Tangan-tangan Kreatif Hasilkan Cuan dari Jualan Kering Kentang Online

Retno survive berkat kolaborasi dengan Shopee

Rumahnya yang berada di Jalan Pawiyatan Luhur Selatan V, Bendan Nduwur, Gajahmungkur, tergolong sederhana.

Jauh dari hiruk pikuk pusat kota, Retno bersama ibundanya menjalani rutinitasnya dengan bangun sejak pagi buta. Termasuk belanja kebutuhan saban hari hingga menyiapkan segala keperluan sarapan untuk suami dan anaknya.

Pandemik COVID-19 yang berlangsung hampir dua tahun lamanya juga dirasakan Retno dan keluarganya. Ibu dua anak ini menjadi satu dari jutaan warga Kota Semarang yang terdampak wabah virus Corona.

Situasi sulit benar-benar dirasakan saat awal pandemik COVID-19 pada 2020 hingga saat ini. Daripada berpangku tangan menunggu bantuan pemerintah, ia terbesit untuk mencari penghasilan tambahan. Sampai akhirnya menjelang penghujung tahun 2021, Retno bertekad berjualan kering bersama sang ibu.

"Sudah dua bulan terakhir saya jualan kering. Kebetulan kan di rumah ada ibu, jadinya bisa bantu-bantu masak," kata wanita bernama lengkap Retno Dewi Riyanti tersebut saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (9/11/2021).

Setidaknya ada empat jenis kering yang ia buat bersama ibundanya. Antara lain kering tempe, kering tempe kacang, kering kentang dan kering kentang kacang. Varian rasanya pun didominasi dengan rasa pedas dan manis.

Di sela kesibukanya bekerja di salah satu perusahaan swasta, Retno begitu telaten menawarkan keringnya kepada para koleganya di kantor. Dari yang awalnya banyak yang coba-coba, dirinya sedikit demi sedikit mendapat orderan dari teman-temannya.

"Dan yang laris dipesan malahan kering kentangnya. Mereka pada suka karena ada rasa pedas manisnya. Baru dua minggu kemarin, saya memutuskan pakai aplikasi Shopee Shop buat jualan kering kentang. Hasilnya sudah lumayan buat tambah kebutuhan belanja," akunya.

Ikutan promo 2-6 persen, cashback dan diskon 50 persen

Tangan-tangan Kreatif Hasilkan Cuan dari Jualan Kering Kentang OnlineTumpukan kering kentang yang sudah dikemas dan siap diantar ke berbagai penjuru kota di Jawa dan Bali. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Saat pertama kali menggunakan Shopee, Retno memposting ragam foto masakan kering andalannya. Ia juga mengunggah merek keringnya yakni mamima_keringkentang pada tampilan pilihan menu di Shopee Shop.

Retno bilang diluar dugaan, animo masyarakat untuk membeli kering kentangnya cukup tinggi. Baru dua minggu berjalan, dagangannya mendapat tanda bintang lima dari Shopee.

"Lewat Shopee, saya ikutan yang promo 2-6 persen. Terus ada juga cashback dan diskon 50 persen. Kering kentangnya saya posting di Murah Lebay, dari situ kan harganya jadi Rp19.950. Ternyata yang order cukup banyak. Pesanan pada datang dari teman-teman yang tinggal di luar kota. Yang tinggal di Bali, Banyuwangi, Solo, Surabaya, Yogyakarta, Bandung dan Jakarta mulai ngorder kering kentang lewat Shopee," ujar wanita 32 tahun ini.

Baca Juga: Cara Mudah Tingkatkan Penjualan Lewat Kampus UMKM Ekspor Shopee

Lebih mudah menjangkau konsumen dari berbagai kota besar

Tangan-tangan Kreatif Hasilkan Cuan dari Jualan Kering Kentang OnlineSeorang pembeli saat mengorder kering kentang buatan Retno yang terdaftar dalam menu pilihan di Shopee Shop. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Retno menceritakan hampir saban hari dirinya kini disibukan melayani orderan demi orderan yang datang dari berbagai wilayah. Ada kalanya seorang temannya dari Banyuwangi, Jawa Timur memesan enam pack. Namun ada juga ia harus melayani pesanan sampai belasan pack untuk orderan temannya dari Jakarta, Bali maupun Bandung.

Untuk setiap pengiriman di area Semarang, Retno mengandalkan layanan ojol dari Shopee. Biasanya ia mengorder para ojol untuk menjemput pesanan pada keesokan harinya. "Tapi yang buat ngirim pesanan ke luar kota, saya pakenya lewat layanan Anteraja, lebih murah dan lebih cepat menjangkau konsumen dari berbagai wilayah di Jawa dan Bali," terangnya.

Retno mengatakan layanan Shopee memberinya dampak positif saat berjualan kering kentang. 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Shopee memberinya kemudahan saat memasarkan masakan kering kentang hasil racikan bumbu rumahan sekaligus meningkatkan daya juangnya sebagai pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang berusaha bertahan saat masa pandemik.

Selain mendapat banyak keuntungan dari ragam promo yang berlangsung sampai akhir tahun, ia jadi lebih gampang membidik para konsumen yang tinggal di kota-kota besar.

Kumpulkan cuan lewat Shopee

Tangan-tangan Kreatif Hasilkan Cuan dari Jualan Kering Kentang OnlineKering buatan Retno yang laris manis diburu para konsumen. (Dok pribadi)

Mencari penghasilan tambahan selama masa pandemik pun bukan lagi perkara yang sulit baginya. Ia senantiasa memanjatkan puji dan syukur atas berkah yang diberikan Tuhan saat dirinya berjuang mencari rezeki yang halal dalam situasi pandemik yang serba sulit ini.

"Sementara ini orderanku bisa tak sambi sambil kerja. Sejak Oktober mulai jualan kering kentang melalui online, saya dapat penghasilan Rp6 juta sebulan," urainya.

Transaksi penjualannya dari Shopee turut terkerek naik sekitar 10 persen seiring bertambahnya jumlah pelanggan yang rutin mengorder lewat Shopee Shop. Orderannya dari Shopee menjadi paling tinggi ketimbang aplikasi lainnya.

"Dari Shopee aja kalau dirata-rata ada kenaikan 10 persen. Saya kepenginnya kalau orderannya sudah ada ribuan, maunya full jualan di rumah aja," kata Retno.

Jawa Tengah bangkitkan UMKM lewat strategi digitalisasi

Tangan-tangan Kreatif Hasilkan Cuan dari Jualan Kering Kentang OnlineIlustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Sedangkan berdasarkan catatan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, terdapat 44.338 pelaku usaha kecil menengah yang terpuruk akibat pandemik COVID-19. Dari jumlah itu, pelaku UKM yang paling banyak terdampak adalah penjual makanan dan minuman sebanyak 65,33 persen. Kemudian ada juga UKM sektor perdagangan yang terdampak sebesar 16,40 persen, dan jasa 6,93 persen. 

"Kalau dicermati, hampir 52,98 persen UKM di wilayah kita nyatanya mengalami kendala dalam pemasaran. Selain itu ada kendala dari permodalan sekitar 30,24 persen," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Ema Rachmawati dalam keterangan yang diterima IDN Times. 

Ema mengaku sudah ada ikhtiar dari pihaknya untuk mengupayakan strategi digitalisasi agar UMKM bisa lekas bangkit. Pihaknya memilih melakukan upaya masif guna mengubah strategi berdagang konvensional menuju digital. Di antaranya menambah wawasanw literasi digital, pelatihan, bimbingan teknis, dan workshop.

Tercatat saat ini ada sejumlah strategi yang ditawarkan oleh Dinas UKM Jateng untuk meningkatkan daya saing produk UMKM selama pandemik. Yakni dengan promosu virtual UKM Virtual Expo (UVO) yang mampu menjaring buyer luar negeri dan menangguk omzet Rp4,8 miliar.

Pemprov Jateng dan Shopee hadirkan Kampus UMKM

Tangan-tangan Kreatif Hasilkan Cuan dari Jualan Kering Kentang OnlinePeresmian Kampus UMKM Shopee Semarang, Minggu (15/8/2021). (dok. Youtube Streaming Shopee Indonesia)

Adapun kerjasama dengan Shopee dengan mendirikan Kampus UMKM. Menurut Ema, pelatihan bagi UMKM pun diberikan. Di antaranya dengan program Hetero Space, kompetisi start up. Ada pula pendampingan yang dilakukan di UMKM Center di Banyumanik. 

Upaya-upaya tersebut didukung dengan pembentukan badan hukum. Melalui instrumen aturan Instruksi Gubernur Jateng No 4/2021, untuk saat ini sudah ada 622 UKM yang terdiri dari 291 UKM berbadan hukum dan 331 non badan hukum. "Sementara transaksi yang telah bergulir sebanyak 620 paket, dengan nilai Rp 1.556.385.378," pungkasnya. 

Baca Juga: Kampus UMKM Shopee Ajak Pelaku Usaha di Jateng Melek Literasi Digital 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya