Puluhan Tahun Mangkrak, Umat Lintas Agama Perbaiki Vihara Jayanti Semarang

Vihara Jayanti punya arti penting bagi sejarah agama Buddha

Semarang, IDN Times - Setelah puluhan tahun lamanya mangkrak, Vihara 2500 Buddha Jayanti di Bukit Wungkal Kasap, Pudakpayung, Semarang akhirnya diperbaiki. Sejumlah anak muda lintas agama bahu-membahu membawa berbagai bahan bangunan menuju lokasi vihara sembari menyusuri Sungai Kaligarang.

1. Umat Buddha patungan saat perbaiki Vihara Jayanti

Puluhan Tahun Mangkrak, Umat Lintas Agama Perbaiki Vihara Jayanti SemarangMahasiswa Unnes ikut membawa bahan bangunan menuju Vihara Jayanti Semarang. Istimewa

Samanera Dhammatejo Wahyudi, Pengasuh Vihara Buddha Dipa Pakintelan, mengatakan terdapat 45 pemuda dari sejumlah vihara di Tamanggung dan Kabupaten Semarang yang ikut memperbaiki bangunan Vihara Jayanti. 

Mereka bersama puluhan umat Buddha Vihara Pakintelan turut memperbaiki seluruh bangunan vihara yang telah mangkrak sejak 1959 silam tersebut.

"Kita adakan kegiatan gugur gunung sejak hari Minggu dan ada beberapa mahasiswa Unnes yang ikut membantu membenahi bangunan Vihara 2500 Buddha Jayanti. Semua yang dilibatkan dari umat lintas agama. Termasuk saat kita membaca paritta atau doa-doa," ujarnya kepada IDN Times, Kamis (27/8/2020).

Pihaknya pun memilih patungan supaya bisa membeli paving block dan bahan bangunan lainnya. Umat Buddha merapikan puing bangunan agar nyaman dipakai puja bakti dan meditasi. 

Baca Juga: Seperti Vihara, Ini 7 Masjid di Indonesia Berarsitektur Khas Tionghoa

2. Vihara Buddha Jayanti dibangun di dekat Sungai Kaligarang

Puluhan Tahun Mangkrak, Umat Lintas Agama Perbaiki Vihara Jayanti SemarangPara Bhikku juga membantu membersihkan puing-puing Vihara Jayanti

Menurut sesepuh vihara setempat, Rama Wardi di tepi Sungai Kaligarang, atau tepat di Bukit Wungkal Kasap dahulu kala terdapat reruntuhan bangunan Vihara Buddha Jayanti. 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Menilik dari sejarahnya, selama tahun 1957 sampai 1959, sesepuh warga Desa Pakintelan hampir 90 persen memeluk agama Buddha. Sejak itulah, mereka berusaha membangun Vihara 2500 Buddha Jayanti. Pasir dan bebatuannya diambil dari Sungai Kaligarang. Sedangkan dinding bangunannya dibuat dari bebatuan dan papan. 

3. Vihara Jayanti jadi tonggak bersejarah bagi umat Buddha di Indonesia

Puluhan Tahun Mangkrak, Umat Lintas Agama Perbaiki Vihara Jayanti SemarangPerayaan Waisak tahun 2018 di Candi Muarajambi. (IDN Times/ Ramond EPU)

Setelah bangunannya berdiri, Vihara Buddha Jayanti diresmikan menjelang Tri Suci Waisak 1959. Di lokasi vihara itu, sempat digelar peresmian yang dihadiri 14 bhikkhu dari Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Myanmar, Jepang, dan Indonesia. 

"Saat Vihara Jayanti diresmikan, terjadi tiga peristiwa yang menjadi tonggak bersejarah bagi perkembangan agama Buddha di Indonesia. Yaitu berdirinya vihara pertama di Indonesia, ada upacara penetapan tanda vihara sebagai tempat penahbisan para bhikkhu dan ada acara upasampada bhikkhu baru untuk pertama kali di tanah air sesudah rubuhnya Majapahit," kata Rama Wardi, dalam keterangan yang diterima IDN Times.

4. Bangunan Vihara Buddha Jayanti sudah lama mangkrak

Puluhan Tahun Mangkrak, Umat Lintas Agama Perbaiki Vihara Jayanti SemarangIlustrasi Patung Budha. Anna (IDN Times/Indah Permata Sari)

Namun sayangnya, sikap umat Buddha yang belum dewasa membuat organisasi agama Buddha mengalami dinamika. Akibatnya mulai Oktober 1964 Vihara 2500 Buddha Jayanti ditinggalkan semua umatnya. "Bangunan Vihara Jayanti akhirnya mangkrak dan ambruk. Tidak pernah ada lagi kegiatan sejak saat itu," jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, ia pun mengajak umat Buddha dan pemuda lintas iman untuk membersihkan reruntuhan vihara. 

Ia berharap Vihara Buddha Jayanti bisa dipakai lagi untuk ibadah umat Buddha sebagai tempat ibadah puja bakti dan samadhi, penahbisan samanera sementara, dan puja bakti ajeg di bulan purnama.

"Apa yang dilakukan umat Buddha saat ini hanya merawat peninggalan leluhur. Tidak ada maksud untuk menguasai atau memiliki hak tanah bekas Vihara 2500 Buddha Jayanti," bebernya.

Baca Juga: Kasus Kematian COVID-19 Kota Semarang Nomor 2 di Indonesia, Mengapa?

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya