atau nisan itu masih bisa dilihat dengan kasat mata sampai saat ini. "Dengan dibuatnya atap rumah berbentuk nisan kuburan, Tasripin memang memberi pesan khusus bahwa kita yang hidup di dunia ini diharapkan mengingat juga pada kematian. Itu yang jadi pegangan hidup bagi semua anggota keluarga trahnya Tasripin," tuturnya. 

5. Pemkot Semarang tidak pernah memberi bantuan pada ahli waris Tasripin

Pesan Kematian pada Rumah Tasripin Tuan Tanah Penguasa SemarangSebuah pintu rahasia berada di rumah milik Tasripin di Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Fachri sejak lahir hingga beranak pinak sudah menempati rumah peninggalan Tasripin. Masih ada belasan anggota keluarganya yang tinggal di rumah Tasripin dan status bangunannya telah ditetapkan sebagai cagar budaya. 

"Tapi memang sampai detik ini Pemkot tidak pernah memberikan sumbangsih untuk ikut merawat rumah-rumahnya Tasripin. Padahal saya tahu sendiri pada APBD Semarang ada alokasi khusus untuk membiayai perawatan bangunan milik Tasripin. Hanya saja saya heran dibawa kemana uang-uang itu," keluhnya. 

Tidak adanya perhatian dari Pemkot juga menyebabkan pungutan pajak bumi bangunan (PBB) pada rumah peninggalan Tasripin terus melambung naik. Di rumahnya Fachri pungutan PBB mencapai Rp5 juta per tahun. Ada juga pungutan PBB di rumah keluarganya sampai Rp8 juta setahun. 

Pada dinding rumahnya yang mengelupas, Fachri hanya bisa menambal ala kadarnya. "Ya mau gam mau kita usahakan sendiri supaya PBB nya bisa terbayar. Untungnya generasi penerusnya Tasripin itu sekitar 65 persen bekerja sebagai pegawai negeri. Dan sisanya 40 persen lebih jadi pengusaha seperti leluhurnya terdahulu. Ini yang buat kita masih ada sedikit kebanggaan," terangnya. 

6. Warga Kulitan mengenal keluarga Tasripin sebagai kaum berada dengan rumah gedongan

Pesan Kematian pada Rumah Tasripin Tuan Tanah Penguasa SemarangDeretan rumah peninggalan Tasripin di Kampung Kulitan. IDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan sejumlah warga lokal Kampung Kulitan mengatakan mayoritas kelurga keturunan Tasripin masih menjadi golongan yang terpandang di kampungnya. 

Ratmi warga setempat berkata jika dibanding rumah lainnya, kediaman keluarga Tasripin memang tampak megah atau biasa ia sebut sebagai rumah gedongan. "Ceritanya mbah saya dulu, Tasripin kan kaya raya. Tuan tanah. Ya rumahnya sampai sekarang masih kelihatan mewah. Beda sama tetangga sekitarnya," tukasnya. 

Baca Juga: Menyibak Tragedi Perkawinan Sedarah Keluarga Raja Kulit Tasripin

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya