Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang Potehi

Dalang lakoni puasa mutih #imlek2021

Semarang, IDN Times - Sebagai seorang jenderal perang yang konon punya perjalanan sejarah yang panjang, sosok Guan Yu atau yang dikenal dengan sebutan Jenderal Kwan Kong sering diceritakan turun-temurun oleh kalangan masyarakat Tionghoa. 

Sosok jenderal perang yang hidup di tiga zaman kekaisaran China kuno tersebut juga dikenal sebagai tokoh yang punya kewibawaan dan tingkat kejujuran yang tinggi. 

Atas dasar itulah, sosok Jenderal Kwan Kong begitu dikeramatkan oleh sejumlah dalang wayang potehi. Termasuk oleh Thio Tiong Gie, seorang mestro dalang potehi yang kondang di Kota Semarang. 

1. Dalang potehi tidak berani ceritakan Jenderal Kwan Kong saat dipenggal

Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang PotehiWayang Potehi yang dipamerkan di Semawis Semarang. IDN Times/Fariz Ferdianto

Anak kedua Thio Tiong Gie, Thio Haouw Lie menceritakan bila sang ayah semasa hidupnya begitu menghormati sosok Jenderal Kwan Kong. 

Setiap memainkan tokoh tersebut, ia bilang ayahnya harus meneliti dengan cermat penggalan-penggalan cerita sebelum mementaskannya di depan khalayak ramai. 

"Saking memuliakan tokoh Jenderal Kwan Kong, papah saja gak berani menceritakan secara utuh. Terutama pada penggalan cerita ketika Jenderal Kwan Kong mati terbunuh, lalu kepalanya terpotong. Itu papah benar-benar gak berani ngangkat ceritanya," ujar Haouw Lie kepada IDN Times, Senin (1/2/2021). 

Baca Juga: Cerita Dalang Wayang Potehi, Dirazia Satpol PP saat Pandemik COVID-19

2. Jenderal Kwan Kong telah dijadikan dewa oleh masyarakat Tionghoa

Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang PotehiIDN Times/Reza Iqbal

Ia berkata di mata masyarakat Tionghoa terutama umat Tri Dharma, sosok Jenderal Kwan Kong memang sangat dipuja. Bahkan jiwa kepahlawanan Jenderal Kwan Kong yang sudah mahsyur sejak zaman Dinasti Han membuat tokoh yang satu ini telah didewakan. 

Thio Tiong Gie yang punya nama Indonesia Teguh Chandra sewaktu masih hidup juga berusaha memainkan cerita yang mengangkat ketokohan Jenderal Kwan Kong.

Namun, yang dialami Thio diluar dugaannya. Thio Tiong Gie yang dikenal mahir melafazkan cengkok-cengkok bahasa Mandarin beberapa kali jatuh sakit usai memainkan tokoh Jenderal Kwan Kong. 

"Papah juga pernah beberapa kali main potehi yang ceritanya tentang Jenderal Kwan Kong. Tapi papah sampai akhirnya sakit-sakitan. Setelah tahu kejadian itu, untuk selanjutnya papah tidak berani memainkan tokoh Kwan Kong lagi. Karena Jenderal Kwan Kong kan sudah menjadi bagian dari dewa yang disembahyangi di setiap klenteng. Tengok saja di klenteng, pasti ada tokoh Jenderal Kwan Kong," ungkapnya. 

3. Ada ritual puasa mutih sebelum memainkan wayang potehi

Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang PotehiIlustrasi pertunjukan wayang Potehi di Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Setelah ayahnya wafat pada 2014 pun, Haouw Lie juga tidak berani memainkan tokoh Jenderal Kwan Kong. Ia menganggap itu sebuah pantangan untuk dimainkan saat pegelaran wayang potehi. 

Haouw Lie mengatakan untuk menangkal kejadian buruk saat mementaskan wayang potehi, dirinya kerap menjalankan berbagai lelaku ritual.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Saya kalau sebelum main, pasti puasa mutih tiga hari dulu. Ya pertimbangannya buat membersihkan kotoran-kotoran pada tubuh kita," terang pria yang meneruskan bakat ayahnya menjadi dalang wayang potehi satu-satunya di Ibukota Jateng. 

4. Boneka potehi didoakan untuk menghilangkan gangguan gaib

Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang Potehiindonesiakaya.com

Boneka wayang potehi yang berjumlah 60 jenis pun ia doakan secara khusus. Karena ia sebagai penganut Khonghucu percaya sesuatu hal gaib bisa merasuk ke dalam benda mati yang berbentuk boneka potehi. 

"Kita juga rutin ritual sebelum show sepetie yang diajarkan papah, boneka potehi juga didoakan. Harapannya biar bonekanya tidak dimasuki barang-barang halus," ujarnya. 

5. Dalang potehi juga sering bakar menyan

Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang Potehisuganda794

Lalu, ritual selanjutnya adalah membakar kertas-kertas kemenyan di dalam panggung utama wayang potehi. Kemenyan ditaruh di depan panggung dan di empat sudut dalam panggung yang berbentuk segi empat. 

Menurutnya dengan membakar kertas kemenyan dipercaya bisa menghilangkan barang-barang tak kasat mata yang bisa mengganggu jalannya cerita wayang potehi. 

Selain itu, ritual lain yang ia jalankan yaitu berhenti selama dua jam sehabis memainkan pertunjukan wayang potehi. Jeda istirahat yang ia ambil dimanfaatkannya untuk berdoa kepada dewa-dewi agar tetap diberi kesehatan dan kekuatan memainkan ragam cerita potehi sampai tuntas. 

6. Wayang potehi punya sejarah sejak ribuan tahun silam

Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang PotehiWayang Potehi yang dipamerkan di Semawis Semarang. IDN Times/Fariz Ferdianto

Ia mengaku ada kebanggaan tersendiri sampai sekarang masih bisa memainkan cerita wayang potehi warisan ayahnya. Poei Sie Giok dan Jenderal Yang selalu jadi andalannya setiap kali pentas di Semawis Pecinan maupun tempat lainnya. 

"Rasanya bangga bisa meneruskan bakatnya papah. Waktu pandemik gini paling kangen ya main potehi. Karena wayang potehi punya sejarah ribuan tahun, di Semarang juga masih lestari. Tentu jasa-jasanya papah gak boleh hilang begitu saja," pungkasnya. 

7. Tokoh Pecinan Semarang: Rayakanlah Imlek 2021 dengan keluarga inti saja

Sakral! Jenderal Kwan Kong tak Boleh Dimainkan untuk Wayang Potehiinstagram.com/susie_suhartanto

Sedangkan, salah satu tokoh Tionghoa di kawasan Pecinan Semarang, Harjanto Halim menyatakan kini sudah ada edaran terkait larangan keramaian saat perayaan Imlek 2021. Semua perayaan yang menimbulkan keramaian akan dihilangkan. 

"Kami meminta umat untuk di rumah saja, merayakan Imlek bersama keluarga inti. Keluarga jauh juga kami minta tidak berkunjung ke keluarga lainnya. Berbagai perayaan yang biasanya ada, juga akan kami tiadakan tahun ini. Kami minta masyarakat mendukung, kalau kangen dengan keluarga, bisa melalui video call," kata Halim dalam keterangan yang didapat IDN Times. 

Baca Juga: Kisah Para Perajin Gudo Populerkan Potehi hingga ke Pecinan Semarang

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya